Chereads / Daisy Chain / Chapter 25 - Teror di malam hari

Chapter 25 - Teror di malam hari

Namun setelah itu Rian mencoba untuk menelpon Daisy tapi ia mendapat respon yang sangat-sangat tidak terduga. Ternyata Daisy tidak menyimpan nomor telponnya.

Maka dari itu Rian hanya diam saja sambil menahan tawanya akibat gemas dengan tingkah Daisy yang sedang marah, apa lagi Daisy tidak sadar siapa yang ia marahi.

"Ini orang kok dimarahin malah diem aja sih?" heran Daisy.

Daisy langsung saja mengakhiri panggilan tersebut. Karena ini seperti membuang-buang waktu, lebih baik ia melanjutkan gamenya yang sempat kalah tadi.

Tak terasa Daisy sudah memainkan gamenya sepanjang perjalanan pulang dan itu membuat ibu jarinya terasa pegal. "Huh, capek juga ternyata," ucapnya sambil membunyikan jari-jarinya.

Karena ibu jarinya sangat pegal, akhirnya Daisy memutuskan untuk mendengarkan musik saja. ia langsung menyumpal kedua telinganya dengan headset dan memejamkan matanya lalu tanpa Daisy sadari ia pun tertidur.

* * * *

"Aku pulang." Daisy memasuki rumahnya dengan wajah lesunya dan langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa.

Daisy benar-benar merasa lelah. Entah kenapa rasa lelahnya itu lebih terasa saat ia pulang ke rumah dibanding jika ia masih di tempat kemping.

"Bersih-bersih sana, abis itu langsung ke dapur, kita makan bareng-bareng," ucap Dony setelah masuk ke rumah dan meletakkan kunci mobil di atas meja ruang tamu.

"Ahk nanti aja, Lia masih lelah kak Dony." Daisy melepaskan tas ranselnya dan kembali menyenderkan punggungnya di sofa.

"Mandi Lia," tegas Dony sambil menatap Daisy. "Baiklah." Daisy akhirnya menuruti Dony walau dirinya sebenarnya enggan untuk mandi jangankan mandi untuk bangun dari sofa saja ia malas.

"Kak Dony, mau ngapain?" Daisy yang melihat Dony berjalan kearah dapur. "Mau masak," jawab Dony sambil meletakkan teflon nya di atas kompor.

Dony sangat pandai dalam hal memasak. Berbeda dengan Daisy, ia sama sekali tidak bisa memasak. Pernah sekali Daisy memasak telur tapi telurnya malah gosong dan membuat dapur menjadi kacau balau.

"Yaudah, Lia ke kamar dulu." Daisy langsung pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Setelah memasuki kamarnya, Daisy langsung meletakkan tasnya di lantai samping tempat tidur dan setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Sementara itu Dony di dapur sedang memasak nasi goreng untuk Daisy dan juga dirinya. Dony melakukannya dengan sangat rapih tidak seperti adiknya itu.

Setelah selesai memasak nasi gorengnya, Dony langsung memanggil Daisy untuk turun kebawah dan makan bersama. "Lia, makanannya udah siapa nih!" sambil menaruh piring di atas meja makan.

Daisy langsung turun kebawah setelah dipanggil oleh sang Kakak. Daisy mengenakan baju santai yang bajunya berlengan pendek berwarna krem dan celana pendek di atas lutut yang berwarna senada dengan atasannya dan rambut yang ia kuncir asal.

"Halo Kak Dony," sapa Daisy sambil menarik kursi yang akan ia duduki.

"Mama sama Papa belom pulang?" tanya Daisy yang sudah menyendok nasi goreng nya.

"Belum, katanya sih minggu depan baru bisa pulang," jawab Dony sebelum memasukkan nasi goreng ke mulutnya.

"Oh iya, tadi di tempat kemping, kamu baik-baik aja kan?" tanya Dony di sela-sela mengunyah nasi goreng nya.

"Baik-baik aja kok," jawab Daisy yang masih sibuk memakan nasi goreng buatan Dony.

"Bener, gak terjadi apa-apa sama kamu?" tanya Dony untuk memastikan jika adiknya ini tidak berbohong.

