Saat Clara kembali dari perpustakaan ia berharap bisa langsung menemui ibu nya. Setelah sampai dirumah, ia mulai mendatangi kamar ibu nya namun kamar tersebut kosong dan juga lampu kamar nya dalam keadaan mati. Clara kemudian mencoba mencari - cari ke sekeliling rumah dan kemudian menanyakan nya kepada bi inah.
Setelah bertemu bi inah dan menanyakan keberadaan ibu nya kepada bi inah, ternyata bi inah memberi tahu bahwa ibu nya baru saja pulang sekitar dua puluh menit lalu dan kemudian pergi lagi dengan membawa satu koper besar. Ibu nya Clara hendak pergi dinas selama tiga hari tutur bi inah.
Clara mulai merasa sedikit kesal kembali. Namun ia terus berusaha menjaga mood nya saat itu. Dan ia juga berusaha berpikir positif. Clara memutuskan menahan keingintahuan nya tersebut. Bahkan ia sempat berpikir untuk menemui Jerry secara langsung dan bertanya kepada Jerry. Tapi Clara tidak melakukan nya. Clara ingin mengetahui hal tersebut dari ibu nya sendiri, karena Clara merasa bahwa ibu nya telah mengetahui semua nya namun masih merahasiakan itu semua dari Clara.
Clara pun kembali ke kamar nya setelah berbicara kepada bi inah. ia mulai mencari kesibukan untuk mengalihkan pikiran nya. ia mulai mendownload film - film kesukaan nya kemudian menonton nya menggunakan proyektor dan juga layar yang sangat besar yang berada di ruangan kerja bekas ayah nya saat ayah nya masih hidup. Tak lupa juga ia minta di buatkan berondong jagung oleh bi inah untuk camilan nya saat menonton. Clara pun mulai menikmati tontonan nya sampai - sampai ia tanpa sadar tertidur di sofa.
Saat pagi menjelang, Clara terbangun karena sinar matahari yang mengenai wajah nya sebab bi inah membuka gorden jendela ruangan tersebut karena hari sudah mulai siang.
" Akh,, siapa itu? " ucap Clara sambil menaruh tangan di wajahnya guna menghalangi sinar matahari yang menyinari wajah nya.
" Sudah siang non. ayo sarapan dulu. " Sahut bi inah sambil merapikan ruangan tersebut.
" Oh bi inah. " kata Clara sambil mengusap - usap kedua mata nya dan beranjak bangun dari sofa.
" Sarapan dulu non. sudah bibi siapkan di meja makan. atau mau bibi bawakan kesini? " Kata bi inah lagi memastikan.
" Boleh minta tolong bi bawa ke kamar ku saja? seperti nya aku akan mandi terlebi dahulu. " Pinta Clara lagi.
" Siap non. " Jawab Bi inah dengan sigap.
" Terimakasih banyak bi. " Ucap Clara lagi kemudian berjalan ke arah kamar nya.
Clara kemudian kembali ke kamar nya untuk mandi dan kemudian menghabiskan sarapan nya yang telah disiapkan oleh bi inah.
" Hmm.. kalau di pikir - pikir Bi inah seperti ibu bagi ku dari dulu sampai sekarang. " Ucap Clara ketika makan sarapan yang telah di siapkan di kamar nya.
Clara kemudian memeriksa ponsel nya dan ia mendapatkan satu pesan dari Jerry. Pesan tersebut membuat Clara yang tadi nya sudah mulai sedikit melupakan hal terberat dalam hidupnya menjadi teringat kembali akan hal tersebut.
" Apakah kau sudah menemukan jawaban nya dari ibu mu? " Kata Jerry dalam pesan teks nya yang ia kirim kepada Clara.
Clara mencoba berpikir keras, ia berusaha untuk tidak terpancing dengan pesan yang dikirimkan oleh Jerry yang sedikit memprovokasi nya itu. Clara kemudian menghela napas panjang. Clara tidak cukup kuat untuk tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh Jerry. Clara pun akhirnya termakan pancingan Jerry. Clara kemudian membalas pesan Jerry untuk agar Jerry segera menemui nya dan mengatakan yang sejujur nya kepada Clara. Karena ibu nya memilih untuk bungkam kepada Clara.
Membaca pesan balasan dari Clara membuat Jerry akhirnya menyetujui permintaan Clara untuk bertemu. kemudian Jerry mengirimkan waktu dan juga lokasi tempat dimana nanti mereka akan bertemu sore ini. Lokasi nya cukup jauh dari rumah ibu nya Clara namun dekat dengan rumah nya yang sekarang ia sewakan kepada Jerry.
