"Saya nggak ngerti apa yang bapak omongin."
"Hahah... Saya yakin kamu bakalan ngomong kayak gitu. Kamu khawatir di anggap sebagai pengkhianat oleh kawan-kawan mu itu, kan?"
"Suwer dah, gue nggak ngerti pak Anton....!"
Bahkan Arka yang menunjukkan wajah frustasinya pun sama sekali tak membuat pendirian pria itu putus untuk terus menekannya.
Arka bahkan di buat beringsut menjauh dengan gerakan paniknya, sampai pintu tertutup itu menghantam bagian tubuh belakangnya.
Arka sudah terhimpit, namun setelah disadarinya pak Anton masih saja berjalan mendekat. Hampir saja Arka teriak, "Ampun om, saya masih perawan."
Tapi untung saja ia segera tersadar, mana mungkin pria yang nampak mesum itu juga tak pandang jenis kelamin, kan?
Pak Anton yang berdiri berjarak beberapa langkah darinya pun lantas bicara. Terlampau pelan sampai-sampai perlu untuk Arka membuka kupingnya lebar-lebar. Seolah menjadi rahasia antara keduanya.