Chereads / MARRY THE TWINS / Chapter 8 - The Day You went Away

Chapter 8 - The Day You went Away

Kleiner masih bergulat dengan setumpuk pekerjaannya meskipun hari ini adalah hari Minggu yang seharusnya ia pergunakan untuk mengistirahatkan tubuhnya, terlebih lagi hari ini adalah cuti pernikahannya, bukan? Jiwa pekerja kerasnya tidak bisa terkalahkan oleh apapun juga.

Kleiner membaca satu persatu dokumen yang telah diletakkan di atas meja kerjanya oleh sang asisten. Hingga tibalah pada satu dokumen penting mengenai rencana pelarian diri sang mantan tunanganーVillearisa Cyra Demougust.

"Apa ini?" tanya Kleiner seorang diri. Ia membuka dokumen tersebut dengan tergesa-gesa. Sorot matanya menyala seperti serigala yang kelaparan.

Brak!

Kleiner menggebrak meja dengan keras. Ia kehilangan kendali atas dirinya. Pria tampan yang baru saja menikah itu pun lantas berteriak, "Kurang ajar!"

Tok tok tok!

Pintu besar berbahan kayu mahoni pun terbuka perlahan. Terlihat pria dengan kemeja bermotif kotak masuk ke ruang kerja Kleiner membawa satu dokumen yang diminta oleh tuannya.

Melihat ada yang tidak beres, si pria tadi buru-buru berjalan masuk menghampiri tuannya dan bertanya, "Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya Oscar sambil meletakkan dokumen yang ia bawa di atas meja kerja Kleiner. "Anda terlihat seperti ... ehm ... seperti ...."

"Apa?!" tanya Kleiner datar dengan sorot mata mengintimidasi.

"Seperti pria yang baru saja dicampakkan," sahut Oscar dengan senyum jahil.

"Hmm," gumam Kleiner. "Asisten kurang ajar! Kau ingin gajimu dipotong lagi bulan ini?" tanya Kleiner dengan nada mengancam.

"Ohh, tidak ... tidak." Oscar menempelkan kedua telapak tangannya seraya meminta ampun. "Namun, bukankah itu fakta yang terjadi, Tuan?" Lagi-lagi sang asisten tersenyum jahil.

"Sialan! Pergi atau saya potong lehermu?!" Suasana hati Kleiner terlihat sangat tidak baik. Ia tidak ingin berdebat dengan sang asisten yang sudah lama setia dengannya.

"Tuan, jika Anda membuka dokumen ini, tolong jangan berteriak karena kemungkinan besar mata-mata Nona Cyra ada di rumah ini!" seru Oscar sambil mendekatkan wajahnya ke daun telinga Kleiner.

"Mata-mata? Dia menyelipkan mata-mata di rumah saya?" Kells membelalakkan matanya ketika menatap Oscar yang sedang mengangguk.

"Silakan Anda baca, Tuan!" Oscar membungkukkan badannya. "Saya pamit."

"Tunggu!" cegah Kleiner saat Oscar ingin melangkahkan kakinya.

"Ya, Tuan? Bukankah Anda tidak ingin saya berada di sini?" Oscar membalikkan badannya.

"Duduk!" perintah Kleiner. Ia meraih dokumen yang tadi dibawa oleh Oscar lalu mulai membuka dan membacanya satu persatu.

Terdapat beberapa foto Villearisa sedang bermesraan bersama dengan anak tertua dari keluarga BurkeーBrandon Burke. Wajah Kleiner memerah dan ia pun menggertakkan giginya.

"Kurang ajar!" maki Kleiner kemudian melemparkan dokumen yang berada di tangannya sembarangan.

Bruk!

"Boss, take it easy!"

Oscar berdiri dan mengambil dokumen yang tadi dilempar oleh Kleiner.

"Apa kau bilang?! Take it easy?!"

Kleiner melipat kedua tangannya di atas perut. "Bagaimana perasaanmu jika melihat tunanganmu bermesraan bersama dengan sahabatmu sendiri?! Hah?!"

"Astaga! Apakah yang Anda maksud adalah si tampan Brandon Burke, Tuan?" seru Oscar lantang. "Lalu apa yang bisa saya lakukan, Tuan?"

"Habisi mereka!" titah Kleiner sambil mengepal kedua tangannya. "Rahasiakan semua ini dari siapapun!"

"Makーmaksud Anda adalah?"

Oscar menatap Kleiner dengan tatapan tidak percaya.

"Siksa mereka dengan perlahan!"

Kleiner menatap jauh ke depan. Ia sedang membayangkan sesuatu di dalam benaknya.

"Dan awasi Cia! Jangan sampai dia luput dari pandangan matamu!"

"Baーbaik, Tuan. Saya akan mengawasi Nona Cia sesuai dengan perintah Anda," sahut Oscar.

