Chereads / Atlanesia / Chapter 8 - Patung Roro Jonggrang

Chapter 8 - Patung Roro Jonggrang

Para tentara monster klan Abra kembali kembali ke Kartavia, untuk melapor ke pemimpin tertinggi tentang apa yang terjadi tadi, dimana mereka kehabisan tenaga dan terpaksa mundur untuk mengisi tenaga mereka kembali. Namun keputusan pemimpin tertinggi sudah Mutlak, mereka(para tentara monster Abra) yang telah dianggap gagal menjalankan perintah dari pemimpin tertinggi dianggap sebagai penghianat dan harus mendapatkan hukuman mati, karena klan Abra tak ingin senjata biologisnya ini akan menjadi senjata makan tuan, maka para tentara monster itu akan dihukum dengan menyuntikkan racun agr mereka mati, dan sebelum mereka disuntik mati semua virus yang ada di tubuh mereka di keluarga kemudian dimasukkan di rubah menjadi racun untuk mereka, karena dengan begitu tubuh monster tersebut rak akan bisa meledak.

Sementara itu Pemimpin tertinggi Lara mempersiapkan rencana baru bersama para penduduk klan Abra. Sedangkan Adidev sudah sampai di kota Matayogja, Adidev, profesor Abimata dan juga Wasishta segera pergi menemui pemimpin tertinggi klan Arya yang tak lain merupakan sahabat sang ayah, Adidev ingin meminta izin agar para Arya muda dari Kartavia bisa tinggal disini, selain untuk mencari perlindungan mereka juga butuh pengobatan karena perang yang mereka hadapi tadi. Selain itu Adidev juga harus melaporkan tentang apa yang terjadi pada klan Arya di Kartavia, hingga rombongan mereka sampai di kota ini.

Setelah izin di terima, Adidev pergi menyendiri lagi mengelilingi kota yang damai ini, tanpa terasa ia sudah berada di bekas puing-puing candi, tempatnya berada di pinggiran perbatasan klan Arya di kota ini, saat Adidev sedang berkeliling melihat reruntuhan candi tiba-tiba terlihat dari kejauhan bayang-bayang seorang wanita mengikutinya dari belakang dan diikuti dengan banyak bayangan yang lainnya, ia menoleh karena mengira itu adalah Wasishta dan para rombongan yang lain menyusulnya kemari, namun alangkah terkejutnya Adidev karena ketika ia berbalik yang dilihatnya bukanlah Wasishta dan lainnya melainkan gadis lain dengan pakaian yang berbeda dari peradaban mereka dengan orang-orang yang tidak Adidev ketahui bahkan mengenal mereka, Lalu tiba-tiba orang-orang yang mengikuti gadis itu menghilang, menyisakan sang Gadis yang berjalan dengan Anggun mendekati Adidev hingga dalam jarak tertentu.

Sepertinya gadis itu pernah hidup jauh-jauh sebelum Atlanesia ini terbentuk, karena perbedaan mereka yang begitu mencolok. Namun pakaian yang ia kenakan itu tetap terlihat mewah dan anggun melekat di tubuh gadis tersebut. Dengan sopan Adidev memperkenalkan dirinya pada gadis itu

"Aku Adidev, seorang klan Arya muda!" ucap Adidev sopan.

"Lalu siapakah kau?" lanjutnya.

"Namaku Roro Jonggrang, aku adalah salah satu nenek moyang negri ini, aku lahir jauh sebelum peradaban ini lahir, bahkan sebelum peradaban masa lalu juga lahir!" jawabnya dengan sopan.

"Lalu kau, bukan anda kurasa itu lebih sopan. Bagaimana anda bisa hidup selama ini? Dan juga kenapa hidup menyendiri disini?"tanya Adidev dengan polosnya.

"Ini rumahku, Aku adalah Arca di candi itu (sambil menunjuk ke arah candi tempat patung roro jonggrang berada), aku tidak bisa meninggalkan tempat ini atau aku akan menghilang dan mati (kembali hanya sebagai patung), kau bisa mendekat jika ingin tahu bagaimana aku bisa hidup!"jawabnya.