Clara kemudian bersiap - siap dan kali ini ia tak lupa untuk memberi tahu bi inah agar bi inah tidak khawatir memikirkan nya. Clara memutuskan untuk membawa mobil nya karena lebih bisa menghemat waktu. karena jika ia menggunakan kendaraan umum seperti bis memakan waktu cukup lama untuk bisa sampai.
Clara tiba terlebih dahulu di lokasi. ia pun mengirim pesan kepada Jerry bahwa ia telah sampai di tempat yang telah mereka tentukan. Jerry pun membalas bawa ia sebentar lagi akan sampai. Clara menunggu nya sambil memesan satu cangkir teh hijau.
Setelah beberapa menit Clara menunggu akhirnya Jerry pun tiba. Jerry melihat ke arah Clara dan kemudian tersenyum. Clara terlihat begitu gugup. Keringat nya mulai bercucuran membasahi kening nya. Sejujur nya Clara masih takut untuk menanyakan perihal hal yang sebelum nya ia bahas waktu di acara pesta. Clara pun ragu apakah ia akan mendapatkan jawaban yang jujur dari Jerry.
" Hai. sudah lama? " Sapa Jerry yang kemudian duduk dihadapan Clara.
" Ah tidak juga. aku juga belum lama sampai. " Sahut Clara.
" Oh iya bagaimana rumah nya? apakah nyaman untuk ditempati? " Tanya Clara basa - basi.
" Ya. cukup nyaman. Aku mulai terbiasa. " Jawab Jerry sambil tersenyum ramah.
" Oh iya, mau pesan minum apa? " Tanya Clara lagi sambil menyodorkan buku menu kepada Jerry.
" Oh thankyou. " Sahut Jerry sambil mengambil buku menu yang diberikan Clara dan kemudian melihat - lihat menu yang hendak ia pesan.
" Mba! mba!. " Teriak Clara memanggil salah satu pelayan yang sedang berdiri tak jauh dari meja nya.
Pelayan tersebut menghampiri meja Clara dan mulai menanyakan pesanan nya.
" Kamu mau pesan apa? " Tanya Clara kepada Jerry.
" Yang ini saja. " Tunjuk Jerry sambil memilih minuman yaitu lemon squash.
" Kau tidak memesan makanan sekalian? apa kau tidak lapar? " Tanya Clara lagi.
" Tidak. aku belum lapar. " Jawab Jerry lagi.
" Baiklah. Mba, pesan lemon squash nya satu ya dan juga satu nasi goreng seafood sama jus jeruk nya satu ya. " Ucap Clara pada pelayan cafe tersebut.
" Baik. ada lagi pesanan nya ka? " Tanya pelayan cafe itu lagi.
" Tidak mba. itu saja cukup. " Sahut Clara lagi.
" Baik. harap ditunggu pesanan nya ya ka. " Ucap pelayan cafe tersebut.
" Ya. terimakasih. " Kata Clara lagi sambil tersenyum ramah kepada pelayan cafe itu.
Suasana tiba - tiba hening. tak ada percakapan diantara Clara dan Jerry. Ternyata Jerry pun cukup gugup untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada Clara. Jerry tidak yakin bahwa Clara akan menerima apa yang nanti akan dia katakan kepada Clara. Jerry pun memainkan ponsel nya sambil sesekali melirik ke arah Clara. sedangkan Clara pun juga asik memainkan ponsel nya untuk menghilangkan rasa gugup nya.
Tak ada yang bisa dikataan pada saat itu oleh Jerry. Akhirnya Clara mencoba memberanikan diri nya untuk bertanya lebih dahulu kepada Jerry.
" Jer, aku mau menanyakan hal yang sebelum nya kau katakan kepada ku di balkon pada malam pesta ulangtahunku. " Ucap Clara.
" Apa yang membuat mu begitu penasaran? " Tanya Jerry balik kepada Clara.
" Apa maksud mu yang mengatakan bahwa kita bersaudara? " Tanya Clara penasaran.
" Apakah kau sudah menanyakan hal tersebut kepada ibu mu? sebaiknya kau bertanya kepadanya. karena hanya dia lah yang bisa menjelaskan semua itu. " Jawab Jerry menjelaskan.
" Apa maksud mu? bukan kah kau bisa memberitahu ku apa yang kau ketahui. cukup simple kan. mengapa kau hanya memutar - mutar pembicaraan mu? " Tanya Clara yang mulai sedikit kesal.
" Hei! tenanglah! aku pun tidak mengerti. lebih baik kau tanyakan kepada ibu mu. karena hanya dia yang mengetahui segala nya serta kondisi saat ini. " Ucap Jerry yang kemudian meninggalkan Clara.
