Arka bangun lebih malas dari pada biasanya. Bahkan ia tak pernah sampai mengerucutkan bibirnya semonyong kali ini. Wajah bantalnya kaku, sementara dahinya berkerut dengan kedua alis di jungkitkan.
Bangkit dari ranjang berantakannya, meninggalkan sisa pergerakan tanpa sadar layaknya baling-baling bambu. Langkahnya menghantam lantai keramik seolah ingin membobol bagian yang di lewatinya. Arka bahkan melakukan persiapannya dengan kasak-kusuk.
Lihatlah, bahkan handuk basah setelah dikenakannya saja langsung di lempar asal hingga akhirnya terjatuh ke lantai. Seluruh isi lemarinya bahkan seketika amburadul, sementara dasi yang sedang di carinya selalu tersimpan rapi di dalam laci.
Tak masalah, Arka hanya ingin semua orang tahu saja jika dirinya tengah dalam mode tak ingin di usik.
"Nggak mau makan dulu?"