Mereka turun dari atas motor,Hari sudah menunjukan pukul lima sore.Didepan lab tampak wanita sangar berdiri menatapi mereka dengan sinis.
"dari mana kalian..?"
"dari lapangan bu.." jawab tetra singkat,wanita itu merasa tak terima dengan ucapan tetra.
"Kalian seharusnya tahu kalo eza dan lina masih tahap Training,mereka dilarang lembur,lalu kenapa kalian bertiga memberikan mereka lembur,tidak bisahkah kalian pergi tanpa membawa karyawan.." serunya dengan emosi yang menyala nyala dengan tatapan sinis seolah menaruh dendam pada ketiganya.
"saya akan laporkan ini kemister.." gertaknya seraya berlalu menuju ruangan manajer divisi.Ammi bersungut kesal menatap kepergian wanita yang tak lain Nining itu.
"ada saja yang dipermasalahkannya,Cuma karena hal sepele begini dia sampai lapor kemister..."
"sudahlah...nanti gua yang akan menghadap.." Tetra berlalu masuk menghampiri eza dan lina kedalam diikuti oleh ammi dan debby.
Tetra sebenarnya sudah merasa jengah dan muak dengan suasana kerjanya,staff yang bernama nining itu begitu provokator yang hebat,dia sangat dekat dengn manager karena dia paling senior disini,Sudah sangat sering ia menghasut hanya karena ketidaksukaannya pada tiga serangkai itu,
"Eza,Lina,kalian pulanglah...hari sudah sore,dan ulat yang kita bawa tadi biar saya juga bu ammi yang bereskan.."
Eza dan Lina mengangguk pelan,wajah pak tetra sudah terlihat kusut..Mendengar adu mulut didepan tadi sudah pasti suasana hatinya tengah buruk saat ini.
"Besok kalau bu Nining tanya kalian kenapa lembur,jawab aja saya yang perintahkan.." ucap pak tetra lagi.
Sesaat suasana tampak membeku hingga lina melirik eza mengisyaratkan dan menariknya untuk pulang.
Keesokan paginya eza masuk kedalam lab bersama lina dengan perasaan yang tidak enak.
"hei..kalian akhirnya sampai..." sapa bu ammi dengan ramah diikuti tetra yang memasang wajah..Entahlah,ditambah Debby yang juga dengan ekspresi tidak tertebak.
Tiba tiba nining muncul dibelakang mereka sambil tersenyum sinis,"Tetra kamu dipanggil mister keruangannya..."
Tetra menghela nafas panjang menyongsong pergi berlalu menuju ruangan manager.Debby dan ammi bergantian menatap sinis kearah nining.
"hari ini aku ambil alih lina,dia akan ikut aku kelapangan.Kalian awasi eza dan jangan coba coba memberikannya pengaruh buruk atau sampai kalian meracuni pikirannnya...'
Debby dan Ammi saling tatap sementara lina sudah bergidik ngeri "mampuslah aku..." batinya sendiri.
"oh ya eza,sebelum mulai bekerja bersihkan dahulu depan ruangan mister..."nining berucap sambil berlalu meninggalkan mereka tanpa perlu jawaban eza.
Didepan ruangan mister eza mencoba mencuri dengar percakapan mister dengan pak Tetra.Ia tertegun lama mendengar ucapan yang terdengar dari dalam ruangan yang tertutup tidak rapat itu.
"Patuhi apa yang harus kamu patuhi,nining itu kepercayaan sya,saya lebih percaya dia..." suara manager yang terdengar agak cadel karena dia bukan penduduk asli indonesia itupun terdengar menyeramkan.
'Terserah jika mister lebih percaya dia,saya rasa tak ada yang mesti saya jelaskan,saya akan bayar sendiri lembur mereka tanpa di cas pada aktivitas perusahaan..."
"apa kemauan kamu sebenarnya,.."
"saya sudah tidak sesuai dengan sikap senior saya mister...saya memilih risign,saya rasa tidak ada untungnya lagi bekerja tanpa kepercayaan atasan ..." ucap Tetra lantang dan mundur meninggalkan ruangan manager.
Eza yang sedari tadi ,encuri dengar pun terkejut dengan apa yang didengarnya,ia buru buru pergi dari situ.Eza tertegun menyadari apa apa saja yang baru ia dengarkan.
Tetra masuk kelobi lab,dia tertegun sejenak menarik nafas panjangn mengingat keputusannya.Tak lama ia masuk kedalam ruang pengamatan menemukan ammi dan eza berada didalam.
"gimana..?" tanya ammi begitu penasaran.
"biasa,omelan juga hinaan seolah wanita ular itu paling benar.." dengus tetra kesal.Eza melirik keduanya disela kesibukannya.
"oh ya eza,lembur kalian kemarin saya akan bayar pribadi besok.tolong beritahu lina ya.."
"kok gitu ?" tanya ammi dengan masih tidak mengerti,sementara eza mengangguk pelan.
"gua males denger bacotan tua bangka yang sudah diprovokasi mak lampir itu.."
Tetra menggeser duduknya didekat ammi,hingga mereka bertiga akhirnya hanyut dalam kesibukan mereka masing masing.Dan tak lama ammi kembali bersuara memecahkan keheningan.
"Eh gimana za...tulisan kamu ada bawa,saya pengen liat loh..."
'tulisan apa..?" tanya tetra penasaran.
"ini loh,eza tuh ternyata hobby nulis,jadi gua pengen tahu aja tulisan tulisan dia..."
"oh ya,bagus dong,kenapa tidak kuliah sastra aja eza..?" tetra mulai mendekati eza dengan antusias.
"dia sih mau,tapi kuliah juga butuh dana banyak tau..." sahut ammi kemudian,Tetra diam sejenak,ia tam,pak berpikir memikirkan sesuatu.
"eza mau tidak ikut kekota saya,saya akan usahakan kamu biar bisa kuliah melalui jalur beasiswa.." ucap tetra bersungguh sungguh sambil menatap manik mata eza yang hitam dan bercahaya,ia menjadi sedikit gugup sendiri.Ammi memperhatikannya,hingga kemudian ia bersuara..
"elu serius.?elu kan disini,kapan elu balik kekota B...?"
"gua risign mmi..." kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut tetra membuat ammi terlonjak kaget dan menoleh intens kearahnya.Eza hanya terdiam,ia sudah mendengarnya duluan tadi,rasanya entahlah...
"elu seriusan..?"
"hmm...untuk itu...buat kamu eza,mau tidak ikut dengan saya kekota B,ambil jurusan sastra atau pertanian,atau keduanya..jika kamu mampu.Saya lihat potensi kamu dibidang ini mumpuni,sayang jika kemampuan kamu hanya berakhir disini,tempat ini tidak layak untuk kamu.."
Ammi masih terdiam,ia begitu terpukul mendengar ucapan tetra.ia kesal dengan keputusan tetra yang yang tiba tiba dan mendadak ini,semua pasti karena ulah mak lampir siwanita ular itu pikirnya.
"elu mau ninggalin gua sama kak debby hah..?"
"gua udah jengah mmi,kerja tanpa kepercayaan sama aja hidup tanpa perasaan tahu..."
Eza menatap keduanya,ada raut kecewa dan kesal diwajah ammi,ia juga merasa sedih jika harus kehilangan atasan sebaik pak tetra.