Reva menghentikan mobilnya tepat di sebuah halaman rumah megah nan besar. Ia pun langsung turun dari mobil dan mengetuk pintu tersebut. Ternyata ini adalah rumah kedua orang tua dari Saga.
Reva mengetuk pintu itu berkali-kali. Tak lama kemudian, maka muncullah sepasang suami istri dari dalam. Mereka adalah ayah dan ibu Saga.
"Ya ampun, Reva ...."
Bu Angel adalah ibu dari Saga. Wanita itu langsung menyuruh Reva untuk masuk ke dalam. Begitu pun juga dengan Pak Surya. Mereka berdua memperlakukan Reva dengan baik.
Wajah Reva terlihat masam ketika bertemu dengan mereka. Sehingga Bu Angel dan Pak Surya bertanya-tanya.
"Kenapa cemberut gitu mukanya, Va? Ada apa?" tanya Bu Angel.
"Apa Saga sudah punya istri?" Reva langsung bertanya pada mereka berdua. Terlihat Bu Angel memandang ke arah sang suami. Mereka hanya diam saja. Masih tak menjawab apa-apa pertanyaan dari Reva.
Reva pun ingin meminta kepastian tentang hal ini. Ia menarik dengan pelan pergelangan tangan Bu Angel. Selama ia berada di luar negeri, dirinya tak pernah tahu mengenai status Saga. Ia pikir, Saga masih sendiri saja dan akan menunggu dirinya kembali. Untuk memperbaiki hubungan mereka yang telah kandas.
"Om, tante ... please. Jawab pertanyaan aku. Apa Saga sudah punya istri?" Reva meninggikan suaranya. Ia tak sabar menunggu jawaban.
"Iya. Saga sudah punya istri." Akhirnya, Pak Surya buka suara. Membuat Reva jadi semakin marah di dalam hati. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Tapi, kami berdua tak setuju dengan pernikahan itu," ucap Bu Angel kemudian.
Mendengar ucapan Bu Angel, Reva langsung menyunggingkan senyuman. Ia bersorak senang dalam hati. Kedua orang tua Saga tak merestui pernikahan itu. Kini, jalannya terbuka lebar untuk mendapatkan Saga kembali.
"Kenapa om dan tante tak merestui mereka menikah?"
"Saga menikahi wanita itu diam-diam di belakang kami. Dia tak bicara apa pun pada kami yang sebagai orang tuanya. Mana asal usul wanita itu tidak jelas! Tidak tahu bibit, bebet, bobotnya seperti apa. Huh! Si Saga itu memang anak yang tak tau diuntung!" ketus Bu Angel. Wanita itu marah karena anaknya tak memberitahu pernikahan ini.
"Om sih, lebih setuju denganmu, Va, ketimbang istrinya Saga itu," balas Pak Surya. Sang istri yang ada di samping pun mengangguk-angguk.
Semakin tinggi harapan Reva untuk bisa kembali bersama dengan Saga. Restu dari orang tua pria itu pun sudah ia dapatkan. Reva harus berpikir secara matang, bagaimana caranya untuk menyingkirkan Alisa. Apa pun akan dirinya lakukan agar membuat sang mantan kembali lagi ke pelukan.
"Baik kalau gitu om, tante, kalian berdua jangan khawatir. Reva akan melakukan apa saja agar Saga kembali lagi sama aku. Dan, menyingkirkan wanita miskin itu dari hidupnya!"
Bu Angel dan Pak Surya mendukung penuh dengan niat Reva tersebut. Mereka berdua akan membantu wanita itu untuk menyingkirkan Alisa. Dan, mereka bertiga bersekongkol untuk membuat rumah tangga Saga dan Alisa hancur.
Reva juga menceritakan bahwa tadi saat di rumah Saga, dirinya sempat adu mulut dengan Alisa. Alisa dengan percaya diri mengatakan bahwa Saga sangat mencintai dirinya dan tak akan pernah berpaling ke wanita lain, termasuk dengan Reva. Bu Angel dan Pak Surya jadi ikutan murka mendengarnya.
"Astaga. Berani-beraninya wanita itu mengatakan hal demikian padamu. Kau jangan mau kalah Reva! Kau harus bisa merebut Saga kembali. Om dan tante sangat mendukungmu sepenuhnya."
