"Cie … yang sebentar lagi mau tunangan?" goda kak Doni yang baru saja pulang kuliah. Karena hari ini kak Doni masuk siang. Jadi, sore baru pulang deh. Dia langsung menghampiri kamar adiknya. Entahlah, ada rasa yang tak biasa ketika dia mendengar bahwa adiknya benar-benar akan bertunangan.
Tania yang saat itu sedang tengkurap sambil mendengarkan musik, langsung bangun, cara mencopot headset dari kepalanya.
Kak Doni duduk di tepi tempat tidur, tersenyum memandang adiknya.
"Apaan sih, Kak. Ngeledek ya? Sudah tahu kalau mama sama papa belum setuju, malah meledek. Tapi tenang, Kak. aku masih ada 1001 cara untuk merayu Papa sama Mama supaya mengizinkan aku untuk segera bertunangan. Jadi, Pasti_"
"Ish, jangan nyerocos dulu. Memangnya kamu belum tahu?" Kak Doni memotong pembicaraan Tania.
"Apa kak? Tahu apa sih maksudnya? Aku nggak tahu apa-apa. "