Dunia memang kejam, bahkan dunia tak memberi sela lagi untuk bebas, kata yang keluar dari mulutpun diatur apalagi pergerakan
Seorang wanita yang berumur 23 tahun hidup sendirian di negara asing, awal yang terjadi adalah wanita itu di tipu, di janjikan beasiswa di kampus ternama, di beri apartement, dibiayai untuk hidup ternyata itu hanyalah sebuah kebohongan besar, situs itu yang seperti nyata membuat wanita itu tergiur dan memilih pergi.
Sesampainya ia di sana bukan di beri semua fasilitas yang di janjikan tapi malah ia di jual tapi untung saja ia bisa melarikan diri, dari rumah bejat yang tak akan pernah seumur hidupnya ia kunjungi.
Wanita itu hidup disana seperti seorang gembel, ia terus menyeret kopernya kemana mana tampa ada tujuan, sampai suatu hari seorang pria tampan berambut agak panjang berwarna blonde di kuncir yang seumuran dengannya menawarkan tempat hidup.
Awalnya semua baik baik saja wanita itu di beri fasilitas hidup yang sangat mewah, wanita itu sedikit curiga kenapa pria ini memberinya semua fasilitas mewah apa mungkin ada sesuatu di baliknya, lama kelamaan wanita itu percaya karena sifat pria itu menyakinkan dirinya bahwa pria itu orang baik.
Setelah di beri fasilitas hidup ia di beri kesempatan untuk melanjutkan kuliahnya, berkuliah yang sama dengan pria itu, tempat itu terlalu mahal untuk dirinya tapi pria itu memaksa bagaimana bisa wanita itu menolak, wanita itu menganggap semua ini adalah sebuah keberuntungan besar.
Beberapa bulan sebelum wanita itu memasuki kuliah, sudah terjadi sesuatu padanya.
Beberapa bulan terakhir sikap pria itu sedikit aneh, ia tiba tiba memasuki apartement wanita itu, biasa ia selalu membunyikan bel tapi sekarang tidak ada pertanyaan yang tak berani wanita itu lontarkan karena tatapannya yang dingin membuat wanita itu seketika membeku, biasanya pria itu jarang datang ke apartement dan sekarang ia selalu mendatangi apartement wanita itu.
Dan suatu malam pria itu datang ke apartement si wanita membawa beberapa sebuah kaset, ia masuk dengan sangat santai.
"hai, kenapa kau datang sangat larut?" wanita itu bertanya tapi hanya tatapan aneh yang di berikan pria itu
"dan apa itu?" tanya wanita itu lagi tapi tak di gubris oleh si pria
pria itu memutarnya betapa terkejutnya si wanita melihat apa yang di putar si pria.
"kenapa kau memutarnya aku tak suka dengan semua itu sebaiknya kau pergi, karena ini sudah larut" gugup si wanita yang benar benar tak menyangka apa yang di putar sang pria
Si pria lagi lagi tak menggubrisnya ia malah berjalan ke arah pintu, menguncinya dan mencabut kunci itu.
"jangan tutup mata mu, tonton sampai habis" kata sang pria dengan tatapan datar
"taa..ta..pi aku tak suka melihat ini" si wanita benar benar merasa ketakutan hingga jari jari tangannya gemetar
"turuti saja perintahku" sang pria berbaring di atas kasur si wanita dan si wanita duduk di sofa kamarnya.
Si wanita terpaksa menonton itu sebenarnya ia tak sudi melihat hal hal seperti itu tapi itu sebuah perintah yang beberapa bulan terakhir menolongnya dari segala nya
Yang di bawa sang pria tadi adalah kaset forno, sang pria terus memaksa wanita itu menontonnya.
Pria itu tak melakukan apapun, ia hanya menonton tidak lebih.
Hari demi hari pria itu memaksa si wanita menonton film itu terus menerus, memaksanya menggunakan vribrator ataupun dildo, namun pria itu tak pernah menggaulinya, walaupun ia dengan mata kepalanya sendiri melihat si wanita bermain dengan benda itu.
Sesampainya pada bulan dimana mereka masuk kuliah, wanita itu di paksa menggunakan vibrator sebelum berangkat kuliah, si wanita memaksukan vibrator ukuran mini ke dalam vaginanya yang tertutup roknya dan remote controlnya di pegang oleh si pria, mereka berangkat kuliah tidak bersama sama.
🎭🎭🎭
Di dalam kelas yang sama dengan si pria wanita itu memperkenalkan diri
"perkenalan namaku freya valerie panggil saja freya, terima kasih" ucap wanita itu
"baiklah freya kau bisa duduk di sebelah sana" sang dosen menunjuk bangku di ujung sebelah kanan di depan sang pria hanya berbatas dua barisan saja, di sebelah nya juga seorang pria
"efron jangan kau ganggu dia" si dosen memanggil nama pria yang sesamping dengan freya
"dan satu lagi Sam jangan kau buat takut dia dengan tatapanmu" semua orang menoleh ke arah sang pria yang menolongnya, ternyata namanya Sam xandro.
Jam pelajaran hampir habis dosen keluar lebih dulu, efron yang mulai mengajak freya mengobrol
"hai, kau seperti bidadari yang tiba tiba jatuh kebumi ini, kau sangat cantik dan juga.. seksi" kata seksi efron memajukan kepalanya dan berbisik ke telinga freya melihat itu sam tak tinggal diam, ia menekan tombol di remote controlnya.
"aw" seketika freya sedikit berteriak karena serangan tiba tiba dari bawah sana, seakan benda itu ingin bergerak kencang freya berlari ke toilet
"aku harus ke toilet" freya mengatakan itu dengan tergesa gesa ia membawa tasnya karena sebentar lagi jam pelajarannya itu hampir habis tinggal beberapa menit, freya berlari mencari toilet tapi tak ketemu untung saja ada salah satu dosen lewat dan di tunjukan nya toilet teraebut, diikuti oleh sam.
"hmmpp" freya menahan mulutnya agar tak mendesah, gerakan di bawah sana sungguh tak teratur yang memegang remote control itu sungguh kejam, freya mencengkram roknya dan mulutnya, karena belum jam habis Sam memanfaatkan kesempatan menekan remote control itu hingga kecepatan yang sangat cepat, sam bersender di depan pintu toilet wanita
Saat benar benar freya akan orgasme sam mematikan benda tersebut membuat freya merasa tersiksa
Freya membenarkan pakaiannya ia keluar dari toilet dengan terburu buru tapi saat di depan pintu sam yang memperhatikannya dengan tatapan dingin
"kau tak memakainya" Sam berkata sangat datar tak ada ekspresi apapun yang di tunjukkannya
"aku memakainya" freya berkata pelan suaranya hampir habis karena ia menahan desahannya tadi
"tapi aku tak mendengar suaramu" pertanyaan itu bukanlah pertanyaan lebih tepatnya pernyataan
"terserah kau mendengarnya atau tidak" freya berjalan melewati sam namun berhenti, lenganya di tahan sam, ia di tarik masuk kembali ke dalam toilet dan sam meraba bawahnya ternyata freya memakainya
Freya cepat keluar dari toilet karena jam pelajarannya sudah habis banyak mahasiswa yang keluar untuk makan siang, dalam perjalannya kekantin banyak mata yang memperhatikannya, di ikuti Sam di belakangnya
Freya mengambil makan siangnya lalu duduk di meja yang tersedia tak jauh dari pandangan sam, freya seola olah tahanan yang harus di jaga ketat.