Chereads / The land of immemorial / Chapter 16 - 4K-AZ9

Chapter 16 - 4K-AZ9

Hati tifal mencelos setelah keluar dari ruang rapat. Ia berusaha menahan emosinya. Hati dan fikirannya selalu tentang martha dan jabang bayi yang dikandungnya atas sepeninggal tuan herich.

Hatinya gelisah jika harus memberitahukan tentang tugasnya. fikirannya pun mencari cara terbaik agar tidak menyakiti hati istri yang disayanginya itu.

Ia khawatir akan membuat martha jatuh sakit jika ia harus mengetahui kebenarannya. Memang sudah kesepakatan diawal bahwa ia menerima Tifal namun realitanya tidak demikian apalagi menyangkut perasaan wanita.

Ia berfikir keras, sementara fikiran nya melayang jauh memikirkan bagaimana cara terbaik untuk mengatakan atau berbohong saja.

Ia pun termenung di kamarnya, duduk disamping ranjangnya. Tarikan nafasnya cepat mengikuti emosinya yang gelisah. Tangannya gemetar dan meremas remas jari jemarinya. ia berusaha menenangkan dirinya ditengah emosi yang tidak stabil.

Tangan nya gemetar sembari mengambil segelas air putih yang ada disudut mejanya dan meminumnya. Ia mengambil sebuah buku di mejanya.

Buku notes dimana ia menulis pelajaran. Ia membuka buku itu pada beberapa lembar terakhir dan menulis surat wasiat.

"ini bercanda kan?", kata tifal berkata pada dirinya sendiri.

"Aku akan pulang", kata tifal meyakinkan dirinya.Tapi hatinya yang lain merasa ragu dan berbisik.

"sebaiknya menulis surat ini",

ia pun makin ketakutan di pengaruhi fikirannya sendiri.

Umar saif mengatakan dalam rapat itu meminta pada pasukan udara untuk melakukan misi foto citra udara agar bisa menentukan strategi, namun membutuhkan ketinggian yang sesuai agar jarak dari benteng dan gerbang serta sekelilingnya dapat terlihat jelas.

Hanya foto, pemetaan. namun untuk sebuah foto sudah banyak pasukan yang kehilangan nyawa.

"Mengapa tidak menggunakan uav, atau yang lainnya?", kata seseorang dalam rapat

"Sudah berbagai peralatan yang digunakan semuanya memakan korban dan biaya serta akan menambah ketegangan yang terjadi dengan orde naga", kata umar saif.

"Sudah beberapa uav dan drone hilang akibat gelombang elektromagnetik disekitar wilayah itu dan terakhir ketika melakukan dengan penerbangan.

Pasukan orde naga menyerang saat memasuki wilayah pegunungan dibelakang terowongan. Ia menembak jatuh pesawat kita dan dilain waktu ia menyergap pesawat kita dan menangkap pilotnya", Lanjut Umar saif dalam rapat.

***

Untuk istriku tercinta..

Martha dan untuk anakku yang akan lahir.

Jika kalian membaca tulisan ini dari Ali maka ia sudah menyelesaikan tugasnya. Menyampaikan kabar dariku bahwa aku sudah pergi.

Aku minta maaf padamu martha. Aku mencintaimu.

Tifal.

Air mata tifal menetes dan membasahi kertas itu. Ia merobek kertas itu dari bukunya dan melipatnya, menaruhnya pada sebuah amplop putih.

Rencananya Ia akan memberikan surat itu pada Ali setibanya di folgn. Setelah itu ia tertidur sejenak menenangkan fikiran. namun tiba tiba suara riuh percakapan terdengar dari koridor. Tifal terbangun dan menyeka air matanya kemudian membasuh wajahnya di wastafel. ia melihat di arlojinya pukul dua pagi.

beberapa pilot dan mechanic bergegas menuju hanggar.

Kabut masih sangat tebal dan begitu dingin serta basah, bekas hujan semenjak maghrib tadi. mereka berkumpul dihanggar menghindari gerimis yang belum juga selesai.

Dari balik kabut pesawat pesawat kecil mendarat satu persatu di landasan dan menuju ke arah hanggar.

