Chereads / The Unbeatable Woman / Chapter 8 - 8. Pertunjukan Kematian

Chapter 8 - 8. Pertunjukan Kematian

Di tengah investigasi Lucas berserta timnya. Shadow tengah mempersiapkan diri untuk melanjutkan aksi selanjutnya.

Di markas rahasia Shadow sebuah sistem berteknologi tinggi tengah beroperasi di hadapannya. Log, bug serta host yang begitu sulit kini timbul tengelam di hadapannya. Untuk seorang pembunuh bayaran seperti dirinya, ia lebih memilih bekerja sendiri. Seperti mata yang kini tengah dipakai olehnya. Sistem itu bernama Al-Eye.

Beberapa kali sistem Al-Eye diberikannya perintah, seperti men scanner struktur bangunan, atau memberikan data-data tentang orang-orang yang dia temui olehnya. Karena kemampuan inilah, dia selalu lolos ketika tengah melakukan aksinya. Tanggal sekian, jam sekian, ia telah mendapatkan lokasi targetnya.

Pakaian OB tengah dipakainya agar leluasa masuk ke dalam, pastinya mengunakan wajah palsu. Ada beberapa petugas keamanan yang mengawasi tempat itu, tapi tidak membuat Shadow kesusahan untuk masuk karena ia telah memperlajari struktur bangunan mengunakan mata buatan. Meretas adalah hal mudah, apalagi meretas CCtv, mungkin keahliannya.

Wajah Shadow tengah memperhatikan dari sebuah ruangan di belakang panggung, begitu gelap membuatnya tidak terlihat karena pakaiannya menyantu. Ia tengah mengamati diam-diam targetnya yang tengah duduk tertawa.

Tidak pernah teralihkan pandangannya dari wanita itu dair targetnya. Beberapa pengawal tengah berjaga di sekeliling, ada yang tengah mengunakan pakaian biasa ada pula yang tengah menyamar.

Mengunyah permen karet sambil menunggu waktu yang tepat. Debat kadidat presiden sudah dimulai, dengan tiga orang calon kadidat.

Pikirannya tengah mencari tahu tentang foto pria yang diberikan padanya. Ia tidak sabar menyelesaikan kasus yang tengah terjadi saat ini. tangannya tengah dikepal dengan erat, emosi mengebu di dalam hati.

"Jika aku menjadi presiden... aku akan...."

Kini masing-masing kadidat telah menyampaikan visi dan misi mereka, ketika mereka terpilih nanti.

Shadow yang masih melihat dengan santai, dengan mengunyah permen karet di mulutnya, kini wajahnya mulai berubah menjadi serius. Kini sistem Al-Eye tengah memberikan peringatan waktu mundur untuk menjalankan misinya. Ia menjulurkan tangannya pada sebuah tombol.

Klak!

Sebuah tombol ditekannya, membuat sesuatu di atas saja bergerak maju sejajar dengan ketiga kadidat presiden. Ada sebuah kawat melingkar dan mengambang di atas sana, begitu transparan ketika terkena cahaya lampu, membuat kawat tidak bisa terlihat jelas.

Ketiga orang itu begitu pandai berdebat, sampai tidak menyadari jika bahaya tengah berada di sekitar mereka.

Klak!

Benda yang bergerak tadi, kini menuju arah bawah, sebuah kawat, agak sesajajar dengan wajah seorang kadidat.

Klak!

Suara lagi terdengar, kini kawat itu sudah mendapatkan targetnya.

Lucas yang tengah berada di Club tanpa sengaja melihat ke arah televisi yang tengah terputar memperlihatkan kadidat presiden yang tengah berbicara. Ia merasa ada yang ganjil, tidak menemukan keributan ataupun kekacauan membuatnya bergegas menuju stasiun televisi.

Klak!

Suara sekali lagi terdengar. Kini, calon kadidat itu mulai mengerang kesakitan akibat cekikan kawat di lehernya.

"Urrgh... Argh..." pekik pria itu menahan kesakitan karena lilitan kawat di lehernya.

