Happy Reading!
Angel merebahkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan matanya sebentar, ada perasaan yang benar-benar menjanggal di hatinya. Perasaan Angel untuk Arya seperti tidak setulus hati, malah menganggap Arya sebagai orang terdekat saja. Lalu kenapa dulu Angel sering sekali frontal tentang cintanya pada Arya.
"Huft," helaan nafas Angel keluar dari mulutnya, gadis itu memiringkan tubuh menatap luar jendela.
"Kau tau, aku seperti mati rasa." gumamnya sendiri, kemudian Angel memilih untuk istirahat dan kembali esok dengan tubuh yang segar.
___
"Kenapa kau melakukan ini Angeline, apa kau tidak tau sekarang posisimu! Ha?!" bentakan itu membuat Angeline terkejut, ia menatap lawan bicaranya dengan tanpa takut sedikitpun.
"Aku tidak melakukan apapun! Aku juga tidak tahu siapa dia. Jangan kau fikir aku berselingkuh di belakangmu, seperti yang kau lakukan Damian!" sentak Angeline kepada suaminya.
Kedua manusia itu bertengkar hebat, saling menuduh satu sama lain.
Rahang Damian mengeras, amarahnya sudah tidak terkendali lagi. Rasanya ingin melemparkan sesuatu tapi ia menahan untuk melakukannya. "Berapa kali aku bilang, dia bukan selingkuhanku. Aku tidak pernah selingkuh!" sarkas Damian seraya mengeraskan suaranya.
"Oh ya? Lalu kenapa kau tidak pernah pulang tepat waktu, apa yang kau lakukan? Lelaki brengsek!" cetus Angeline, kemudian mengemasi barang-barangnya. Tidak peduli jika malam ini ia keluar dari rumah, karena Angeline sudah terlalu sabat menghadapi Damian.
"Kau mau kemana? Jangan pergi Angeline!" tahan Damian, tetap saja Angeline orang yang kerasa kepala. Tidak akan mendengarkan perkataan dari Damian.
"Aku akan keluar dari neraka ini!" sentak Angel kemudian menyeret kopernya keluar dari rumah. Pertengkaran malam ini mengakibatkan keributan, Damian langsung mengikuti Angeline dan menahan istrinya keluar.
"Kau tidak boleh pergi! Tidak!" tahan Damian, sembari memeluk Angeline dari belakang.
"Jangan tinggalkan aku dan Aurora!" lanjut Damian.
"Aku muak Damian, kau tahu aku tidak pernah melakukan hal buruk seperti yang kau pikirkan! Jangan timpalkan aku dengan masalah mu itu!" Angeline memberontak, dengan cepat ia langsung mempercepat langkahnya.
Marvel membukakan pintu untuk Angeline masuk, lelaki itu hanya membantu bukan selingkuhan Angeline. Karena kenyataannya bukan seperti itu. Mereka keluar dari area perumahan mewah milik Damian.
Setelah di tengah perjalanan mereka mengalami kecelakaan beruntun. Mobil yang di kendarai oleh Marvel dan Angeline terjepit di tengah kejadian tersebut. Bagian depan mobil ringsek, setengah sadar Angeline merasakan wajahnya berlinang darah yang mengalir dari kepala. Melihat keadaan Marvel yang tidak sadarkan diri, Angeline mencoba menggoyang-goyangkan tubuh lelaki itu.
Tapi sepertinya Angeline tidak sanggup lagi, ia sudah lemas dan akhirnya memejamkan matanya.
Brakkk!!! Mobil tersebut di tabrak lagi oleh sebuah truk.
"Tidak!"
Brugh, Angel terjatuh dari ranjangnya karena tersentak kaget dengan mimpinya yang mengerikan itu. Ia gemetar ketakutan jika bermimpi seperti itu lagi malam ini. Kenapa Angel serasa di hantui dengan mimpi-mimpi ini. Angel bangkit dari lantai dan kembali ke ranjangnya.
"Apa yang terjadi padaku?" gumamnya, gadis itu duduk di tepi ranjang. Tangannya sudah berkeringat karena ketakutan, "dan Damian? Kenapa dia menahanku? Bukannya waktu aku kabur dari rumah dia tidak melihatku kan?" ingatan Angel memang tidak sedetail mungkin, karena efek dari kecelakaan waktu beberapa tahun lalu.
"Aku harus menghubungi kak Devano, pasti dia tahu sesuatu. Dan siapa lelaki yang bersama ku di mimpi itu?" rasa penasarannya semakin jadi, Angel mengambil ponselnya yang ada di dekat bantal. Kemudian menekan nomor sang kakak untuk di hubungi, tidak peduli jika di sana sedang sibuk atau malah tidur.
Tutttt...Tuuuuttt... Panggilanmu di alihkan. Cobalah beberapa saat lagi.
