Tatapan dari Eza itu membuat Rina terpaku. 'Mau tidak mau aku harus melakukannya. Siapa tahu setelah aku melakukannya aku bisa mencintainya dan membuka hatiku. Hingga aku tidak bodoh lagi. Jika aku melakukannya, pasti nantinya aku akan memiliki rasa tanggung jawab, kepadanya. Sehingga tidak mungkin aku meninggalkannya,' ucap Eza dalam hati.
Melihat senyum di wajah Eza namun juga menatap keraguan di mata Eza.
'Sangat sulit mengerti dari arti tatapan mata itu. Jika menolak aku dosa. Aku saat ini belum percaya kepadanya. Hatiku masih sangat hancur dan aku harus bagaimana menanggapinya? Saat ini aku rasanya ingin bercerai. Aku tidak sanggup lagi menahan pernikahan ini. Aku tidak sanggup lagi menerima kebohongan darinya. Masih 9 hari pernikahan saja ... serasanya aku menangis darah. Dia mudah mencabik-cabik hatiku. Dan semua kata-kata Intan masih terngiang di telingaku apalagi chat yang dikirim Kak Eza. Masih terlintas di depan mataku.'