Sebelum kembali melancarkan misi yang telah gagal sebelumnya, Shadow memilih mengambil misi baru. Bukan sembarangan misi, misi tersebut berada pada sebuah kapal pesiar megah.
Ia tengah melihat hologram imajinasi menampilkan proses misinya yang telah gagal sebelumnya. Ia begitu kesal harus gagal membuat pria yang sejak lama ditunggu kesempatan untuk membunuhnya, setelah mendapatkan kesempatan itu ia harus gagal rasanya begitu frustasi memikirkannya.
Rak dipenuhi puluhan senjata terlihat, matanya menelusuri tiap senjata yang tengah terpasang itu, kemudian jatuh pada sebuah senjata. Sebuah hologram face, dipakai untuk membuat wajah penyamaran baru untuknya.
Di lautan lepas sebuah kapal pesiar tengah mengapung memperlihatkan kemegahannya. Hawa dingin lautan mulai terasa, serta aroma air lautan menguap ditemani cahaya bulan terpantul.
Gaun satin pesta membuatnya begitu menawan berpadu dengan rambut berwarna perak tergerai. Ia benci suara berisik karena itu memilih menjauh dari keramaian yang tercipta di dalam kapal.
Pesta hanya alasan kapal itu tengah berlayar di luatan lepas, tetapi sebenarnya lebih dari kata 'pesta' itu sendiri. Beberapa orang akan hadir di sana adalah para penjudi kelas kakap. Terlihat mesin kasino mulai keluarkan ketika jam telah menunjukan pukul 8.
Target misi kali ini adalah pemilik kasino dengan perut buncit serta memiliki begitu banyak wanita simpanan. Walaupun sulit karena pasti akan banyak para pengawal, tetapi ia sangat menyukai sebuah tantangan.
"Huh! Seharusnya aku tidak gegabah membunuh gadis itu," batinnya sambil membuang napas kasar.
Pikirannya tidak tenang ketika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
Darah terciprat ke wajahnya ketika pisaunya dengan cepat menyayat lehar seorang wanita disebuah club malam. Hal yang paling membuatnya tidak tenang, ia membunuh seorang wanita tengah hamil muda, sedang dalam kamusnya tidak akan pernah menyakiti anak kecil, dengan terpaksa ia harus membedah perut wanita itu untuk menyelamatkan janin yang tengah berada di dalam kandungannya.
Shadow memporak-porandakan isi perut gadis itu. Bagian dalam tubuh wanita itu terlihat. Para petugas yang melihat kondisi wanita malang itu, hampir muntah. Darah bercucuran di lantai, serta perut yang telah robek dan juga sayatan di leher.
Ia terpaksa membawa janin itu kembali ke markas rahasia. Untung saja kondisi janin itu masih hidup, walaupun begitu lemah karena terpisah dari ibunya.
"Huh!" sekali lagi ia menghempaskan napas dengan kasar.
Dipembatas kapal shadow tengah menikmati keindahan malam ditemani gelas yang baru saja di isi wiskey. Segelas saja cukup, sebelum ia menjalankan misi selanjutnya.
Sebuah suara mengalihkan perhatiannnya ketika melihat seorang pria yang menjadi targetnya, tetapi ada hal yang tidak biasa terlihat di sana membuatnya Shadow mengerutkan kening melihat pria yang menembaknya dua hari lalu menjadi pengawal pria itu. Sejenak mata mereka bertatapan satu sama lain, kemudian pria itu pergi dari sana. Lucas yang menjadi pengawal pria tua itu.
Lantai pesta telah penuh menandakan jika acara telah dimuali di aula kapal itu. terlihat begitu banyak tamu undangan yang hadir dari berbagai kalangan pun ikut dalam pesta tersebut. Shadow mengerutkan kening, ketika melihat beberapa anggota organisasi yang dikenal tengah menyamar, tetapi tidak pernah ada yang menyadari kehadirannya.
Di bawa cahaya lampu, Lucas dengan rahang tegas bibir tipis tengah bersandar sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada membuatnya terlihat begitu sempurna.
"Hallo tuan... Apa tuan ingin aku temani tidur?" tanya seorang gadis dengan pesona menggoda.
Beberapa wanita datang mengoda membuatnya sedikit risih, hal itu membuat Shadow terkekeh. Beberapa kali dia menghindar beberapa kali pun dia selalu digoda oleh gadis-gadis nakal.
Shadow meletakan gelas wiskey di tangannya di atas meja, kemudian beranjak dari tempat duduk. Gaun satin serta lipstick berwarna merah berpadu rambut perak kini menyatu di bawa cahaya lampu, langkahnya mendekat ke arah Lucas.
"Permisi Bibi..." sapa Shadow. "Kekasihku tidak suka dikelilingi gadis pelacur sepertimu..." kata Shadow dengan tatapan sinis kemudian memeluk Lucas membuat pria itu sedikit terkejut, ia belum paham dengan apa yang tengah dilakukan oleh Shadow terhadapnya.
Apa yang dikatakan oleh Shadow membuat wanita yang baru saja menggoda emosi.
"Bibi? Pelacur? Siapa yang kau panggil seperti itu?" geram sang wanita.
"Apa ada gadis yang lain di sini selain anda?" tanya Shadow dengan nada tinggi, ia pun tidak mau kalah.
"Beraninya kau memanggilku seperti itu... aku ini gadis baik-baik, dari keluarga terpandang..." kata gadis itu dengan marahnya.
