Chereads / Cross The Line / Chapter 8 - Kebetulan Yang Seperti Takdir

Chapter 8 - Kebetulan Yang Seperti Takdir

Pagi itu langit terlihat sangat mendung. nampak saat itu cuaca tak bersahabat. Clara sempat terbangun sejenak akan tetapi setelah ia melihat ke arah jendela ia tampak tidak bersemangat dan segera menarik kembali selimut nya. Akan tetapi Clara tidak bisa seperti itu, ia harus menjalankan aktifitas nya yang tertunda. Kebetulan hari itu hari minggu dan Clara libur kerja. Clara merasa sangat jenuh serta bosan. Dia melihat ponsel nya tak ada pesan atau pun panggilan masuk yang tak terjawab, alhasil Clara memilih untuk mengunjungi toko buku yang sering ia kunjungi tidak jauh dari rumah nya. Cukup naik bus satu kali saja langsung sampai tak perlu waktu yang lama. Clara segera bersiap - siap dan pergi ke toko buku. sebelum pergin ke tujuan utama, Clara menyempatkan singgah di sebuah rumah makan untuk sarapan.

Selesai sarapan Clara melanjutkan lagi perjalanan nya ke toko buku. Tak butuh waktu lama akhirnya Clara sampai. Ketika ia sedang memilah - milah buku, ada satu buku yang sangat menarik minat Clara untuk membelinya. Clara hendak mengambil buku tersebut dari rak nya, tiba - tiba ada tangan seseorang yang mengambil buku itu juga dan tangan mereka berdua saling bersentuhan. Seperti sebuah sinetron memang akan tetapi nyata adanya. Mereka berdua saling tatap dan Clara sangat shock melihat orang itu sampai - sampai Clara menarik tangan nya.

" Lho, Kamu!?. " Teriak Clara tiba - tiba

" Clara kan?!?. " Tanya Lee

" Iya. " Jawab Clara

Seperti hal nya takdir. Entah itu kebetulan, atau memang sebuah takdir sehingga mereka berdua dipertemukan kembali. Clara hanya berpikir bahwa Lee hanyalah salah satu figuran dalam hidupnya dikarenakan mereka bertemu dengan singkat dan akan berlalu begitu saja. Clara tidak menyangka akan bertemu kembali karena mereka berdua tidak saling bertukar informasi pribadi termasuk bertukar nomor ponsel.

Clara menjadi sedikit gugup karena Clara cukup kaget bisa bertemu Lee yang tidak ia bayangkan sama sekali akan bertemu kembali setelah kejadian malam itu. Akan tetapi Clara merasa pertemuan ini hanya suatu kebetulan belaka.

" Wah gak nyangka ya bisa ketemu lagi disini. " kata Lee kepada Clara

" Iya ya. kamu suka baca?. " Tanya Clara basa - basi

" Kebetulan hobi hehehe. " Kata Lee sambil tertawa kecil

" Ohh begitu. apa kamu sangat tertarik dengan buku itu?. " Tanya Clara sambil menunjuk buku yang dipegang Lee

" Oh yang ini, sangat tertarik sejak pertama aku melihat nya. apa kamu juga tertarik?. " tanya Lee lagi

" Hmm sebenarnya amat sangat tertarik. tapi kamu duluan yang mengambil nya, dan berhubung tinggal satu boleh aku memilikinya?. " Kata Clara dengan mimik wajah polos nya menatap ke arah Lee

" hmm.. bagaimana kalau aku beli dan nanti akan kupinjamkan padamu setelah aku selsai membaca?!. " Jawab Lee

" Hmm.. huufft. baiklah aku sedang malas berdebat kali ini. " sahut Clara dengan nada kecewa dan hendak meninggalkan Lee

