Chereads / Kekasih Iblis / Chapter 6 - Chapter 6

Chapter 6 - Chapter 6

Tak mau perduli lagi dengan semua ucapan, tatapan, sikap ataupun semua hal yang di lakukan Jevier, Nalla hanya ingin keluar untuk mendapatkan makanan lalu kembali. ia menatap pintu kastil yang cukup besar ia tak cukup yakin tangannya bisa menarik daun pintu yang tinggi itu.

"aku akan kembali dengan perut kenyang dan bisa hidup untuk hari ini" Jelas Nalla tak kalah datar lalu menuju pintu utama kastil dan langsung membuka Nya. ia menatap berbinar ke luar, tanpa menoleh lagi pada Jevier ia langsung mengangkat Gaung lalu keluar dengan senyum lebar dan Jevier tak bereaksi apa-apa ia hanya menikmati minuman yang ada di cangkir nya.

setelah beberapa menit berlalu suara kembali terdengar namun itu suara pria dan kemudian muncul si pemilik suara dengan Nalla yang berjalan mundur karna Alrond menodong sebuah pedang di lehernya, dengan tatapan elang juga tersenyum miring dan terus mengontrol pergerakan Nalla.

"aku menemukan nya di luar, aku salah satu penghuni hutan ini jadi aku memiliki hak untuk membunuhnya"

mendengar hal itu dan melihat sikap Jevier yang seolah tak terjadi apa-apa di depan nya membuat Nalla tak tau lagi harus bagaimana mengartikan itu.

"Sepertinya ini akhir bagimu" singkat Jevier lalu beranjak dari kursinya dan Alrond semakin terlihat puas karna ia akan membuh makhluk kecil itu.

"tunggu, Tuan anda ingin membunuhku? tapi seharusnya anda melakukan nya sejak tadi saat aku masi di luar. Sekarang kita sudah berada dalam kastil, tadi anda mengatakan bahwa anda menemukan ku di luar dan berhak membuh ku, itu arti nya anda bisa membunuhku saat di luar kastil saja, aku juga yakin bangunan ini bukan milik anda jadi anda tidak berhak untuk membuh ku di sini"

mendengar hal itu Jevier menghentikan langkahnya ia cukup tertarik dengan kalimat Nalla di tambah lagi sedari tadi gadis itu terus menunjukkan keberanian.

"Aku mempunyai hak atas manusia itu di sini"

singkat Jevier lalu meninggalkan mereka berdua yang menyimpan rasa penasaran hal apa lagi yang akan di lakukan gadis itu.

Sementara Alrond hanya bisa mengeras kan rahangnya menahan emosi di ikuti Nalla yang Langsung luruh di lantai kakinya seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya ia hampir saja kehilangan nyawanya dan parah nya lagi dalam perut kosong, Nalla mendongak ke atas dan tak mendapati Alrond lagi di sana.

Nalla menekan-nekan dadanya "apa di otak mereka hanya ada kegiatan membunuh mereka sangat minim rasa kasihan"

ia pun tak melanjutkan kan kegiatan mencari makanan dan kembali ke ruangannya tadi, kembali melewati lorong-lorong sepih juga anak tangga. Sampai seorang wanita membuyarkan lamunannya selama perjalanan, wanita itu baru saja keluar dari ruang dan ternyata ia bukan satu-satunya wanita di situ tapi bedanya Nalla seorang manusia. Nalla mendekat di ruangan itu dan terlihat Jevier dan Alrond sedangkan membahas sesuatu, dengan wajah datar nya juga tanpa rasa bersalah Nalla langsung memotong pembicaraan dua pria itu.

"aku tak perduli dengan apa yang Tuan-tuan bicarakan tetapi jika berhubungan denganku maka aku harus perduli. Aku sangat tau hidup ku tidak akan lama lagi, tapi bisakah anda membiarkanku untuk menikmati sisah hidupku sendiri. aku bukan tipe manusia yang merepotkan, tadi aku hanya ingin mencari makanan aku tetaplah manusia aku butuh makan, aku masi bisa berusaha untuk hari ini aku masi punya sedikit tenaga lalu kenapa aku harus menyia-nyiakan itu. apa Anda di cipta dengan sifat baik hati yang minim?, terimakasih telah menolong ku semalam dan membawa ku kesini" Nalla sedikit membukukan badannya tanda hormat "anda telah membawaku kesini yang artinya telah menyelamatkan ku juga, jadi tolong biarkan kematian ku datang pada waktunya jangan membunuhku karna akan menyia-nyiakan kebaikan anda yang pertama" Tambah nya lalu meninggalkan dua pria itu dengan wajah yang tak kalah datar.