"Beneran Kak Dony, ngapain Lia bohong." Sebenarnya Daisy ingin menceritakan jika kemarin di tendanya ada ular dan ia juga dikejar oleh harimau tapi karena dirinya baik-baik saja, jadi untuk apa ia ceritakan.

"Emang kenapa sih, tumben banget. biasanya kalo Kak Dony udah liat fisik Lia yang baik-baik aja, Kak Dony gak perlu lagi nanya kaya gitu." Ya memang benar, ini baru pertama kali Dony menanyakan hal ini.

Biasanya Dony hanya melihat kondisi Daisy saja, jika kondisi Daisy baik-baik saja maka semuanya akan baik-baik saja.

"Ah, gak papa, Kak Dony cuman nanya aja. kalo emang gak ada yang terjadi sesuatu sama kamu, Kakak lega." ucap Dony sedikit gugup.

#Flashback On

Saat Dony sedang fokus mengerjakan tugas kuliahnya, tiba-tiba ada sebuah batu yang dilapisi oleh kertas menembus jendela kamarnya dan itu membuat kaca jendelanya pecah, untung saja ia tidak terkena batu maupun pecahan kaca tersebut.

Dengan hati-hati Dony mengambil batu itu dan ia buka kertas yang membalut di batu tersebut dan betapa terkejutnya saat melihat tulisan berwarna merah yang ia duga adalah darah yang sudah mengering.

Di kertas tersebut tertulis bahwa 'PERMAINAN TELAH DIMULAI' dan otaknya seketika memikirkan kondisi adiknya. Ia benar-benar takut akan hal buruk menimpa Adiknya itu.

"Om Bram, apa mungkin pelakunya adalah Om Bram?" tanya Dony pada dirinya sendiri. Disaat Dony sedang memikirkan siapa pelakunya, tiba-tiba handphone nya berdering tanda ada panggilan masuk.

Dony langsung menyambar handphone nya dan melihat siapa yang menelponnya, setelah dilihat username yang tidak asing baginya, langsung saja Dony menggeser ikon berwarna hijau tersebut.

"Halo Pa, ada ap_"

"Sayang, Lia dimana? mama ingin bicara sama Lia," potong Rani dengan nada cemas. Sementara Dony kaget, karena ia pikir itu Ayah-nya ternyata Ibunya yang meminjam handphone Ayah-nya.

"Lia lagi gak ada di rumah Ma, Lia lagi ada acara kemping di sekolahnya," jelas Dony.

"Tapi Lia baik-baik aja kan, Dony?" tanya Rani dengan nada yang begitu khawatir.

"Don, Dony, gak tau Ma tapi...Dony yakin kalo Lia baik-baik aja." Dony berusaha meyakinkan Rani, walaupun sebenarnya dirinya tidak begitu yakin dengan perkataannya barusan.

"Tapi sebenarnya ada apa Ma, kenapa Mama khawatir banget sama Lia?" tanya Dony.

"Apa Mama sama Papa diteror juga?" tanya Dony dengan sedikit berhati-hati.

"Dony, kamu juga diteror?" sekarang bukan Rani lagi yang bertanya tapi Panji.

"Iya Pa," jawab Dony.

"Papa, apa ini semua ulahnya Om Bram?" sambung Dony.

"Bisa jadi, tapi nanti Papa akan suruh orang kepercayaan Papa untuk cari tau apa bener ini semua ulah dari Bram atau bukan," jelas Panji.

"Yasudah, kamu jaga Adik kamu itu, jangan sampai kejadian itu terulang lagi dan kamu juga jaga diri kamu baik-baik, kalo ada apa-apa segera hubungi Papa. Papa kemungkinan baru bisa pulang minggu depan, karena masih banyak urusan yang harus Papa sama Mama selesaikan disini." Dony hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda bahwa ia mengerti meski hal itu tidak bisa dilihat oleh orang tuanya.

Setelah percakapan panjang tersebut Panji mengakhiri panggilan tersebut. Dony langsung meletakkan handphone nya di meja belajarnya. Lalu ia mengambil sapu dan serokan sampah untuk membersihkan pecahan kaca jendelanya itu.

#Flashback Off

"KAK DONY!" panggil Daisy dengan suara lantangnya hingga Dony tersadar dari lamunannya.