Umar saif menyalami pilot pilot yang turun dari pesawat pesawat itu setelah sebelumnya memberikan hormat.

"selamat datang ", kata umar saif menyambutnya.

Kami semua dibariskan dan diberi pengarahan bahwa pesawat pesawat itu adalah pesawat kami nantinya untuk menjalankan tugas yang didatangkan dari Myrmo.

***

Jhon berdiri dihadapan kami yang berjumlah sepuluh orang dan memberikan pengarahan tentang memperlakukan pesawat dan lainnya. Kemudian memberitahu nomor registrasi pesawat satu persatu yang akan kami gunakan.

Setelah jhon memberitahu nomor registrasi pesawat tersebut, kami pergi menuju pesawat masing masing. pesawatku ada di posisi nomor dua dari ujung dengan nomor registrasi 4k-AZ9.

"semoga angka keberuntungan", kataku penuh harap.

Gerimis yang sedari tadi jatuh tidak lantas membuat kami menunda untuk melihat pesawat itu. merupakan kebanggaan bagi kami dapat kesempatan menerbangkan pesawat dengan engine piston dan propeller yang dilengkapi amunisi.

Aku memutari pesawat dan melihat seluruh bagiannya. Melihat detail dari pesawat tersebut. Aku meraba badan pesawat yang lapisannya terbuat dari alumunium itu.

Ada beberapa lubang di bagian belakang badannya dan tembus kesisi lainnya. seperti terkena peluru.

Esoknya seluruh staff teknik, engineering, engineer, mechanic, dan lainnya berkumpul di masing-masing pesawat dan melakukan pekerjaannya. banyak sekali orang bekerja pagi itu.

Sementara aku mendapat izin, langsung bergegas pulang menemui martha di folgn.

***

Selama dikereta aku tertidur akibat kelelahan selama beberapa hari belakangaan, Mempersiapkan fisik dan mental untuk sebuah tugas. dan tidur selama satu jam cukup membuatku segar kembali.

Aku mengetuk pintu apartement milik martha yang merupakan tebing yang diukir sehingga memiliki banyak ruangan.

Apartment martha sendiri berada di lantai dua. balkonnya adalah tebing tebing yang dibuat cekung kedalam dan dibatasi oleh kaca yang cukup tebal. dari tebing itu seluruh kota dapat telihat.

jika malam lampu lampu menerangi beberapa daerah. namun pembagianya tidak merata, ada juga di beberapa daerah lainnya gelap dan sebagian lainnya menggunakan obor.

Sepupu martha, Salsa membukakan pintunya dan saat ia memberitahukan kedatanganku. Martha langsung menghambur padaku. aku melihat perut nya semakin membesar dan terlihat berat.

"kau pasti lapar", kata martha. kemudian ia pergi ke dapur dan membuatkan teh hangat.

"Terima kasih istriku",kata tifal sembari menaruh barang barang dan mandi setelah melakukan perjalanan jauh.

Martha membuatkan makanan, disana martha pun mulai bercerita tentang sepeninggal tuan herich, prosesi pemakaman dan hasil USG bahwa anakku adalah perempuan, dan aku pun bercerita tentang diriku selama pendidikan.

Ia pun tidak menemukan Ali di sana rupanya Ali dan Rumi masih melaksanakan pekerjaaannya. Mengantar pasukan ke yerevan dan belum pulang.

Martha mendapat foto foto perjalanan mereka yang dikirim oleh rumi.

"bagus sekali", kata tifal sambil memandangi foto mereka berdua.

"keliatan nya mereka sangat dekat ya?", kata martha.Tifal memandangi martha tanpa menjawab sepatah katapun.

"calon kaka ipar", martha membercandai suaminya itu.

Tifal membalas dengan senyuman.

"kalo rumi merasa cocok, apa boleh buat", lanjut tifal.

Di akhir pembicaraan, martha berbicara mengenai tugas tifal. Mereka berdua berada dalam keheningan sesaat. sampai akhirnya tifal memutuskan tidur terlebih dahulu.

"Kenapa suamiku?", tanya martha manja.

"Aku mengantuk sayang", kata tifal melenggangkan badannya menuju ruang tidur.