Seluruh penonton membulatkan matanya, ada pula yang terkejut melihat kejadian yang berada di hadapan mereka.

"A-apa yang terjadi?" tanya beberapa orang secara bersamaan.

Beberapa orang terlihat panik begitu pula dengan apa yang tengah terjadi.

"Kenapa calon... seperti itu?"

Klak!

Disituasi yang begitu mencengkam, Shadow membuat hal itu makin bertambah creepy. Satu kali lagi suara tombol terdengar membuat tubuh calon presiden itu terangkat ke atas. Erangan dan rintihan kesakitan sangat jelas telihat dari raut wajah milik pria itu.

"Urgh... Akh!" pekik pria itu tengah berusaha untuk melepaskan diri dari lilitan kawat itu, kakinya terus bergerak berusaha untuk meraih podium di depannya untuk berpijak, sayang sekali dia tidak dapat meraihnya.

Kawat mulai menerobos masuk ke dalam kulit serta daging milik pria itu, darah mulai terlihat jelas keluar dari leher pria itu.

Srettt... Crusshh…

Suara keras terdengar, suara darah dan kawat yang mematahkan leher pria itu dengan begitu sadir. Kawat itu benar-benar menembus kulit, dan menyayat leher dari pria paruh baya itu.

Darah mengucur dari lehernya, ada yang terpancar mengenai penonton, ada pula yang mengenai pembaca acara saat itu. Semua penonton yang hadir di sana mulai berteriak histeris, mereka keluar berhamburan, sedangkan siaran masih saja berlanjut.

Tidak hanya di dalam studio, begitu banyak orang yang tengah menyaksikan hal itu melalui televisi. Semuanya makin histeris, bahkan ada yang pingsan.

Shadow tengah menikmati aksinya itu, dia seakan begitu bergairah melihat darah yang keluar dari tubuh pria itu. Dia mengetik beberapa huruf di keyboard, hingga dia bisa menembus sistem yang tengah menyiarkan siaran langsung itu.

Dokuman rahasia milik pria itu kini bertebaran dilayar kaca masing-masing orang yang tengah menonton siaran itu. Dokumen kasus korupsi, penyuapan, serta ada juga kasus perdagangan manusia, organ tubuh, serta darah, dan masih banyak hal lainnya.

Lucas, yang tengah menonton itupun terkejut, termasuk semua orang menyaksikan siaran itu. Sebuah pesan suara masuk kini tersiarkan dengan sangat jelas.

'Membunuh satu orang manusia yang telah membunuh begitu banyak orang, apa salahnya? Jika dia telah menjadi Presiden, apa yang akan terjadi di negara ini? Anak jalanan tidak ada lagi, tapi yang ada adalah anak-anak yang hilang tanpa jejak.'

'Anak-anak kelaparan, didekati, diberikan makanan, setelah mereka pulih, akan di ambil organ tubuhnya, atau dijual agar diperbudak.'

'Menangkapnya di penjara masih membuatnya hidupnya senang, bahkan dia masih bisa melakukan hal-hal seperti itu lagi. Makan enak, tempat tidur enak, penjara seharusnya sama seperti mereka yang di penjara lainnya. Tidak ada yang namanya penjara VIP.'

Sebuah gambar penjara dengan fasilitas lengkap pun terlihat di sana. Terdapat AC, tempat tidur yang nyaman, serta televisi.

'Silahkan komentari apa yang tengah terjadi saat ini. Apa pria seperti itu layak untuk hidup?'

Tuuuuutttt!

Mendengar perkataan Shadow membuat semua orang mempertanyaan apa yang tengah terjadi? Apakah ada pahlawan yang menumpas korupsi ataukah ada hal lain. Tidak sedikit yang tengah mempertanyaan siapa yang membuat pria itu secara langsung, di hadapan seluruh rakyat. Hanya orang yang begitu berani melakukannya.

Lucas yang melihat hal itu begiut geram. Ia tidak percaya dengan apa yang tengah dilihatnya. Ponsel di tangannya diremasnya dengan kuat.

"Sialan …." Umpatnya sambil mempercepat laju mobil.

Bersambung …