"Baik, om, tante. Bagaimana kalau kita bertiga buat rencana untuk menghancurkan rumah tangga mereka berdua?" Kedua orang tua Saga mengangguk dengan cepat.
"Dengan senang hati, tante dan om akan membantumu untuk menyingkirkan istri Saga itu."
Reva jadi senang, karena mendapat dukungan penuh. Setelah membicarakan masalah ini sebentar, ia pun berniat akan pulang saja. Wanita itu pamit pada kedua orang tua Saga. Dan, menciumi punggung tangan mereka masing-masing. Reva terlihat hormat dengan mereka berdua. Sehingga Bu Angel dan Pak Surya merasa klop dengannya.
"Reva pamit dulu om, tante."
"Hati-hati di jalan, Va."
Wanita itu segera masuk ke dalam mobil. Kemudian, Reva melambaikan tangannya ke arah orang tua Saga. Ia lekas melajukan mobilnya untuk menjauh dari rumah itu.
Setelah kepulangan Reva, Bu Angel dan Pak Surya terlihat sedang membicarakan sesuatu. Mereka berdua kembali masuk ke dalam rumah.
"Yah, kita harus bisa menghancurkan rumah tangga Saga dengan wanita itu! Biar bagaimana pun, ibu tidak merestui hubungan mereka berdua. Asal usul wanita itu juga tidak jelas, yah." Bu Angel berangsur-angsur duduk di atas sofa.
"Iya, Bu. Ibu betul. Saga harus menceraikan wanita itu secepatnya. Kita harus bujuk dia supaya mau melakukan hal itu. Biar bagaimana pun, Saga pasti menuruti keinginan kita berdua," ujar Pak Surya.
Sepasang suami istri itu mulai merencanakan sebuah rencana jahat. Agar rumah tangga anak mereka hancur dengan wanita itu. Peran mereka sebagai orang tua adalah untuk menentukan masa depan yang cerah bagi sang anak. Maka dari itu, mereka ingin Saga mendapatkan jodoh yang sesuai dan berdarah biru, serta dari keturunan yang jelas.
***
Ponsel Saga berdering di dalam saku celana. Pria itu dengan segera merogoh dalam saku dan menatap layar berukuran enam inci itu.
Hening.
Saga bahkan berpikir dua kali untuk mengangkat panggilan tersebut. Ia tak mau, kalau sampai sang ayah membahas tentang pernikahannya lagi bersama dengan Alisa.
"Mau apa ayah menelepon?" tanya Saga sebelum mengangkat panggilan.
Namun, rasa penasarannya semakin besar. Ponsel itu terus berdering berkali-kali. Akhirnya, Saga pun mengangkat panggilan itu.
"Hallo ayah. Ada apa?"
"Bisa kau ke rumah ayah dan ibu sebentar saja? Ada yang ingin kami bicarakan denganmu, Nak," ujar Pak Surya.
"Baiklah." Saga langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak. Hatinya mendadak tak enak. Apakah yang akan dibicarakan oleh kedua orang tuanya tersebut? Apakah ini ada kaitannya dengan Alisa?
Pikiran-pikiran negatif itu terus menggelayuti isi kepala Saga. Tak lama kemudian, pria itu mengambil kunci mobil yang terletak di atas meja kerja. Dengan segera, dirinya keluar dari ruang kerja dan langsung menuju ke parkiran mobil.
Saga langsung masuk ke dalam mobil sport-nya dengan memacu kecepatan tinggi. Pria itu ingin tahu, apa maksud kedua orang tuanya menyuruh datang ke rumah. Namun, Saga sudah mendapatkan feeling yang tak baik sejak di perjalanan menuju ke rumah. Ia tahu, bahwa kedua orang tuanya tak menginginkan keberadaan Alisa.
"Jangan buat aku kecewa dengan kalian, yah, bu. Karena Alisa sangat penting di hidupku. Aku tak akan pernah meninggalkan istriku, bila kalian menginginkan hal itu."
------
Wihhh. Udah puasa yang kedua nih. Semangat terus ya puasanya buat kalian yang menjalankan.