Chereads / Cross The Line / Chapter 3 - Kesalahpahaman

Chapter 3 - Kesalahpahaman

Clara terdiam terpaku dengan tatapan kosong menatap seorang wanita paruh baya yang berdiri di hadapan nya. wanita dengan penampilan yang sangat elegan dan berkelas serta modis. Ternyata itu adalah ibu nya. Clara tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. dia hanya terdiam memandang wanita tersebut. Gio pun hanya terdiam melihat Clara yang sedang dalam tatapan kosong.

" Clara! apa yang kau lakukan di sini? " tanya ibu nya.

" Aah.. hmm.. tentunya sedang bersama teman ku." sahut Clara dengan nada ketus.

" Sudah lama tak bertemu mengapa kau begitu ketus kepada ku? " tanya ibu nya lagi.

" Kalau begitu saya pamit. ayo Gio! " jawab Clara sambil menarik tangan gio dan segera meninggal kan ibu nya.

" Clara! hey. tunggu! ibu masih belum selesai bicara." teriak ibu nya sambil memanggil - manggil clara.

Clara bergegas pergi menjauh sembari memegang tangan Gio. Gio hanya bisa terdiam mengikuti Clara. setibanya diluar gedung Mall tersebut clara melepas genggaman nya dan terdiam sejenak dan berbicara dalam hati.

" Ibu macam apa dia. sudah lama tidak melihat ku hanya itu yg bisa dia katakan?! Apa dia benar - benar seorang Ibu?! " Clara terus saja menggerutu dalam hati. akhirnya Gio pun menyapa sambil menepuk bahu Clara.

" Hey ra!. tadi itu apa betul dia ibu mu? " tanya Gio dengan rasa penasaran.

" hmm. " jawab clara dengan nada pelan dan mengangguk.

" Oh ya? seharus nya tadi aku menyapa nya dengan baik." sahut gio lagi.

" apa kamu bilang? menyapa? ah, sudah lah lupakan saja. " jawab clara dengan nada ketus.

" Iya dong harus nya begitu. lagi pula aku belum pernah bertemu orang tua mu kan? kenapa kamu sinis gitu sih? " tanya gio lagi.

" Ah sudahlah! kamu tambah membuat ku jadi tambah bad mood Gi. " jawab Clara sambil menuju ke stasiun monorel.

" Hey clara tunggu ! " teriak gio sambil mengikuti Clara.

Mereka berdua akhirnya naik monorel untuk kembali kerumah nya masing masing. didalam kereta Clara hanya terdiam sambil mendengarkan earphone di telinga nya. sedang kan Gio hanya terpaku melihat Clara yang terdiam tak nampak seperti biasanya.

dalam hati Gio pun berkata " seharusnya aku berbicara dengan ibu nya tadi. akh kenapa juga aku malah mengikuti Clara. haruskah aku bertanya sekarang pada Clara soal ibu nya? ah tidak! jangan Gio. aku rasa waktu nya tidak tepat. pasti ada kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka. aku yakin!. "

Akhirnya sampai di pemberhentian Clara. Clara tidak menyapa Gio dan pergi begitu saja seperti ia sedang pergi sendirian. Gio hanya terdiam melihat Clara seperti itu. dia paham sekali dengan apa yang saat ini di alami Clara. Gio hanya memperhatikan Clara dari jendela kereta sembari kereta nya berjalan perlahan meninggalkan stasiun.

Sesampai nya dirumah, Clara membuka sepatu nya, meletakkan tas nya di sembarang tempat dan bergegas ke tempat tidurnya. tiba tiba saja dia menangis tersedu - sedu dan menutup wajah nya dengan bantal. berharap tidak ada yang mendengar tangisan nya. setelah beberapa menit ia menangis terdengar suara dering ponsel dari kejauhan. Clara terdiam dan kemudian mengangkat bantal yang ada pada wajah nya dan bangkit dari tempat tidur nya untuk mencari ponsel nya. dan ternyata itu adalah telepon dari Gio.

Seketika Clara kaget sambil membelalakkan mata nya.

" akh tidak! apa yang aku lakukan!! "

Clara tersadar bahwa ia pergi bersama Gio dan ia meninggalkan Gio begitu saja tanpa pamit dengan nya.

" Harus kah ku angkat? atau tidak yah?!?. "

" Aaaaahhh Clara... bodoh banget sih. "

Clara terus menggerutu sambil menatap layar ponsel nya yang terus menerus berdering.