" Eh tunggu!. " Kata Lee mencoba menghentikan Clara pergi

" Ya ada apa?. " kata Clara sambil berbalik ke arah Lee

" Kamu sudah mau pergi?. " Tanya Lee

" Ya. kenapa tanya?. " Jawab Clara ketus

" Mau minum kopi dengan ku?. " Tanya Lee sambil tersenyum ramah

" Kenapa aku harus minum kopi dengan mu?. " Tanya Clara heran

" Izinkan aku mengenal mu. " sahut Lee

Clara terdiam seketika. hmm apa yang di inginkan orang ini? jelas - jelas dia sudah merebut novel ku dan aku membiarkan nya. tapi sekarang dia mau minum kopi dan mengenal ku. Ada apa dengan pria ini, apa dia habis makan sesuatu yang aneh? Kata Clara dalam hatinya. Baiklah aku iyakan saja, barangkali ia akan benar - benar meminjamkan novel itu, bahkan novel itu hanya tinggal satu - satunya, baiklah Clara kau harus tahan dan memanfaatkan orang ini demi novel itu. Kata Clara lagi dalam hati nya.

" Baiklah kalau itu mau mu, lagi pula aku belum sempat berterimakasih soal kejadian malam itu. " Kata Clara kepada Lee

" Oke, aku akan pergi membayar buku ini, kamu bisa menunggu ku diluar. " Kata Lee sambil bergegas menuju kasir

Clara segera pergi keluar dari toko buku itu dan menunggu Lee didepan toko. Tak butuh waktu yang lama Lee akhirnya keluar dan menemui Clara dan mengajak Clara ke coffee shop disebelah toko buku itu. Setelah masuk ke coffee shop itu mereka segera mencari tempat duduk. Lee mempersilahkan Clara untuk duduk dan ia menanyakan apa yang ingin dipesan Clara. Seperti biasanya Clara hanya suka cappucino. Clara memilih ice cappucino untuk dipesan. Lee menuju ke kasir dan memesan satu ice cappucino, satu ice americano untuknya dan 2 slice strawberry shortcake. Setelah mendapatkan pesanannya Lee segera menghampir Clara.

" Satu ice cappucino untuk mu. dan ada 2 cake kamu bisa ambil satu. aku tidak tahu kamu suka atau tidak. " Kata Lee sambil menyodorkan makanan dan minumannya ke Clara

" Terimakasih. harusnya aku yang mentraktir mu. " Sahut Clara sambil meminum minumannya.

" It's ok. lagi pula aku yang mengajak mu bukan. " Jawab Lee dengan ramah nya

" hmm baiklah. " sahut Clara

Akhirnya mereka berdua hangout di coffee shop itu dan mereka saling berbicara santai satu sama lain. Mereka merasa sangat asyik mengobrol karena mereka sama - sama punya hobi membaca. karena keseruan mereka mengobrol tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu yang cukup lama di coffee shop tersebut.

" Wah seru juga ternyata ngbrol sama kamu. " Kata Clara kepada Lee

" Hmm sepertinya kita harus sering - sering hangout bareng ya. " Sahut Lee sambil tersenyum

" Hah? sering?. " Kata Clara dengan nada sedikit kaget

" Iya, sering. Aku suka kamu banyak tahu tentang penulis - penulis buku terkenal. aku jadi nambah ilmu. hehehe. " Jawab Lee sambil tertawa kecil

" Hmm.. i..ii..iya ya. " Sahut Clara dengan terbata - bata

" Sepertinya aku harus segera pergi. aku ada janji dengan seseorang. " Kata Lee sambil menghabiskan minuman nya.