"lihat Tuan, manusia itu bahkan berbicara seenaknya pada anda"

"selama di sini dia menjadi hak ku"

"Tuan, ingat Manusia sangat pandai meluluhkan hati seseorang"

" tapi aku bukan manusia, dan jika itu benar seperti aku harus khawatir karna hidupnya tak akan lama" Alrond semakin geram dengan jawaban Jevier namun ia tak bisa melakukan apa-apa,ia tak mungkin melawan seorang Jevier.

Dengan perasaan yang sangat kacau Nalla kembali memasuki ruangan itu sesekali ia mengacak rambutnya frustasi, Tak lama muncul dua orang wanita dengan pakaian yang sama seperti wanita yang di lihat nya beberapa menit lalu. satu orang terlihat seumuran dengan Nalla yang satu lagi seorang wanita paruh baya. masing-masing membawa nampan yang sangat jelas itu berisi makanan juga minuman.

Nalla berdecak sinis melihat dua wanita itu meletakkan nampan di atas meja dekat tempat tidur. "ternyata di sini ada sesuatu yang bisa di makan, tapi bukan itu yang ingin ku tanyakan" Ia melirik beberapa makan itu lalu melanjutkan "tapi racun apa yang ada dalam makanan itu"

"kami yang membuat makanan itu dan saya pastikan itu aman, makanlah sebelum Tuan kami berubah pikiran"

"yah sepertinya dia memang memiliki gangguan kepribadian" gumam Nalla sambil menatap punggung dua wanita yang semakin menjauh. Niat nya tak ingin menyentuh makanan makan itu, tapi aroma nya terus menarik perhatian Nalla. Cacing di perutnya meronta-ronta di ingin mendapatkan makanan itu, Nalla berusaha mengalihkan kan perhatian dengan berkeliling di balkon maupun di ruangan itu, menutup hidung alhasil ia betul-betul tak bisa, beberapa menit berjuang melawan nafsu ingin makan nya tapi gagal. ia hanya ingin makan urusan di racuni atau tidak bisa di liat nanti jika ia mati anggap saja ini pilihan nya, Nalla pun menyantap semua makanan itu ia cukup kagum dengan rasanya sepertinya lidah manusia dan iblis memiliki kesamaan.

*Skip

terang telah menjadi gelap, mentari telah berganti cahaya temaram bulan. Selain mendapat cahaya dari bulan ruangan Nalla juga mendapat penerangan dari beberapa lampu yang tertempel di tembok.

Cukup membosankan seharian di kamar tak ada yang bisa di lakukan Nalla.

ternyata seperti ini kehidupan mereka ughhh sangat membosankan,bahkan tak ada tetangga yang menawarkan makanan atau sekedar mengobrol,mungkin mereka tak mengerti dengan arti bosan.

"Mau bergabung Makan malam dengan Tuan?" Tanya seorang wanita di ujung pintu yang membuat Nalla hampir terjungkal ke belakang kerna terkejut namun ia berusaha menetralkan dan bersifat seolah ia baik

"apa ini semacam undangan khusus?"

"jika tidak ingin kami bisa membawakan nya lagi di sini"

Nalla menarik nafas panjang lalu menjawab "Tuan mu mengundang ku makan malam bersama, Apa yang akan terjadi jika aku menolak"

"baiklah kami akan membawa nya ke sini"

"ah tidak, aku menerima undangan nya"

ini di sebut sebagai undangan atau apalah aku tidak perduli, aku bosan di ruangan itu. Sepertinya Tuan itu sendang berada di fase baik hati. batin Nalla sambil mengikuti langkah wanita di depannya yang menuju ruangan di sana ia melihat meja yang cukup panjang dengan Jevier yang duduk ujung kanan juga Alrond duduk di kursi tengah samping kiri. Beberapa hidangan sudah tersusun rapi di atas meja juga tak lupa Tempat lilin berdesain antik memiliki karakteristik tampilan lawas dan terkesan vintage. 

ia terpesona melihat suana itu ia tak menyangka ternyata mereka benar-benar seperti manusia, bahkan di urusan dapur dan perut.