Ophelia kembali menuju kereta kuda untuk segera pergi dari area pertambangan milik Kerajaan Oriana. Gadis berambut merah kecokelatan itu mengeluarkan kertas yang baru saja ia ambil dari tenda perkemahan tambang tadi.
Gadis bermata emerald itu kini mengamati kertas yang tergulung rapi di ikat dengan serat kayu alami. Gadis itu penasaran dengan apa isi di balik kertas tebal ini, dirinya sudah tidak sabar untuk membacanya di Mansion Duke.
Di tengah dirinya berjalan, dan mengamati kertas itu ia tidak sengaja berpapasan dengan pelayan pribadi Tuan Muda Pertama sekaligus kesatria wanita satu-satunya yang di miliki Keluarga Duke Asclepias, yang tak lain adalah Audrey.
"Bukankah itu adik Tuan Muda Orion?" dalam hati pelayan pribadi Tuan Muda pertama Duke Asclepias itu di kejauhan.
Wanita dengan panjang rambut se-pundak itu langsung meletakan pedang armornya kemudian memberikan salam begitu dia berhadapan dengan Ophelia.
Ophelia yang tak tau jika pelayan pribadi Kakak Pertamanya ada di sana terkejut karena tiba-tiba saja ada yang menunduk hormat padanya, dan tentu saja dia kelabakan karena takut pelayan pribadi Kakaknya mengetahui kertas yang sedang dia pengang.
"Astaga, ya tuhan!" lagi-lagi sifat asli Violet keluar, dirinya terperanjat. Gadis berambut merah kecokelatan itu hampir saja celaka karena saking terkejutnya.
Audrey sadar adik perempuan majikannya itu sedang tidak fokus, ia lantas mencoba untuk meraih tangan Ophelia dengan spontan tanpa sadar karena Puteri bungsu Duke itu hampir saja terjatuh.
"Apakah Anda baik-baik saja, Nona? Ini aku, Audrey..." mencoba untuk menenangkan.
"Aku masih merasa aneh dengan situasi ini, aku harus mencoba untuk lebih terbiasa dengan tubuh Ophelia," dalam hati, "hampir saja ketahuan."
"Aku baik-baik saja, hanya kaget sedikit.. Tak perlu khawatir," jawab Ophelia dilanjutkan dengan tertawa canggung.
"Benarkah? Anda harus benar-benar baik, jika tidak aku bisa di hukum, hahaha," pelayan pribadi Kakak Pertama gadis bermata emerald ini rupanya sedang mencairkan suasana.
"Ya ampun, Kak Orion tidak mungkin sampai begitu padamu..." Ophelia lantas mengingat jika Kakak Pertamanya itu tak ada di area pertambangan jadi dia bertanya, "aku ada pertanyaan, dimana Kakak pertama, Orion?"
Pelayan pribadi Kakak Pertamanya itu langsung menjawab jika Orion sedang berada di Ibu Kota bersama dengan salah satu rekan kerjanya.
"Aku kemari karena disuruh untuk mencari sesuatu oleh Tuan Muda Pertama," ucap wanita berambut sepanjang pundak itu.
"Apakah kau kemari untuk mencari ini?" gadis berambut merah kecokelatan langsung mengeluarkan, mengangkat, dan menunjukan barang yang baru saja ia temukan di dalam tenda perkemahan tambang beberapa menit yang lalu.
"Bagaimana bisa--" kaget.
"Hehe... Antarkan aku pada Kakak, aku mohon..." pinta Ophelia manja kepada pelayan pribadi Kakak Pertamanya.
Audrey lalu memijat keningnya sebentar, "baiklah... Nona. Akan ku antar kau pada Tuan Muda Orion. Lagipula Tuan Muda hanya nongkrong di café."
"Terima kasih," tersenyum.
***
Dua orang pria sedang mengobrol, mereka tengah membahas sesuatu yang tidak boleh di bicarakan di area pertambangan emas milik Kerajaan Oriana. Jacklandro Apallo, dan tentu saja, Orion Victory tengah berbincang di dalam café Ibu Kota.
Mereka sudah memantau bersih bahwa di sana tidak akan ada yang menguping tentang masalah yang akan di bahas, bahkan pelayan pribadi Orion tidak mengetahuinya. Rekan kerja Tuan Muda Pertama Duke, Jacklandro. Sembari menikmati secangkir teh dan cemilan yang tersedia di atas meja, dirinya meminta Orion untuk lebih bersabar menghadapi krisis di pertambangan.
Sementara Orion yang medengarkan celoteh rekannya itu sedang memegang secangkir kopi panas di tangannya, dia bahkan tidak menyentuh secuilpun cemilan di atas meja yang tengah di nikmati rekan kerjanya itu, Kakak Pertama dari tokoh utama wanita "Unrequited Love" tidak menyukai makanan manis.