" Oh baiklah. " Jawab Clara

" Mau kuantar pulang?. " Tanya Lee lagi

" Ah tidak usah. kebetulan aku harus mampir ke swalayan dilantai 1 untuk berbelanja kebutuhan ku. " Jawab Clara

" hmm baiklah. maaf ya aku tidak bisa menemanimu. " sahut Lee

" Lho kenapa minta maaf. tidak masalah kok aku biasa sendiri. " Tegas Clara

" Baiklah, kalau begitu aku pergi duluan ya. " Kata Lee sambil beranjak dari tempat duduknya

" Ok. bye. hati - hati ya. " Kata Clara sambil melambaikan tangan nya

" Bye - bye. " jawab Lee sambil melambaikan tangan nya dan meninggalkan Clara

Oh tidak! Clara.. Clara.. lagi - lagi kamu lupa minta nomor ponsel nya. kata Clara berbicara pada dirinya sendiri. Padahal tadi pertama kali datang kesini aku sudah ingat untuk bertukar nomor ponsel. tapi setelah kami asyik mengobrol aku jadi lupa lagi. bodohnya kamu Clara kata Clara dalam hatinya lagi. Aaaah Lee sangat tampan.. aaah kok tiba - tiba aku jadi tersipu sendiri kalau membayangkan wajahnya Lee. Kata Clara dalam hati nya dan terus tersenyum sendiri. Kalau memang jodoh pasti kami akan bertemu. apabila bertemu lagi aku tidak akan memanggap ini kebetulan. Kata Clara lagi berbicara dengan dirinya sendiri.

Clara beranjak dari tempat duduk nya dan segera meninggalkan coffee shop itu. Clara menuju swalayan yang ada di lantai 1 mall yang ia datangi hari itu. Setelah selesai belanja ia memutuskan naik taxi karena barang belanjaan nya yang begitu banyak tidak memungkinkan ia pulang dengan naik bus. Selama perjalanan Clara mulai termenung, tiba - tiba dia kepikiran dengan Gio.

Astaga ada apa denganku??! mengapa aku tiba - tiba memikirkan Gio?!. Kira - kira apa yang sedang ia lakukan ya? Ah tentu saja bersama kekasihnya, bodohnya aku ini.

Clara terus berbicara sendiri didalam taxi selama perjalanan pulang. Sesampainya dirumah Clara langsung merapikan barang belanjaan nya. Tiba - tiba terdengar suara dering ponsel ternyata ponsel Clara berdering. Clara bergegas melihat nya. Ternyata Gio menelepon Clara. Clara hanya terdiam sambil melihat kearah ponselnya yang berdering terus - menerus.

" Haruskah aku mengangkatnya?. " Tanya Clara dalam hatinya

Ah biarkan saja. aku sedang tidak ingin berkelahi maupun berdebat. sekarang biarkan saja dulu sampai aku benar - benar siap untuk menemuinya dan berbicara padanya. Clara terus berbicara sendiri dan meyakinkan dirinya sendiri.

Clara sudah terlanjur sakit hati dengan Gio. Clara merasa sangat diperdaya oleh Gio. Clara merasa ia harus memperbaiki hubungan nya lagi dengan Gio akan tetapi tidak sekarang ini, karena Clara merasa apabila ia memaksakan bertemu dengan Gio dengan keadaan nya yang masih emosi Clara takut memutuskan hubungan pertemanan nya yang sudah selama ini ia bangun susah payah bersama Gio. Clara hanya takut akan kehilangan lagi.

Di lain sisi Gio masih merasa khawatir dengan Clara, ia terus - menerus menghubungi Clara karena menurutnya ia harus meminta maaf kepada Clara. akan tetapi Clara masih mengabaikan telepon dari nya. Sudah banyak juga pesan teks yang dikirim Gio kepada Clara dan tak ada satupun yang dibalas oleh Clara. Gio sudah mulai frustasi karna ia tidak bisa menghubungi apalagi menemui Clara. ia merasa bahwa kesalahan yang ia buat saat ini sangat fatal dan tak bisa di maafkan oleh Clara.