"Ck, menyebalkan!" gerutu Angel, pasti Devano sedang sibuk dengan pekerjaannya. Karena waktu di sana beda beberapa jam dengan indonesia.
Angel keluar dari kamarnya menuju dapur, tak lupa menghidupkan lampu yang sudah di matikan sejak dua jam yang lalu. Butuh membahasi tenggorokan kering, mengisi perut yang kosong. Angel juga tidak pernah melakukan diet, bahkan ia ingin gemuk biar terlihat bohay. Namun, tetap saja dengan badan mungil, lumayan oke sih.
__
Airin terkejut ketika melihat Angel tertidur di dapur, tumben sekali Angel ketiduran di sini. Tidak ada berkas atau laptop, Airin pikir kelelahan bekerja sampai ketiduran. "Anak ini, kebiasaan sekali." gumam Airin seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Angel, Angel bangun Ngel!" Airin membangunkan sahabatnya, pasti tidak akan bangun kalau bukan dengan jurus terampuh.
"Chanyeol dan Baekhyun ada di depan rumah, haruskah aku yang menemui mereka." bisik Airin,
"Eum, kau menjengkelkan!" cetus Angel
"Hei, Angel." Airin kembali mengguncang tubuh Angel cukup kuat, sampai gadis itu hampir tersungkur ke samping.
"Aarggh, aw." desis Angel, kemudian membuka matanya ketika benar-benar jatuh ke lantai.
Airin menahan tawa, ada-ada saja kelakuan Angel setiap harinya. Cantik tapi ceroboh pake banget, makanya Airin tidak pernah merasa inscure dengan kecantikan Angel. Karena cantik tapi otaknya selalu ketinggalan.
****
"Badanku pegal-pegal semua, ughh." keluh Angel sembari memijat pundak kirinya, akibat ketiduran di dapur.
Angel masuk ke dalam ruangan Damian, membereskan beberapa berkas di sana. Tak lupa sebentar lagi akan meeting besar di room 1. Ia harus mempersiapkan diri dan semuanya harus benar-benar terlihat sangat baik. Tidak boleh ada yang cacat sedikitpun.
Tanpa sengaja, Angel melihat foto Damian dan seorang wanita yang terselip di berkas. Angel mengambilnya lalu menatap foto itu beberapa menit. Bibirnya terukir sebuah senyuman pagi ini, betapa indahnya masa dulu saat mereka saling mencintai.
"Sudah siap?" tiba-tiba suara Damian mengisi ruangan tersebut membuat Angel gelagapan. Dengan buru-buru mengembalikan foto tadi ke tempatnya. Gadis itu langsung mengambil berkas dan iPad miliknya.
"Sudah pak, kita berangkat sekarang?" jawab Angel, kemudian menghampiri Damian membenarkan dasi serta jass hitam yang Bosnya pakai. Hidung Angel mencium parfum Damian lagi, benar-benar menyejukkan indra penciumannya.
"Hari ini, kita akan bertemu banyak orang penting. Aku harap kita bisa melakukan yang terbaik." ucap Damian.
"Baik pak, kita bisa melakukannya." respon Angel,
Mereka pun langsung menuju ke ruangan meeting, sudah siap semua menunggu kedatangan CEO dari perusahaan besar. Siapa lagi kalau bukan Damian, penerus direktur Tuan Alfanro diego robert. Damian akan melakukan yang terbaik untuk perusahaannya.
Tidak akan ada yang bisa menandinginya, begitu juga dengan sekertaris hebat yang selalu membantunya. Pekerjaan yang luar biasa.
___
Setelah meeting berlangsung cukup lama, Angel menghela nafasnya panjang. Lega, ia mengekori Damian yang keluar dari ruangan, di belakangnya ada beberapa orang yang mengikuti Damian. Termasuk Mark,
Beberapa pembisnis, geleng-geleng dengan seorang Damian yang begitu sempurna. Di dalam hidupnya seperti tidak ada kecacatan, perusahaannya semakin maju. "Permisi Bu angel," ucap Pak Leon menyapa Angel. Salah satu pembisnis yang kagum dengan perusahaan Damian.
"Iya pak, ada apa?" balas Angel begitu ramah.
"Saya benar-benar takjub dengan Tuan Damian, dan sekertaris seperti Bu Angel. Kalian memang yang terbaik." puji Pak Leon,
"Terimakasih pak, kami mencoba melakukan yang terbaik. Begitu juga dengan Bapak yang hebat dalam posisi teratas." Angel membalas dengan senyuman di bibirnya, menghormati yang lebih tua itu pasti.
Meski pujian banjir untuknya dan Damian, ia tidak pernah merasa sombong. Malah Angel seperti tersipu malu, bangga pada dirinya bisa sehebat ini. Padahal di balik itu semua, Angel memiliki tujuan yang buruk.
To be continued.