"Aku harus mengatakan apa pada Dic besok jika dia tiba di sini nanti," Dic adalah sapaan gampang yang biasa di ucapkan pada sahabat Kakak Pertama Ophelia, Didce Longrest Gramdrid.
Kepala Orion pusing, diapun langsung menenggak kopi panas yang di pegang dalam cangkir, itu membuat rekan kerjanya, Jacklandro sampai geleng-geleng kepala.
"Sudah ku bilang tenangkan pikiranmu, kau biasanya sangat dingin seperti es, kenapa tiba-tiba jadi seperti namamu? Bagaikan api yang menyala, panas. Persis seperti rambutmu itu, jangan sampai rambutmu juga ikut terbakar karena kepalamu sedang mendidih, aku bisa-bisa lari dari sini."
Tatapan Orion kini tajam mengarah pada rekan kerja yang tepat berada di depannya, membuat Jacklandro ketar ketir setelah mengucapkan banyak kata-kata yang sama sekali tidak berguna bagi pria bermata moonstone itu.
Helaan napas terdengar sampai ke bagian pintu café, membuat gadis yang baru saja datang bersama dengan pelayan pribadi Tuan Muda Pertama Duke itu bertanya-tanya, kenapa Kakak Pertamanya bisa mengeluh.
Menoleh, "Lia?! S-sedang apa kau kemari??" Orion terkejut melihat adiknya sudah ada di dalam café tempat ia beristirahat sejenak.
"Heii, Kakak.... Apakah telingaku tidak salah dengar? Kakak tadi sedang menghela napas?" goda Ophelia pada Kakak Pertamanya, disaksikan oleh rekan kerja Tuan Muda Pertama Duke, Jacklandro.
"Kau pasti salah orang, Lia," pria bermata moonstone itu mengelak.
"Benarkah?" mendekat pada Kakak Pertamanya, pikiran jahil Violet berjalan lancar di saat seperti ini, Ophelia Violetta menyipitkan kedua matanya tepat di hadapan wajah Kakak Pertamanya, Orion.
"Lia, kau sedang apa?" menegur gadis bermata emerald itu, "tidakkah kau melihat rekan Kakakmu ada di sini?"
Adik perempuannya itu langsung melihat siapa yang sedang duduk bersama dengan Kakak Pertamanya. Saat mata Ophelia berpapasan mata dengan pria di depan Kakaknya, pria itu otomatis tersenyum, membuat Violet terkena serangan mental karena sudah bersikap tidak sopan di depan rekan kerja Kakak Pertamanya, Orion.
"Kampret, aku lupa. Ku pikir tidak ada orang tadi," dalam hatinya.
Audrey, pelayan pribadi Orion tertawa melihat tingkah laku Ophelia.
"Ahaha, senang bertemu denganmu, Tuan... Aku adalah Ophelia Violetta, puteri bungsu dari Duke Asclepias," seakan sedang menekan tombol otomatis, Violet menjadikan Ophelia berubah mode menjadi Lady yang anggun.
"Senang bisa bertemu denganmu juga, Puteri, namaku Jacklandro Apallo," balas pria bermata hitam pudar kepada gadis berambut panjang merah kecokelatan.
"Oh Iya, Kakak. Aku membawakan ini untukmu," Ophelia mengeluarkan sapu tangan yang telah dia ambil dari dalam tenda perkemahan tambang Kerajaan Oriana.
Orion terkejut, "dari mana kau mengetahuinya?" bertanya.
"Eum... Hanya kebetulan, hehe. Jangan sampai Kakak menghilangkan lagi barang berharga seperti itu, jika tidak Kakak pasti akan sakit hati," gadis bermata emerald ini tidak mau jujur pada Kakak Pertamanya.
"Dasar... Terima kasih sudah menemukannya," Orion membelai lembut kepala adik perempuannya membuat Jacklandro merasa iri.
"Lihatlah Kakak Adik yang terlihat bahagia ini, aku sampai di lupakan," ucapnya bercanda.
"Siapa juga yang menyuruhmu ada di situ," balas Orion kepada rekan kerjanya itu.
"Jahat."
***
Suasana dalam hutan terasa kering, tak seperti di wilayah lainnya, Hutan Meadow terasa sangat dingin, dan mencekam. Ranting, dan daunnya berguguran, namun masih terlihat beberapa bunga yang bermekaran pada permukaan tanahnya.
Satu ekor serigala perak sedang berjalan sendiri, sesekali berhenti untuk melolong, juga mendongakkan sedikit kepalanya ke atas.
Serigala dengan mata tajam berwarna kuning ke-emasan, cakar serta giginya sangat runcing, cukup untuk merobek daging segar yang ada dihadapannya.
Di tengah perjalannnya itu, ia berpapasan dengan seseorang, "dari mana saja kau?" tanya-nya kepada seseorang itu.
"Kau hanya ingin tahu, atau ingin tahu sekali?" balasnya.
"Dua-duanya."
"Apa...? Kau hanya boleh memilih satu, hihihi."