Hari yang kejam sikap Reza kembali acuh dua hari ini, entah karena apa dia sampai mendiamkan istrinya, karena sibuk atau apa. Reza terlihat sangat lelah. Riana membawakan teh hangat, ia duduk di samping suaminya lalu meletakkan teh itu di meja.
Reza menatapnya dengan rasa muak, tatapan mengerikan membuat Riana ingin menangis.
Reza pergi meninggalkannya sepuluh langkah ia menghentikan dan berbalik arah ke Riana.
"Heh ...." nafas panjang yang terdengar sesal."Maafkan aku, Aku melampiaskan ini padamu, aku lelah, Vina juga meminta uang terus. Aku terpaksa memberinya dan tidak jujur kepadamu. Maafkan aku." jelas Reza, Riana berdiri saling berjauhan mereka berbicara dengan sama-sama nada keras.
"Kamu selalu begitu melampiaskan semua kepadaku. Kalau marah ke Vina ya marah saja ke orangnya!" teriaknya "Rasanya aku ingin hilang ingatan." ceplos Riana sedikit pelan.
"Kamu bicara apa?" tanya Reza mendekat dan memastikan ia hanya salah dengar, Riana semakin menantang.