Adidev mencoba mendekati wanita yang mengaku nenek moyang penduduk Atlanesia tersebut, dan alangkah terkejutnya ia, ternyata wanita di hadapannya hanyalah hologram yang di ciptakan oleh seseorang dari peradaban sekarang, seoerti halnya saat Adidev sedang berkomunikasi melalui jam tangannya yang akan terhubung oleh bluetoot di telinganya. Namun teknologi ini lebih canggih dari milik Adidev. Memang akan terlihat nyata dalam jarak 2-3 meter, namun begitu mendekat akan terlihat bahwa ia benar-benar hologram,

"Bagaimana bisa anda bergerak seperti layaknya manusia biasa? mengelilingi reruntuhan ini, dan berjalan layaknya kami, Anda bahkan juga mampu menghindar jika ada yang menghalangi langkahmu?" Adidev mulai penasaran.

"Aku sudah diprogram seperti itu oleh kekasihku!" jawab Roro Jonggrang singkat.

"Kekasih? Patung, memiliki kekasih? Seorang manusia?"Adidev mulai bingung.

"Apa kau ingin mendengar kisahku?"tanya Gadis itu tiba-tiba di tengah kebingungan Adidev.

tanpa di iyakan oleh Adidev gadis itu mulai bercerita tentang kisahnya.

***********

Kisah Roro Jonggrang.

"Dulu aku adalah seorang putri dari kerajaan Baka, dan ayahku bernama Prabu Baka, di berwujud raksasa, ayahku memang raja yang tamak, namun aku begitu menghormati dan menyayanginya, beliau juga menyayangiku. Suatu ketika ayahku ingin menyerang kerajaan pengging yang terkenal dengan kesuburn tanahnya dan kemakmuran rakyatnya, berbeda di kerjaannku karena sifat ayahku yang tamak. Awalnya ayahku memenangkan pertemanan melawan Raja Damar Maya yang merupakan raja di kerajaan Pengguna hingga membuat para pasukannya mundur dari medan perang, namun Raja Damar Maya kemudian menyuruh putranya kembali maju ke medan perang sebelum ayahku berhasil masuk ke wilayah kerjaan Pengguna, dan Ayahku (Prubu Baka) gugur di tangan Bandung Bandawasa.

Patih setia ayahku yang bernama Gupala menginstruksikan agar tentara Baka mundur karena sang raja telah terbunuh, dan mereka dalam posisi yang tersudut, namun Bandung Bandawasa ingin mengakhiri peperangan ini dan berniat mengambil alih Kerajaan Baka, saat masuk ke keraton disitulah ia bertemu denganku. Aku yang sebelumbya mengetahui berita Ayahku meninggal dari patih Gapapa akhirnya memikirkan siasat untuk membalas dendam atas kematian ayahku padanya, sebelum Bandung mencapai keraton. namun rencanaku berubah ketika Pangeran Bandung menyatakan cintanya padaku, dan berniat meminangku.

Singkat cerita aku pun bersedia ia nikahi denga dua syarat dariku, aku sengaja memberikan syarat itu agar ia tak bisa menikahiku, dan akan menjadi rencana balas dendamku atas kematian ayah. Pertama Aku meminta pangeran Bandung Bandawasa untuk membuatkanku sebuah sumur yang dalam, dengan alasan karena daerah kerajaan Baka adalah nengeri yang gersang, syarat kedua, aku meminta di bangunkan 1000 candi dalam waktu semalam sebagai mas kawin pernikahan kami nanti.

Ia menyanggupinya dan langsung melakukan syarat yang pertama, ia begitu cepat menggali lubang dan dengan sekejap sumur itu berhasil di buatnya, aku terkejut mendengar berita itu dari patih Gupala, ternyata pangeran Bandung adalah orang yang begitu sakti, aku harus memikirkan cara saat aku melihat ia sudah mulai membangun candi sebagai syarat kedua, aku melihat ia di bantu oleh para makhluk halus dan dedemit untuk membangun candi-candi tersebut. hingga hampir selesai.

Ini memberikan sebuah rencana baru, aku membangunkan para Biyada ( para pelayan istana wanita) untuk membantuku menumbuk lesung, dan aku memerintahkan para gadis dan wanita di desa untuk mengumpulkan jerami sebanyak-banyaknya membakarnya di bagian timur sehingga membuat cahaya layaknya mentari pagi, rencanaku ini berhasil, sebelum satu candi terakhir berhasil di buat ayam-ayam berkokok, dan terlihat sinar yang terang dari api yang di buat oleh gadis desa dari arah Timur.

