'Melihat kamu bisa tertawa seperti ini. Aku sangat bahagia. kebahagiaan yang sangat luar biasa. Sukron kasirt ya Allah,' ucap Rina dalam hati sambil merunduk.
Eza membeli kepala istrinya. "Terima kasih kamu tidak menyerah. Dan maafkan aku yang tidak menjelaskan kenapa aku tidak datang pada malam itu dan tidak mengabarimu."
"Aku marah dan kesal karena aku sudah menunggu 2 jam. Di dalam pikiranku aku hanya mencemaskan keadaan mu, kamu juga tidak menjawab telepon dariku walau aktif. Apa kamu baik-baik saja, atau terjadi sesuatu saat operasi. Dan ..
.."
"Katakan saja. Aku mengerti."
"Iya mengerti. Heh ... kamu itu, susah sekali ditebak. Kadang membuat aku melayang lalu. Brok. Jatuh. Yang belum bisa ku mengerti dari kamu, saat Dirga menelpon. Kenapa Kakak meminta Intan untuk diantar. Apa Kakak berniat kembali kepada Intan?"