Ardanareswari, merupakan klan yang dianggap suci oleh masyarakat Atlanesia sekarang, bahkan dianggap sebuah mitologi legenda yang luar biasa, karena klan ini pernah hidup 1000 tahun yang lalu, ketika pemimpin tertinggi berdarah murni dipilih pertama kali, dan menjadikannya pemimpin Atlanesia , namun setelah itu akan menghilang. klan yang hanya terdiri dari seorang wanita yang dipilih oleh Ratu laut dan Raja Gunung dari keturunan mereka sebagai pengawas dan pelindung Atlanesia. dengan ciri-ciri tertentu yang dimilikinya. Yang bisa membedakan mereka secara mata telanjang adalah dengan melihat warna kulit mereka tak seperti masyarakat Atlanesia warna kulitnya akan terlihat bersinar jika terlihat dari jauh, lalu saat mencoba mendekat maka warna kulitnya akan terlihat pucat layaknya kulit klan Abra, jika berada di dekatnya warna kulit mereka berwarna kuning langsat khas kulit klan Arya. selain itu perbedaan mencolok yang lain adalah saat melihat matanya yang berwarna biru terang. berbeda dengan penduduk Atlanesia yang berwarna hitam atau coklat, namun biasanya ia akan menyembunyikan mata itu agar bisa berbaur dengan masyarakat Atlnesia. Hanya orang tertentu yang mengetahui perbedaan mata tersebut, yang tak di ketahui oleh penduduk Atlanesia ternyata mata itu akan berubah menjadi merah darah ketika mereka dalam situasi yang mencekam untuk mengeluarkan tenaga mereka. Selain itu ciri-ciri yang lain yang tak diketahui oleh masyarakat lain adanya tanda lahir di bagian tubuh yang tertutupi dan simbol aneh yang terdapat di punggungnya(seperti simbol matahari majapahit)
******
Wasishta yang sedang makanpun berhenti dari kegiatannya begitu mendengar pertanyaan dari ketua klan Arya.
"Ardanareswari? Apakah ini nyata? Benarkah kau orangnya? seorang klan Ardanareswari?" tanya ketua klan yang masih tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.
Gadis itu memandang ke arah ketua klan, lalu tersenyum kearahnya, kemudian kembali melanjutkan kegiatannya kembali. ketua klan Arya hanya bisa diam melihat seorang Ardanareswari di depannya, sedang makan nasi goreng drbgan lahap dan masih þerlihat anggun, meskipun ia sudah menghabiskan dua piring nasi goreng. Semua tentang klan yang dianggap tahayul oleh seluruh masyarakat Atlanesia sekarang, karena tak pernah di ketahui jejak-jejak peninggalannya, bahkan semua cerita tentang klan misterius ini. Dan sekarang seorang Ardanareswari sedang berada di depannya, secara nyata bentuk fisiknya, ini seperti sebuah mimpi yang begitu nyata untuk pria yang umurnya sekitar 53 tahun ini.
Adidev yang saat itu ikut berdiri di dekat ayahnya di ruang makan juga ikut tertegun mendengar dan melihat kenyataan dindepannya ini, klan yang ia pelajari bersama ayahnya, yang dari kecil ia dengar dari cerita para tetua klan Arya, sekarang ia melihat klan itu sendiri di hadapannya. seorang gadis yang mengaku dari klan Ados ini ternyata klan Ardanareswari, klan suci yang hidup 1000 tahun lalu setelah negara baru ini terbentuk. dan terlihat kemunculan terakhirnya setelah melahirkan pemimpin tertinggi keturunan murni terakhir yangbtak sempat di lantik dari rahimnya, karena di kabarkan tewas beberapa menit sebelum di lantik.
"Apa yang ia lakukan disini sekarang? bukankah sudah tak ada lagi keturunan murni yang bisa ia lahirkan lagi? atau mungkin benar yang tertulis di buku tersebut?" tanya Adidev dalam hati. Ia kemudian ikut duduk disebelah ayahnya berhadapan dengan Washista.
"Yang kalian tak tahu, saya tetap disini melihat semuanya. bahkan tentang pemimpin murni yang terakhir, kami juga mengetahuinya!" ucap gadis itu
"Kami? tunggu, bukankah klan ini hanya terdiri dari satu orang wanita saja?" tanya ketua klan.
"Ya kami memang hanya ada satu, tapi kami seperti bunga, seperti kupu-kupu, seperti angin. Seperti bunga kami selalu tumbuh berganti, dan seperti kupu-kupu kami akan menghilang ketika kami sudah menyelesaikan tugas, kami juga seperti angin yang selalu mengelilingi kalian dan tahu seperti apa tingkah dan kegiatan kalian tanpa kalian tahu keberadaan klan kami!" Ucap Wasishta yang kemudian kembali melanjutkan aktifitasnya.
