Kini dia Reza benar merasakan cinta yang tulus dan menyadari semua, waktu tahajut berlalu datang waktu subuh kemudian terbitlah mentari.
Mentari pagi di tanah Kotaraya ini tertutupi oleh mendung petang langit menangis, sama seperti isi hati Aida, Aida meratapi kesendirian dan rasa rindu yang dalam hanya dengan membaca Al-Qur'an dia bisa tenang, sesekali dada sesak di hatinya membuat dia pilu dan menitihkan air mata.
'Kini tempat sandaran dan berlabuh tidak ada kabar, Nak ... maafkan Ibu jika membuatmu jauh dengan ayahmu. Nak, kamu kekuatan Ibu ...' Aida mengelus perutnya yang mulai membesar setiap harinya.
"Ya Allah hamba sering lupa bersyukur jika sedang bahagia, Ya Allah ampuni hamba yang ingat dan berdoa kala ada masalah. Ya Allah, ya Allah ... ya Allah ..
he, eh, hiks." sedu Aida, Pak Mahfudz mendekat.