Chereads / Cross The Line / Chapter 1 - Roller Coaster Kehidupan

Cross The Line

🇮🇩simmersunshine07
  • 310
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 195.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Roller Coaster Kehidupan

Perubahan yang dialami oleh setiap orang tidak bisa kita lihat begitu saja tanpa proses tertentu. Banyak orang yang hanya bisa menjudge seseorang tanpa berpikir apakah orang tersebut sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Begitulah hal yang menimpa Clara. Banyak sekali yang menilai bahwa gadis tersebut mempunyai watak pemarah, sulit diatur bahkan anti sosial. Keluarga nya sendiri pun merasa kalau Clara adalah seorang gadis yang sudah tidak bisa mereka tangani lagi.

Perasaan seolah - olah dibuang, di kucil kan, terintimidasi itulah yang selama ini mengahantui pikiran Clara. perasaan ketakutan, kehilangan, kesepian dan di tinggal kan selalu membayangi Clara.

Clara merupakan anak sematawayang dari pasangan Hendarto dan Meisya. Hendarto adalah seorang pekerja keras dia merupakan seorang direktur di sebuah perusahaan ternama dan beliau termasuk ayah yang diktator bagi Clara, Sedangkan Meisya yang merupakan ibu Clara adalah seorang designer terkenal yang selalu menomor satu kan pekerjaan nya. mereka berdua termasuk orang tua yang sangat sibuk. di karenakan hal pekerjaan lah yang membuat mereka seperti itu. akan tetapi mereka tetap menomor satu kan anak sematawayang nya yaitu Clara. Mereka selalu memikirkan hal apapun tentang Clara dan mereka selalu menginginkan masa depan yang terbaik untuk buah hati nya itu.

Masa kecil Clara sangat membahagiakan terlihat pada album foto yang tersimpan rapih di rak buku Clara akan tetapi kebahagaian itu tidak bertahan lama. di mulai saat Clara menginjak usia remaja. di mana anak - anak remaja seusia nya hanya memikirkan hal - hal yang membuat mereka bahagia seperti berkumpul dengan teman sebaya, atau mungkin pergi shopping dengan teman atau orang tua masih banyak hal lain yang menyenangkan yang bisa dilakukan dengan teman dekat atau pun keluarga.

Akan tetapi, tidak dengan Clara. keluarga dengan kehidupan ekonomi yang bagus serta mempunyai orangtua yang cukup di kenal tidak membuat kehidupan Clara bahagia atau pun baik - baik saja. tidak ada tempat bagi nya untuk bercerita apa yang ia alami dan apa yang ia inginkan.

Clara hanya bisa menyampaikan perasaan nya dengan amarah dan emosional yang tinggi bahkan ia bisa tiba - tiba diam seribu bahasa tanpa ada yang tahu ada apa dengan nya. hal itulah yang membuat orang disekitar nya mulai menjauhi, mencaci maki bahkan mengucilkan nya termasuk orang tuanya sendiri. orang tuanya nya hanya merasa kalau mereka salah mendidik Clara. dan akhirnya mereka memilih untuk menyibuk kan diri mereka sendiri tanpa berpikir bagaimana perasaan Clara yang sebenarnya.

Clara yang masih belia saat itu hanya berpikiran bahwa ia harus menata hidup nya sendiri. ia bertekad bahwa suatu hari ia akan hidup sendiri dan akan bertanggung jawab pada hidup nya sendiri. dengan umur yang baru belasan tahun Clara sudah memikirkan hal yang seharus nya belum harus dia pikirkan di usia nya itu. keadaan nya lah yang membuat ia bisa berpikir dua langkah ke depan. sampai akhir nya membentuk suatu hasrat yang menggebu - gebu didalam dirinya.

***

Waktu berlalu begitu cepat, hari berganti demi hari bahkan tahun berlalu begitu cepat dan Clara menjalani hari - hari nya seperti biasa. tidak ada Teman ataupun kerabat. bahkan Clara tidak pernah bertemu langsung dengan kedua orang tua nya padahal mereka tinggal di satu atap yang sama di karenakan kesibukan orang tua nya yang sangat padat. Clara memilih menghabiskan waktu nya di perpustakaan di bandingkan di rumah. selain karena hobi, pergi ke tempat seperti itu dapat membuat perasaan Clara menjadi lebih baik.

