Happy Reading!
Langkah kaki Angel menyusuri Living room, telinga nya mendengar sesuatu yang tidak biasa. Entah Airin sedang menonton film dewasa atau memang Airin yang lagi melakukannya. Tapi, apa benar itu terjadi. Angel penasaran, semakin mempercepat langkahnya mendekati sofa dimana suara itu terdengar jelas. Ketika Angel mengintip dari sudut tembok, ia terkejut melihat Airin sedang bersama Mark.
Kurang ajar, beraninya Airin melakukan itu di Living room. Ya meski agak jauh dari pintu luar tapi sama saja keterlaluan. Angel membiarkan mereka berdua dengan percaya diri, ia menaiki tangga menuju kamar atas.
"Mereka berdua sangat menyebalkan!" gerutu Angel, "Jangan mentang-mentang sudah dewasa, seenaknya begitu. Huft," lanjutnya lagi.
Kemudian membanting tubuhnya ke ranjang empuk. Angel menatap atap langit-langitnya, mengingat ciuman tadi rasanya kok aneh. Tubuh yang menggigil kembali normal dan hangat. Tanpa sadar ia tersenyum manis mengingatnya kembali. Angel mencubit pipinya sendiri, menyadarkan diri kalau ini bukanlah mimpi.
"Arghh, kenapa aku terus mengingatnya." gumam Angel seraya menutup wajahnya malu-malu kucing. Uhuhu.
Angel malas mandi, gadis itu memilih memejamkan matanya setelah mengganti pakaiannya dengan kaos putih tipis serta celana pendek untuk tidur. Angel tidak mau memikirkan hal yang terjadi tadi. Bagaimana kalau Damian hanyalah modus dan bermain-main saja pada Angel. Karena kan sejak dulu, Damian adalah lelaki kurang ajar.
"Ck, haisss, aku lelah. Aku mau tidur!" ujar Angel, menghentikan pikirannya untuk memikirkan sosok orang yang Angel benci.
____
"Angel, kau semalam melihat kami?" tanya Airin setelah duduk di samping Angel yang lagi menyeruput kopi susu hangat.
"Tidak," jawab Angel singkat tanpa menoleh ke arah Airin. Gadis itu sibuk menonton drama korea yang ada di laptopnya.
"Serius? Aku pikir kau melihatnya, aku kepikiran. Maafkan aku yang ceroboh ini." ujar Airin,
"Terserah kau saja, lain kali berbuatlah di kamar. Itu lebih aman, jangan mentang-mentang kalian sudah dewasa terus seenaknya sendiri. Bisa berisik," balas Angel sembari menoleh ke arah Airin. Bilangnya tidak, tapi Angel ada benarnya.
"Baiklah, aku mengerti." lirihnya, "Bagaimana dengan kencanmu dengan Bos." lanjut Airin, kepo dengan jalan-jalan sorenya Angel bareng bos.
"Ck, kau pikir kami kencan? Sebatas pekerjaan saja, lalu setelah itu kami pulang." jawab Angel dengan santai, tidak raut kebohongan di wajahnya. Jadi Airin mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Aku pikir, Bos adalah lelaki normal." cibir Airin, ia kira sama saja dengan Mark, yang tidak bisa menahan jika dekat orang yang ia cintai. Ternyata bos berbeda, bukan lelaki agresif.
"Jangan samakan Damian dengan Mark, beda jauh." ujar Angel, membuat Airin terpelongo tak percaya. Ya sepertinya sih memang begitu.
Karena sudah pukul 06.00 pagi, Angel bergegas untuk membersihkan badan. Siap-siap untuk tempur lagi dengan pekerjaan di kantor. Untung saja Jadwal meeting tidak terlalu padat.
****
"Selamat pagi pak," sapa Angel ketika melihat Damian datang melewati dirinya. Lelaki itu langsung merespon dengan anggukan kecil, kemudian masuk ke dalam ruangan.
Angel baru akan duduk, tiba-tiba Vino datang menemuinya membawa beberapa berkas yang menumpuk. Haruskah Angel mengerjakan ini semua?
"Bu, saya sudah menyelesaikannya sampai lembur. Terimakasih sudah membantu saya saat magang kemarin, dan sekarang saya sudah diterima menjadi karyawan di kantor ini. Semua berkat Bu Angel, saya benar-benar berterimakasih banyak." ucap Vino, membuat Angel tersentuh.
Ughh menggemaskan sekali anak ini.
"Waah, kalau begitu saya periksa ya. Sama-sama Vino, kau bekerja dengan sangat baik. Jadi, siapa yang akan menolak seorang berbakat sepertimu. Semoga kelak menjadi orang yang sukses ya, jangan pantang menyerah. Ok! Fighting!" balas Angel sembari memberi semangat kepada Vino.
Karena usaha tidak akan mengkhianati hasil, begitulah sekiranya. Vino bekerja dengan sangat baik, ia bahkan ingin seperti Angel yang bekerja keras. Lembur hampir setiap hari.
"Sekali lagi, terimakasih bu Angel." ujar Vino, kemudian mendapat respon dari Angel. Lalu Vino kembali ke tempat duduknya, dimana sekarang sebagai karyawan tetap di kantor besar ini.
"Dia pantas mendapatkan semua, dan aku juga wajar melakukan semuanya." gumam Angel.
Deg, bagaimana dengan tujuannya.
Apa Angel melupakan semuanya, tidak mungkin juga Angel dengan begitu mudahnya melupakan balas dendam yang mendalam. "Ck, huufttt."
Ketika Angel mengantarkan berkas untuk Damian, lelaki sepertinya sibuk dengan laptop. Sehingga tidak merespon Angel sepenuhnya.
"Permisi pak, ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani." ujar Angel seraya menaruh berkas tersebut di meja Damian. Lelaki itu langsung mengambilnya, tanpa melirik Angel sedikitpun.
"Kalau begitu kau bisa keluar, Angel." perintah Damian,
Angel mengangguk, lalu keluar dari ruangan Damian. Beberapa berkas itu memang sudah Angel periksa sebelumnya, ada sesuatu yang ia tangkap dengan layar ponsel. Berhasil, langkah demi langkah Angel bisa melakukannya.
Kemudian, jiwa Fangirl nya memang sudah melekat dalam dirinya. Angel kembali duduk serta membuka laptopnya. Ia mencari "Kai- Mmmh" Angel perlu asupan pagi ini, merindukan member Exo untuk berkumpul lagi. Jadinya ia mendengarkan lagu Kai mmmh, sumpah itu benar-benar membuat Angel langsung semangat bekerja.
"Mmmh, mmmh, yeah."
"Mmmh, mmmh, oahh."
"Mmmh, mmmh, yeah."
"I said, I said."
Gadis itu asik dengan musiknya tanpa menghiraukan sekitarnya. Begitulah Angel tidak tahu tempat kalau sudah asik dengan dunia halu nya.
To be continued.