"Jadi, mereka berada di Belanda sekarang ini?"

Kleiner meraba bulu halus yang mulai tumbuh di dagunya.

"Benar, Tuan," jawab Oscar. "Apakah kita akan mempermainkan saham mereka?"

"Tentu saja. Cabut semua investasi kita di perusahaan Burke!" titah Kleiner lagi.

"Apakah Anda yakin, Tuan?"

Oscar tahu benar bahwa tuannya akan melakukan apapun agar amarahnya tersalurkan.

"Seperti yang Anda ketahui bahwa kita akan merugi jika menarik atau membatalkan persetujuan kontrak kerjasama bilateral dengan perusahaan Burke," ujar Oscar tidak setuju.

"Hahaha ...."

Kleiner tidak kuasa menahan tawa.

"Justru mereka yang terlihat bodoh dan akan merugi jika bermain-main dengan Tuan muda keluarga Stonevrustarios," hardik Kleiner seraya menatap asistennya. "Kehilangan dua ratus juta Poundsterling lebih baik jika dibandingkan dengan laba yang akan mereka dapatkan saat bisnis ini terus berjalan."

Glek!

Oscar menelan saliva-nya. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Kleiner yang cerdas.

"Baiklah, Tuan. Saya akan melakukan seperti apa yang Anda perintahkan," ujar Oscar mencoba mengerti jalan pikiran Kleiner.

**

Vyschella membuka kedua matanya perlahan. Tangannya meraba-raba sisi kanan ranjangnya dan ia pun hanya mendapatkan ranjang yang kosong.

"Hmm? Kemana dia?" tanya Vyschella dengan suara serak.

Tok tok tok!

"Eh?"

Vyschella terkejut dengan suara ketukan pintu.

"Apakah ada tamu yang datang ke kamar ini? Karena jika itu adalah Kleiner, untuk apa dia mengetuk pintu?"

Untuk menghilangkan rasa penasaran, Vyschella pun bangkit dari ranjangnya. Ia berjalan terhuyung-huyung membukakan pintu.

Ceklek!

"Kak, Kley!"

Wanita yang mengetuk pintu tadi berseru gembira ketika pintu kamar Kleiner terbuka dengan perlahan. Namun, senyum di wajah wanita itu pun menghilang seketika seiring dengan kemunculan Vyschella yang kini menjadi istri sah Kleiner.

"Kley tidak ada di sini," ujar Vyschella tegas.

"Hei, kau pikir siapa dirimu!" teriak wanita itu. "Mengapa kau ada di kamar tidur utama? Bukankah ini adalah kamar Kak Kley? Jangan-jangan kau mengusirnya dari kamar pribadinya sendiri? Dasar jalang!"

Vyschella teringat pesan saudara kembarnya sehari sebelum ia menggantikan posisi sang saudaranya itu sebagai istri sah Kleiner. Bahwa musuh utama yang harus ia hindari di rumah mewah nan megah ini adalah Alexaーsi anak angkat keluarga Stonevrustariosーyang angkuh dan sok berkuasa.

"Aku adalah istri sah Kleiner. Jadi, wajar saja kalau kami berbagi kamar tidur yang sama. Oh, tidak hanya itu, kami pun mandi bersama dan tidur di dalam satu selimut yang sama pula," jelas Vyschella dengan senyum mengembang di bibirnya.

Brak!

Alexa geram. Tanpa pikir panjang, wanita itu mendorong pintu kamar tidur utama dengan sekuat-kuatnya hingga Vyschella terpental dan kepalanya membentur dinding dengan kuat.

"Aarghh!" teriak Vyschella kesakitan. Ia memegang kepalanya dengan kedua tangan seraya menahan sakit.

"Apa ini? Di mana Cyra yang kukenal kuat? Ternyata sosok Cyra yang sebenarnya hanyalah wanita lemah! Hahaha ...."

Alexa tertawa puas hingga terlihat deretan gigi putih yang terawat. Ia sangat senang bisa menyiksa Vyschella yang ia kira adalah Villearisa. wanita itu tidak menyadari bahwa Kleiner berada tidak jauh di belakangnya sedang mengawasi tindak-tanduknya yang sudah kelewat batas.

Tak tak tak!

Kleiner berjalan dengan cepat menghampiri dua orang wanita yang sedang bersitegang. Namun, dirinya lebih memilih menolong Vyschella daripada Alexa.

"Ada apa kau ke mansionku?"

Kleiner bertanya dengan datar. Ia tidak ingin menoleh sama sekali ke arah Alexa, tetapi tidak dengan wanita tidak tahu malu itu. Dengan cekatan, Alexa meletakkan tangan kirinya ke pinggang Kleiner dan mengikutinya masuk untuk menolong sang istri.