Clara hanya bisa termenung di dalam cafe tersebut sambil memaki Jerry dalam hati nya. Clara sungguh kesal. karena dia pikir akan mendapatkan jawaban yang ia mau dengan menemui Jerry. Namun pernyataan Jerry sama sekali tidak membantu nya. Jerry lagi - lagi menyuruh Clara mendapati kebenaran tersebut dari ibunya.
Karena Clara merasa kesal dan juga merasa dipermainkan oleh Jerry, ia memutuskan untuk kembali pulang dan menyetir mobil nya dengan sangat cepat untuk melampiaskan sedikit amarahnya.
" Apa yang sebenar nya ibu sembunyikan dari ku? apakah ia akan kembali mengecewakan ku? " Gerutu Clara sepanjang perjalanan nya pulang.
Sampai dirumah, Clara melempar kunci mobi nya ke meja ruang tamu sehingga berbunyi dentuman yang lumayan keras. Bi inah pun sampai panik mencari sumber suara tersebut. Bi inah pun melihat Clara nampak cemberut dan berjalan ke arah kamar nya. ia melihat kunci mobil yang tergeletak di lantai di ruang tamu akibat terpantul dari atas meja. Kemudian terdengar bunyi suara pintu yang di tutup dengan keras dari arah kamar Clara.
" Huh.. Pasti non Clara lagi kesal nih sampai - sampai kunci nya dilempar gini. " Kata bi inah berbicara sendiri sambil mengambil kunci mobil yang tergeletak di lantai dan meletakkan kembali ditempat yang sebenarnya.
Lagi - lagi Clara merasa kecewa dan juga merasa berharap. Clara sudah memasang tembok yang begitu tebal agar orng lain tidak lagi menyakiti hati nya. Namun menurut Clara itu semua percuma. Masalah terus saja perlahan menghampiri nya dan kembali menyentuh hati nya yang sangat rapuh. Clara enggan untuk percaya lagi dengan siapa pun. Ketakutan Clara mulai datang menghantui nya. Ingin rasanya Clara membenci namun hati Clara malah semakin hancur.
Clara mencoba tidak terlalu memperdulikan nya. ia berharap ibu nya segera pulang agar ia bisa mengetahui yang sebenar nya sehingga membuat perasaan nya menjadi lega. Walaupun ia tidak tahu apakah kebenaran tersebut bisa membuat nya lebih baik atau
malah sebalik nya.
Hari berlalu seperti biasa nya. Tak ada moment spesial yang terjadi kala itu. Seperti biasanya Clara hanya menghabis kan hari - hari nya dengan berolahraga atau menonton film kesukaan nya. Suatu ketika Clara begitu sangat bosan dan ingin sekali pergi keluar untuk mencari udara segar. ia pun kemudian melihat ponsel nya dan mecoba untuk melihat - lihat nomor telepon yang barangkali ia bisa hubungi untuk sekedar menemani nya pergi jalan - jalan.
Terlintas di pikiran Clara ingin mengajak Lee namun Clara merasa apabila ia mengajak Lee, nanti Lee akan salah paham terhadap nya. karena yang ia tahu saat ini Lee masih sangat mengharapkan nya jadi Clara sangat berhati - hati sekali kalau sudah menyangkut soal perasaan. Clara akhirnya memutuskan untuk menelepon Gio. karena sejauh ini setelah ia bertemu kembali dengan Gio, ia merasa aman dan juga nyaman namun memang tidak seleluasa dulu. akan tetapi menurut Clara, Gio tidak akan salah menafsirkan maksud dan tujuan Clara saat ini.
Setelah percobaan pertama Gio tidak langsung menjawab nya. Clara tidak berhenti sampai di situ saja. ia terus mencoba menghubungi Gio dan akhirnya Gio pun mengangkat nya setelah beberapa kali panggilan selalu di alihkan.
" Halo Gio. " Jawab Clara di telepon.
" Ya Halo. ada apa ra? " Sahut Gio dengan suara yang terengah - engah.
" Apa kau sedang sibuk? apa yang sedang kau lakukan saat ini? mengapa nada suara mu terengah - engah seperti itu? " Tanya nya tanpa jeda karena penasaran.
" Oh, aku baru selesai lari barusan. maaf aku tidak langsung mengangkat panggilan mu. " Jawab Gio menjelaskan.
" Oh begitu ya. Gio, apakah kau bisa meluangkan waktu untuk ku saat ini? " Tanya Clara lagi
" Hmm.. bisa gak ya? " Jawab Gio sambil tertawa terkekeh dan nada bicara yang menggoda Clara.
" Gio! aku serius!. " Sahut Clara lagi dengan nada sedikit tinggi.
" Oke oke. rupanya kau sudah tidak bisa di goda lagi ya. Mmm memang kau mau kemana? " Tanya nya kepada Clara.