Hari telah berganti. Seperti biasanya pagi itu Clara mulai di sibukkan dengan ritual - ritual pagi nya sebelum berangkat kerja. Setelah selesai sarapan Clara bergegas berangkat kerja. Cuaca pagi itu sedikit mendung, Clara pun tak lupa untuk membawa payung nya. Waktu menunjukkan pukul 07.30 wib, tak lama menunggu bus pun akhirnya tiba. seperti biasa bus nya sangat padat karna memang jam nya orang - orang berangkat kerja. Clara terpaksa naik karna kalau tidak ia bisa terlambat. Clara harus berdiri karena penuh sesak. Tiba - tiba bus berhenti mendadak dan Clara hampir terjatuh.

kyiiiiiiiiitttttttttt....

suara rem bus berbunyi karna sang supir mengerem mendadak.

Tubuh Clara hampir terhempas ke lantai bus karna orang - orang yang saling terdorong, Akan tetapi ada seseorang yang menahan tubuh nya. Seorang pria dengan tubuh tegap serta mengenakan kemeja putih serta membawa ransel. Mereka kemudian saling tatap, ternyata yang menahan nya adalah Lee. Clara sangat kaget dan tidak bisa berkata apa - apa. Supir bus itu kemudian meminta maaf karena tidak mengendarai bus nya dengan baik. Clara dan Lee mulai salah tingkah. mereka sama - sama kaget dan diam seketika. Mereka cukup sulit untuk bertegur sapa dikarenakan kondisi bus yang sangat padat. Akhirnya Clara sampai diperhentian nya dan bergegas turun. Karna hampir terlambat Clara tidak sempat melihat kebelakang. Ternyata Lee juga turun ditempat yang sama dengan Clara.

Setelah sampai di meja Kerjanya Clara mulai menyalakan laptop nya dan segera memulai pekerjaan nya. untung nya Clara tidak terlambat dan cukup tepat waktu. Tak selang beberapa waktu atasan Clara datang dengan seseorang dan hendak membuat pengumuman. Akan tetapi Clara masih terfokus dengan pekerjaannya karena di kejar deadline.

Dari luar ruangan Atasan nya Clara sudah terdengar bahwa atasan nya akan mengenal kan anggota baru perusahaan. Atasan nya berbicara bahwa perusahaan kedatangan kepala IT yang baru dan Atasan nya berkata bahwa kepala IT itu bernama Lee dong min. Clara yang sedang mengetik laporan tiba - tiba terdiam.

" Lee dong min?? seperti nya tidak asing. seperti pernah mendengar nya di suatu tempat. tapi dimana ya?. " Kata Clara dalam hatinya.

"Ah mungkin nama itu memang pasaran. tapi seperti nama orang asing. apa kali ini pak kepala bekerja sama dengan orang korea? Ah masa bodo lah, pekerjaan ku banyak.. errrggkkhh. " Kata Clara lagi dalam hatinya dan melanjutkan pekerjaan nya.

Clara sibuk dengan pekerjaan nya, sedangkan rekan - rekan yang lain nya sibuk bergosip mengenai kepala IT yang baru. kebetulan ruangan kepala IT berada di belakang meja yang Clara tempati sekarang. Lee melewati Clara bersama pak kepala menuju ruangan kepala IT. tapi Clara yang fokus dengan laptopnya saat itu tidak terlalu memperhatikan Lee. Ternyata Lee dong min kepala IT yang baru adalah Lee yang Clara kenal di Club malam itu. Lee yang sama yang bertemu di sebuah toko buku dan Lee yang sama yang mentraktir kopi setelah dari toko buku. Apakah ini takdir ataukah hanya sebuah kebetulan.

" Huaaaah... selesai juga akhirnya. " Kata Clara dengan senang sambil merenggangkan tangan nya keatas.

" Hei Clara kamu tau gak? kepala IT yang baru kita ternyata orang korea yang udah tinggal lama di indonesia?. " tanya salah satu rekan Clara

" Oh ya? aku gak terlalu notice tadi. " kata Clara dengan polosnya.