Shadow mengerutkan kening. "Benarkah? Tapi apa yang kulihat barusan memperlihatkan jika kau seperti gadis murahan. Lihatlah pakaian yang kau pakai, sangat tidak cocok denganmu, seperti ibu-ibu saja. Gaya rambut, Make up tebal, dan pakaianmu, Ouwh. Tidak berkelas sama sekali," kata Shadow sambil menunjuk gadis itu dari atas sampai bawah.
"Beraninya kau... mengajariku? Berapa usiamu?" tanya wanita itu.
"Hhmmm... tidak sopan menanyakan usiaku, sedangkan yang bertanya tidak menyebut usianya," kata Shadow sambil tersenyum kecil.
"Aku... Aku 35thn..." tanpa sengaja wanita itu terpancing emosi.
"Pft! Kau cocok kupanggil Bibi... Aku? Usiaku 25thn," ejek Shadow sambil tertawa.
Apa yang baru saja dilakukan oleh Shadow membuat pria itu tersenyum kecil, ia sangat menyukai ackting shadow.
Shadow menarik dasi milik pria itu, dengan ackting manja dan nakal di perlihatkannya.
"Kekasihku ini usianya 28th, dia muda dan gagah. Apa menurut bibi usianya seperti ini butuh seorang Bibi yang... emmm... Ouwh. Sangat memalukan untuk dikatakan," kata Shadow sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Kau... berani..." geram wanita itu membuatnya ingin menyiram shadow dengan minuman yang tengah dipegangnya tetapi shadow lebih dulu menghindar membuat wanita itu terjatuh dengan pakaian basah.
Rasa malu menyelimutinya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini sebelumnya. Apa yang terjadi, membuatnya dendam pada Shadow.
"Kau... tunggu pembalasan dariku," kata Wanita itu sambil pergi dari sana.
"Yayaya... aku akan menunggumu," ucap Shadow sambil menjulurkan lidah mengejek wanita itu. "Hhm. Cari saja aku jika kau bisa menemukanmu," batin Shadow
Semua perhatian tertuju pada mereka, tapi tidak diperdulikan oleh Shadow sama sekali. Matanya tertuju pada pria yang baru saja dibantu olehnya.
"Aku sudah menyingkirkan wanita pelacur darimu, bagaimana kau akan membayarku?" tanya Shadow tersenyum, kemudian beranjak pergi tetapi pergelangan tangannya ditarik membuatnya masuk ke dalam pelukan Lucas.
"Bagaimana jika aku membayarmu dengan tubuhku?" tanya Lucas berbisik tepat di telinga Shadow membuat pipi wanita itu memerah.
"Em... Ehem... Aku tidak menerima tubuh seseorang," jawab Shadow meninggalkan pria itu.
"Menarik," gumam Lucas.
Ia belum pernah menemukan wanita yang mengacuhkannya, apalagi dirinya memiliki pesona luar biasa, tidak mengherankan jika para wanita itu menggodanya. Mungkin, ia akan menarik salah satu wanita yang sempurna diajak untuk membuat ranjang berderit. Namun, kali ini ia tertarik dengan wanita yang baru saja menolongnya.
Beberapa saat kemudian tiba-tiba lampu di aula itu mulai redup, beberapa pemain musik kini mulai mengalunkan nada-nada di udara, begitu tenang, lembut, dan mendamaikan.
Sejenak Shadow memejamkan matanya menikmati alunan nada-nada yang tengah mengudara itu. Terlihat beberapa pasng orang tengah berdansa di depan sana.
"Pasangan ya, aku tidak butuh," batin Shadow sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
"Sendiri?" sebuah suara membuat matanya terbuka. Ia bisa mengenalinya, ia adalah pria yang baru saja ditolongnya sesaat yang lalu, dan kini tengah mengulurkan tangan ke arahnya.
"Mau berdansa denganku?" tanyanya. "Aku ingin membalas pertolonganmu tadi,"
Mau tidak mau, ia harus menerima tawaran pria itu. Shadow tersenyum kecil, kemudian mengulurkan tangannya menerima pria itu sebagai pasangan dansanya.
Meraka berdua kini menjadi pusat perhatian, bahkan beberapa orang yang tadi berdansa, berhenti dan memperhatikan mereka. Seperti romeo dan juliet, begitu serasi satu sama lain, pakaian mereka begitu mengkobinasikan kedua orang itu, mata Shadow begitu terang menyatu dengan jernihnya mata milik pria di depannya.
Tidak ada yang berbicara diantara keduanya, hanya ada kaki-kaki mereka berdua seirama dengan alunan musik yang dimainkan. Tarian demi tarian kini menghiasi seisi aula itu. membuat begitu banyak yang terkagum dengan mereka.
Aroma pafrum maskulin tercium dari tubuh sang pria. Begitu mengoda kaum hawa yang menciumnya.
"Siapa namamu?" tanya Lucas.
"Aku tidak memberi tahu namaku pada orang asing,"
"Tsk, bagaimana aku menghubungimu?"
"Tidak ada hal apapun, untuk kau menghubungiku,"
"Bagaimana jika aku memintamu untuk jadi kekasihku?"
Shadow tertawa sejenak. "Aku? Tapi, aku tidak suka menjalin hubungan dengan lawan jenis,"
"Kau..."
"Aku bukan penyuka sejenis. Ya sudah... Untuk malam ini saja, aku akan jadi kekasihmu. Dan... Aturan, aku yang buat,"
Hingga alunan musik berhenti, dansa kedua orang itu pun berhenti dan di akhiri dengan tepukan serta pujian.
Bersambung ...