Akhirnya Clara memutuskan untuk tidak mengangkat nya dan membiarkan nya. Ia berpikir tak perlu ada yang di jelas kan. tiba - tiba dering pesan masuk dan Clara membuka ponsel nya. ternyata pesan dari Gio. isi pesan tersebut adalah :

" Clara, apa kau baik - baik saja? tolong balas pesan ku jika kau membacanya. aku khawatir. "

Clara hanya melihatnya tanpa membalasnya. dan kemudian dia pergi tidur begitu saja.

****

Keesokan hari nya

Terdengar suara ketukan pintu dan beberapa kali bunyi bel rumah yang terdengar di telingaku. akhir nya ku memaksakan diri untuk bangun dan melihat siapa yang datang. ketika ku membuka pintu sembari mengusap - usap mata ku seseorang berlari ke arah ku dan memeluk ku dengan erat. mata ku seketika terbelalak dan aku pun terdiam. ternyata seseorang yang memeluk ku saat itu adalah Gio. tersentak aku segera melepas pelukan nya dan sedikit mendorong nya.

" Hey apa yang kau lakukan! " tanya Clara sambil mendorong Gio.

" Kamu baik baik aja kan!? aku khawatir tentang kejadian kemarin. " sahut Gio.

" Aku baik - baik saja. tidak usah berlebihan gi. ayo masuk. " ajak Clara.

" Kamu yakin ra? " tanya Gio lagi.

" Yakin seribu persen Gi. " sahut Clara sambil tersenyum ke arah Gio.

" Syukurlah. aku tidak akan banyak bertanya lagi kalau begitu. " jawab Gio.

" By the way, sorry ya Gi kemarin aku pergi gitu aja tanpa pamit. " kata Clara ke gio

" Its ok. aku ngerti kok. " jawab Gio

" Jadi kamu pagi - pagi kerumah ku cuma mau bilang gini aja? hello... kan bisa telepon Gi. " teriak Clara dari dapur sambil mencari kudapan untuk mereka makan.

" Ya habis kamu aku telepon kemarin tapi kamu gak angkat dan aku kirim pesan kamu juga ga bales. panik lah orang. " jelas Gio kepada Clara.

" Oops.. maaf. " sahut Clara sembari memberikan makanan kepada Gio.

Tiba - tiba suara dering hanphone Gio berbunyi dan Gio mengangkat nya. dia lupa bahwa pagi ini dia ada janji dengan pasien nya.

" Ra aku pergi dulu ya. lupa mesti ketemu pasien ku. " jelas Gio

" oke. bye.. hati - hati ya. " jawab Clara dengan mulut penuh makanan dan sedang mengunyah.

Gio pergi dan Clara menghabiskan makanan nya dan bergegas mandi karna hendak pergi bekerja.

Sesampainya di kantor seperti biasanya Ia sangat di sibuk kan dengan pekerjaan nya. banyak nya perkerjaan membuat Clara melupakan kejadian yang terjadi kemarin. dalam bekerja Clara di nilai sangat profesional. sehingga Ia bisa mendapatkan posisi seperti sekarang. Ia termasuk pekerja yang tekun dan cekatan.

Waktu semakin larut. Clara masih berada di kantor nya di karenakan ia harus lembur karena deadline pekerjaan. dering handphone nya berbunyi, ada panggilan masuk dengan nomor yang tidak dikenal oleh Clara. awalnya ia ragu untuk mengangkat nya akhirnya ia memutus kan untuk mengangkat nya.

" Hallo. apakah benar ini dengan Clara? " tanya seseorang dalam telepon.

" Ya, dengan siapa saya berbicara?. " sahut Clara dengan nada sopan.

" Ternyata ini benar kamu. ada yang mau ibu sampai kan bisa kita bertemu?. " tanya ibu nya Clara.

ternyata yang menelepon adalah ibu nya Clara. Clara seketika terdiam dan melamun mendengar apa yang barusan ibu nya katakan.

" halo.. Clara. halo. apa kamu dengar?. " tanya ibu nya di telepon.

" Maaf salah sambung!. " sahut Clara sambil memutus pembicaraan nya dan bergegas mematikan telepon nya.

Clara terdiam sejenak. dia sangat terkejut karena ibu nya bisa menemukan nomor telepon nya dan menghubungi nya. dalam hati Clara bertanya - tanya bagaimana ibu nya bisa mendapatkan nomor ponsel nya, apa yang sebenarnya yang di ingin kan oleh ibunya. dan ia juga bertanya - tanya mengapa baru sekarang ibu nya menghubunginya setelah sekian lama menghilang bak ditelan bumi.