" Aku begitu sangat bosan. bisakah kau menemani ku bermain? atau kita bisa berjalan - jalan di taman hiburan mungkin. ya.. ya.. please! temani alu yah. " Pinta Clara dengan sedikit merengek kepada Gio.
" Oke. baiklah. aku akan bersiap - siap. satu jam lagi aku akan sampai dirumah mu. " Ucap Gio mengiakan permintaan Clara.
" Asik! ok deh. sampai ketemu nanti ya. " Kata nya lagi sambil berjingkrak karena senang.
" Ok. bye. " Sahut Gio lagi sambil mengakhiri panggilan nya
Gio tidak menyangka Clara akan menghubungi nya dan meminta dirinya untuk menemani Clara. Awal nya Gio sempat terkejut. namun Gio berusaha untuk tidak berprasangka yang bukan - bukan. Clara hanya sekedar membutuhkan seseorang yang menemaninya sebagai teman. Gio juga sempat berpikir apakah hubungan Clara dengan Lee sedang tidak baik - baik saja. Karena seharusnya Clara lebih memilih untuk menghubungi Lee dari pada dirinya. Gio tidak ingin banyak berasumsi dan ia bergegas pulang dan bersiap - siap untuk menemui Clara.
Disamping itu, masih ada waktu kurang lebih tiga puluh menit lagi untuk Gio sampai. Clara sudah rapih dengan menggunakan baju kaos warna merah muda yang sedikit oversize dan juga celana jeans pensil yang bewarna kebiruan. Tak lupa ia mengikat rambut nya ke belakang dan kemudian memakai topi kasual yang berlambangkan NY. Untuk alas kaki nya ia memilih menggunakan sepatu kets yang terlihat sedikit lusuh dan juga berwarna hitam. Itulah style andalan Clara jika ia hendak pergi dan belum tau tujuan nya entah kemana. Clara selalu berpakaian santai jika hendak pergi jalan - jalan kecuali jika ada acara - acara tertentu yang mengharuskan dirinya mengenakan beberapa outfit yang telah ditentukan.
Clara menunggu di teras rumah nya sambil sedikit berbincang - bincang dengan bi inah. Tak butuh waktu lama akhirnya Gio datang denga mobil rangerover berwarna hitam milik nya. Gio pun turun untuk menyapa bi inah yang di lihat nya pertama kali saat turun. Clara merasa heran dengan penampilan Gio. Gio mengenakan kemeja putih panjang dengan kancing bagian paling atas terlepas satu, juga bagian lengan yang digulung dengan dipadukan dengan celana semi jeans berwarna coklat tua dan menggunakan flat shoes kulit berwarna biru dongker.
Seketika Clara terpukau sejenak. Kemudian ia tertawa terbahak - bahak melihat penampilan nya yang seperti ingin pergi ke pesta pernikahan dibandingkan dengan outfit yang dikenakan oleh Clara.
" Ha ha ha ha ha. " Suara tawa Clara terdengar begitu keras.
" Hei! mengapa kau mentertawakan ku? " Kata Gio sambil melihat Clara yang tertawa begitu melihat nya.
" Hei apakah kau hendak pergi ke pesta Gi? " Tanya Clara sambil menahan ketawa nya.
Bi inah pun tersenyum kecil sambil menutupi mulut nya dengan tangan.
" Tidak. bukan kah kau yang menyuruh ku untuk menemani mu? " Tanya Gio dengan wajah yang sedikit memerah karena malu.
" Gio... Gio... Kemana hoodie mu dan juga celana training yang biasa kau kenakan itu? ha ha ha. " Ucap Clara sedikit mengejek dan kemudian tertawa.
" Tapi tak apa. kau terlihat sangat berbeda kali ini pak dokter. " Celetuk Clara lagi.
" Puas ku mengejek ku hah? sudah cepat masuk ke mobil. aku sudah cukup malu di sini. " Kata Gio lagi sambil kembali masuk kedalam mobil nya.
Clara pun kemudian masuk kedalam mobil Gio dalam keadaan yang masih melepaskan tawa nya sesekali. sedangkan Gio mulai memasang raut wajah cemberut yang sangat menggemaskan bagi Clara.
Sepanjang perjalanan, Clara terus saja menggoda Gio. Gio pun yang awal nya cemberut menjadi ikut terbawa suasana dan mulai tertawa juga.
Entah mengapa apabila Clara dekat dengan Gio, Clara merasa seperti terlindungi. ia pun tidak pernah sungkan untuk menggoda Gio. Seperti yang pernag ku bilang dari awal, Gio bagi ku adalah segala nya, walaupun selama ini terkadang ia menyakiti hati ku, namun hati ku ini bisa memaafkan nya begitu saja.