Clara lulus dengn nilai yang sangat baik dari sekolah menengah atas dan Ia diterima di salah satu Universitas ternama di kota nya dengan jurusan yang ia ingin kan yaitu jurusan arsitektur. Clara sangat berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan di semua bidang pelajaran yang ia pelajari. Clara termasuk orang yang gemar belajar. seluruh waktu nya hanya ia habis kan untuk belajar dan pergi ke perpustakaan. itulah yang membuat Clara menjadi seperti sekarang, diterima di universitas bagus serta jurusan yang ia idam - idam kan.

Tidak terasa saat ini Clara sedang bersiap untuk skripsi oleh karena itu ia selalu menghabiskan waktu di perpustakaan kampus nya. Bahkan pertama kali masuk kuliah pun clara sering menghabiskan waktu nya di perpustakaan karna menurut diri nya selain karena suka membaca, perpustakaan adalah tempat yang paling tenang dan tidak membuat ia harus berinteraksi dengan orang lain. sampai akhirnya ia bertemu seseorang pria yang mulai mengusik kehidupan nya. akan tetapi dengan sikap Clara saat ini Clara tidak pernah menggubris nya bahkan ia selalu berpaling dari pria tersebut jika pria tersebut datang menghampiri nya.

Clara sering merasa asing di rumah nya sendiri. setelah lulus kuliah, Clara berpikir bahwa ia akan meninggal kan rumah dan mencoba hidup mandiri. sempat terlintas dalam pikiran Clara apakah ia harus memberi tahu orangtua nya atau kah tidak perlu sama sekali. akan tetapi ego dalam diri nya berperan lebih besar dari pada nurani nya.

Clara memutuskan meninggalkan rumah tanpa membicarakan atau mendiskusikan kepada kedua orangtua nya. satu bulan setelah ia tinggal di luar, orang tua nya baru menyadari bahwa Clara tidak tinggal lagi dirumah. orangtua Clara menganggap bahwa Clara sudah tidak bisa di atur ataupun di arahkan lagi, ia menanggap bahwa Clara adlah anak pembangkang. sampai pada akhirnya keluarga nya menyerah dan memutuskan untuk lepas tangan dalam membantu Clara. Orang tua Clara menghentikan semua biaya pendidikan bahkan biaya hidup sehari - hari Clara dengan harapan Clara akan kembali kerumah.

Clara tidak heran dengan sikap kedua orangtua nya. bahkan dia pun sudah memprediksi kejadian serupa. selama kuliah Clara juga sering mengerjakan pekerjaan paruh waktu entah itu menjadi kasir swalayan atau pun menjadi pengajar anak sekolah menengah. banyak lagi pekerjaan paruh waktu yang dia kerjakan untuk mencukupi biaya kuliah dan kehidupan nya sehari - hari. bahkan ia tak berharap sama sekali orang tua nya datang untuk membantunya.

Selama Clara hidup sendiri tak pernah sekalipun Clara berkabar maupun bercengkrama kepada orangtua nya. Clara tidak terlalu ambil pusing dengan sikap kedua orangtua nya. yang Clara pikirkan hanyalah kehidupan nya sendiri, bagaimana cara nya agar dia bisa bertahan hidup sendiri.

Setelah penantian yang panjang dan usahanya yang begitu keras akhirnya Clara lulus kuliah dengan nilai yang baik dan ia langsung melamar di perusahaan - perusahaan besar.

Nasib baik pun akhirnya datang. tak butuh waktu yang lama akhirnya ia di terima bekerja di sebuah perusahaan besar sebagai site manager. karena Clara menjadi karyawan tetap Clara memutuskan untuk tidak lagi bekerja paruh waktu. dan ia sudah tidak khawatir dengan kebutuhan finansial nya lagi. sampai pada akhirnya Clara memulai kehidupan nya yang baru dan bertemu seseorang yang membuat perbedaan dalam hidup nya. siapakah dia?