"Jadi benar sekarang Atlanesia sedang tak aman? jadi kau datang kemari lagi? dan itu karena ketidak adilan yang di terima klan Ados?" Tanya Adidev kali ini.
Lagi-lagi gadis itu hanya diam dengan memandang ke arah Adidev lalu melanjutkan lagi kegiatannya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa yang terjadi jika kita membiarkan ini? karena kita juga tak bisa ikut campur dengan perbatasan mereka!" lanjut Adidev.
"Kalian akan menerima hal yang sama jika klan Ados musnah, mereka klan yang tamak, akan melakukan apapun untuk kepuasan pribadi, meskipun harus membinasakan seluruh klan!" ucap Wasishta.
Semua terdiam mendengar jawaban Wasishta.
"Mungkin tidak sekarang, namun jika klan Ados punah kalian dan klan Abdi yang mungkin akan jadi berikutnya, bukankah mereka klan yang tak bisa di tentang oleh semua klan jika mereka sudah berbicara, hanya dengan kekuatan mereka bisa di kalahkan dan negosiasi yang mungkin tak mudah untuk di lakukan!" lanjutnya.
Karena Klan Ardanareswari yang dianggap suci, menurut semua klan kata-katanya dianggap dapat di percaya, karena klan ini dianggap tak bisa berbohong. mungkin hanya diam jika mereka tersudut atau jika mereka kepergok, seperti yang dilakukan Wasishta saat klan arya mengetahui tentang jati dirinya. yang sudah lama ia sembunyikan dari mata para pengawas dan tentara klan Abra.
Namun yang tak di ketahui seluruh klan, klan Ardanareswari memiliki kekuatan yang dahsyat, ia bisa memporak porandakan setiap tempat yang ia ingin kan hinggga menjadi debu, bahkan seluruh orang tak dapat lari dari kekuatan Ardanreswari, dan jika seorang Ardanareswari tewas maka musnah juga Atlanesia oleh kekuatan Raja gunung dan Ratu Laut dengan kemarahan mereka.
Maka dari itu klan Ardanareswari lebih memilih untuk menyembunyikan identitasnya agar tak terlihat mencolok, dan ia lebih sering memanipulasi dirinya, agar dapat berbaur dengan para penduduk Atlanesia, hanya keturunan murni darinya yang dapat membedakan meskipun ia berbaur dengan klan yang lainnya.
*******
"Mungkinkah mereka ingin merencanakan sesuatu?" tanya Adidev lagi pada Wasishta
"Entahlah, hanya kau yang akan mengetahuinya nanti, bukankah buku itu berada di tanganmu?" jawab Wasishta.
"Buku? tunggu, bagaimana kau tahu tentang buku ini?" tanya Adidev yang mulai bingung.
"Karena itu milikku, milik Atlanesia!" ucapan Wasista Singkat.
"Maksudmu?" Adidev semakin penasaran.
"Kau yang dipilihnya, berarti kau yang bisa menjawabnya!" jawaban itu menutup percakapannya malam ini dengan klan Arya kemudian ia pergi meninggalkan ruangan tersebut untuk menuju ke kamarnya.
Tiba-tiba Wasishta kembali untuk mengatakan sesuatu
"Mingkin jika kau lebih pintar, kau akan mengetahui apa yang ada di dalam buku itu selain cerita masalalu Atlanesia!" Ucapnya lalu berbalik arah kembali menuju ke ruanagn yang sudah di persiapkan untuknya.
Adidev dan Ayahnya hanya saling pandang, mereka tak mengerti maksud dari gadis tersebut, hingga malamnya masih dibtempat yang sama ia membuka lembar demi lembar buku tersebut dan membaca isinya, namun sampai larutpun ia tak menemukan apa yang di maksud oleh gadis itu sebenarnya. Untuk apa Ardanareswari tiba-tiba muncul di hadapannya jika hanya untuk klan Ados saja, mungkinkah ada rencana lain yang mungkin akan dilakukan oleh klan Abra kepada Atlanesia dan penghuninya?
"Aku tak menemukan apapun didalam buku ini ayah, apa maksud Ardanareswari itu?" runtuk Adidev yang matanya masih juga membaca ke arah buku temuannya tersebut.
"Mungkin benar kata gadis itu, jika kau pintar akan menemukan misteri dari buku ini, sayangnya anakku ini. begitu bodoh!" ucap sang ayah sambil memukul pelan kepala anaknya.
Adidev hanya bisa menggerutu yang kemudian berlanjut dengan tawa hangat candaan ayah dan anak itu hingga menggema ke seisi ruang makan dari salah satu keluarga klan Arya tersebut. Tanpa mereka ketahui seseorang sedang memata-matai mereka dari tempat yang tak terlihat.