Membuat para tentara makhluk halis dan dedemit yang membantu pangeran Bandung Bandawasa kelimpungan dan memilih pergi meninggalkan tugasnya dan kembali ke alamnya lagi. Namun ternyata Pangeran Bandung menyadari itu, ia begitu murka bahkan rayuanku dan permintaan masuk tak mampu meredamnya aku dinjadikannya arca sebagai pengganti candi terakhir dan pelengkap seribu candi, aku benar-benar menyesal kala itu. bagaimana tidak aku hidup sebagi patung dan melihat banyak kematian dan kehidupan berganti berthun tahun lamanya, dan ku tak dapat berbuat apa-apa hidup tak hidup mati tak mati, aku hanya berdiam di bangunan candi. Aku tak menginginkan kehidupan seperti ini.

Aku bahkan menyaksikan sendiri bagaimana hancurnya perdana lama, dan hampir semua sejarah peradaban masa lalu menghilang didepan, untunglah ratu laut melindungiku dari keganasan kekuatannya bersama bangunan bangunan penting lainnya hingga aku berada disini sekarang, dan ia memberikan sesuatu padaku, ia berkata kelak akan ada seseirang yang terpilih akan menerima barang tersebut.

Tapi aku hanyalah patung, aku tak akan mampu menjaga barang yang dititipkan padaku oleh Ratu Laut. tapi Ratu Laut mengatakan satu hal lagi.

"Kelak kekasihmu akan datang kembali dengan nama yang sama karena kalian memang sudah ditakdirkan untuk bersama, ia akan membebaskanmu dan orang itu bernama Bandung!" Aku begitu terkejut dibuatnya, "orang yang telah merubahku orang itulah yang akan membebaskanku?" ucapku dalam hati.

Lalu Ratu laut pergi dan kembali aku sendirian kali ini benar-benar sendiri denfan barang titipan berupa sebuah benda berbentuk lingkaran dan akan menyerupai bentuk matahari (surya majapahit) ketika benda itu terbuka. dan di dalamnya Ratu laut menyimpan energi dari para prajurit dan bala tentara terkuat dari masa lalu hingga peradaban kuno Atlanesia.

Sampai akhirnya 500tahun yang lalu seorang bernama Bandung itu benar-benar datang dan membebaskanku, ia bahkan mengubahku menjadi hologram agar aku bisa terus hidup untuk menunggu orang terpilih yang dimaksud Ratu Laut mengambil benda titipannya, dan setelah itu baru aku bisa menemuinya dan benar-benar bebas dari dunia ini, dan ternyata itu membutuhkan waktu yang cukup lama, ia juga merubah energi para para prajurit masa lalu menjadi nyata dalam sebuah hologram sehingga mereka memiliki wujudnya seperti sebelum mereka menjadi energi terkuat. sebelum ia meninggal karena usianya. dan sekarang kurasa sudah saatnya aku mengikutinya karena aku telah menemukan orang yang dimaksud oleh Ratu Laut, orang tersebut adalah kau si omeegang buku yang tersembunyi rmalan kuno dari Raja gunung, yang sengaja disimpan di kerajaan Laut.!" Rori mengakhiri kisahnya

"Akan ku berikan benda itu padamu, Lalu aku ingin kau mematikan sebuah benda di samping patung itu, maka jiwaku akhirnya akan terlepas dari tubuh patungku dan aku akan bebas dari dunia ini!" pinta Roro jonggrang

"Biar aku yang melakukannya Adidev!" suara seseorang muncul dari belakang Adidev, ternyata Wasishta sudah dar8 tadi mengamati mereka berdua dari dekat diantara puing-puing candi yang hancur termakan usia.

"Biar aku yang melakukannya, sebagai ucapan terimakasih kepadamu karena telah berhasil menjaga dan melakukan perintah Ibunda Ratu Laut!"

Mereka bertiga kemudian menuju ke tempat arca Roro Jonggrang berada, di sebuah candi besar, ia seorang diri, disana ada benda yang di ceritakan oleh san Roro, begitu mempersilahkan Adidev untuk mengambil benda tersebut ia lalu memberikan penghormatan terakhir, menunduk dengan hormat layaknya seorang putri keraton, lalu Wasishta mematikan tombol di bagian patung, sebuah cahaya terang keluar dari tubuh patung itu, membentuk rupa seorang putri seperti layaknya gambaran di badan patung iy melambaikan tangan lalu menghilang menembus langit cerah kala itu. dan kemudian patung tersebut hancur dengan sendirinya tanpa di sentuh oleh mereka berdua.