" Dia juga sangat tampan. seperti aktor korea tapi fasih bicara bahasa kita. " kata rekan nya itu lagi

" Ohh gitu ya. Ku harap dia bisa bekerja lebih baik dari sebelum nya. " kata Clara sambil tersenyum kecil

" Seperti biasanya respon mu pasti datar. bukan kah kamu menyukai pria tampan? " Sahut salah satu rekan nya lagi

" Ya aku suka. lain kali aku akan melihatnya. sekarang aku harus buat kopi untuk moodbooster ku. " Kata Clara sambil beranjak dari kursinya dan berjalan menuju pantry kantor

Ketika Clara sedang mengaduk - aduk kopinya terdengar suara seseorang membuka pintu pantry. Pandangan Clara teralihkan ke arah pintu yang hendak dibuka. Kemudian Lee nampak sedang ingin memasuki pantry. Clara yang saat itu hendak meminum kopi nya sambil melihat ke arah pintu tiba - tiba kaget dan tersedak.

" uhuk uhuk uhuk.. " Clara batuk tiba - tiba

" Eh kamu baik - baik aja?. " Kata Lee sambil menghampiri Clara

" Kok kamu disini?. " Tanya Clara

" Lho kamu kerja disini?. " Tanya Lee juga

" Jangan bilang kepala IT yang baru itu kamu?!?. " Jawab Clara sambil menekan kan kata - katanya

" Iya memang betul itu aku. " sahut Lee

" Oh shit!. Opss.. maaf. " Kata Clara keceplosan dan sambil menutup mulut nya

" Oke ini bukan kebetulan kan? kita sudah tiga kali bertemu secara tiba - tiba. " Kata Lee

" I..i..iya mungkin juga kebetulan. " Kata Clara dengan terbata - bata.

" karna sudah begini, boleh aku minta nomor ponsel mu?. " Tanya Lee sambil menyodorkan ponsel nya.

" Hah? iya boleh. " Jawab Clara sedikit terkejut

Mereka berdua setelah tiga kali dipertemukan secara tidak terduga akhirnya bertukar nomor ponsel. Clara sedikit merasa happy saat itu. Clara merasa bisa melupakan Gio sejenak.

Sedikit tentang Lee, Lee merupakan Orang korea yang sudah lumayan lama tinggal di Indonesia, ia sudah tinggal kurang lebih 7 tahun. Ayah Lee merupakan orang korea asli sedangkan Ibu Lee merupakan orang Indonesia. Karena ayah Lee membuka cabang perusahaan otomotif nya di indonesia Lee beserta keluarga nya pindah ke indonesia 7 tahun lalu. Dari situlah mengapa Lee sudah fasih berbahasa korea. Karna orangtua nya tinggal diluar kota Lee akhirnya memilih untuk tinggal di ibukota sendiri karena ia mendapatkan perkerjaan di sebuah perusahaan besar di ibukota dan sekarang ia dipindahkan ke perusahaan tempat Clara bekerja sekarang. Lee membeli sebuah apartemen yang cukup bagus dan nyaman untuk ditinggali. Lee merupakan orang yang cukup perfeksionis, dan kebiasaan dia yang saat ini sedang dia obati yaitu OCD ( Obsessive Compulsive Disorder ) nya. Lee begitu gila dengan kebersihan. Akan tetapi setelah 7 tahun ia pindah ke Indonesia OCD nya mulai perlahan berkurang sedikit demi sedikit dan Lee masih rutin untuk pergi konsutasi ke dokter yang menangani nya.

Lee memilih karir nya sendiri dan tidak ikut andil dalam perusahaan yang dirintis oleh ayahnya. karena Lee merasa ia harus mandiri. Orangtua Lee sangat mendukung apa yang Lee lakukan. Karena Lee merupakan anak sematawayang. Lee juga mulai menyukai dan mempelajari berbagai kebudayaan yang ada di indonesia. Sampai akhirnya Lee bertemu dengan Clara. Lee merasa tertarik dengan Clara. Pertemuan yang secara tidak terduga membuat Lee sangat ingin mengenal Clara lebih jauh.