Hari ini Daisy, Ella dan Riska sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah Daisy. Seperti yang telah di rencanakan kemarin.
"Emang ya semua guru itu bisanya nyusahin murid doang," ucap Ella kesal sambil sibuk mengetik materi yang ada di buku ke laptop.
"Bener banget!" Riska membenarkan ucapan Ella.
Apa yang di bilang Ella itu benar, sekarang mereka bertiga sedang mengerjakan dua tugas makalah dari guru yang berbeda.
Ella mengerjakan makalah Bahasa Indonesia dan Daisy mengerjakan makalah Biologi, sedangkan Riska duduk di sofa sambil sibuk memakan cemilan yang disediakan oleh Daisy.
Posisi mereka bertiga saat ini duduk berpencaran. Ella duduk di bawah dengan laptop yang ia taruh di atas meja ruang tamu, Riska duduk di atas sofa dengan kaki selonjoran yang tangannya memeluk toples keripik lalu matanya asyik menonton acara yang disiarkan oleh TV.
Sementara Daisy duduk di sofa yang berbeda dengan Riska. Di ruang tamu Daisy terdapat tiga sofa.
"Bener, bener, nih kerjain. dari tadi kerjaan lo cuman makan doang!" Ella yang kesal dengan Riska.
"Iya-iya bawel!" Riska menghampiri Ella yang sedang duduk di lantai beralaskan karpet bulu.
Ella beranjak dari duduknya lalu berjalan menghampiri Daisy yang sedang duduk di sofa sambil memangku laptop.
Mereka bertiga sibuk dengan urusannya masing-masing. Daisy yang masih sibuk mengerjakan tugasnya dan Riska juga masih sibuk mengerjakan tugasnya sambil sesekali tangannya mencomot keripik yang sengaja ia taruh di atas meja bersebelahan dengan laptopnya.
"Akhirnya selesai juga." Daisy meletakan laptop di sebelahnya lalu ia merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk, itu karena selama mengerjakan tugasnya ia tidak mengganti posisi duduknya.
"Gue juga." Riska menyimpan file makalah dan menutup laptopnya.
"Kalian berdua mau langsung pulang atau masih mau main di sini?" Daisy menutup laptopnya dan meletakkannya di atas meja.
"Entar aja, gue masih betah di rumah lo," jawab Ella yang di anggukkan oleh Riska dan juga Daisy.
"Itu nyokap sama bokap lo?" tanya Riska yang matanya masih sibuk memperhatikan foto keluarga Daisy.
"Iya." Daisy mengambil handphone nya yang tadi ia taruh di atas meja.
"Terus nyokap sama bokap lo kemana? kok gue dari tadi gak ngeliat." Riska yang pandangannya masih tak luput menatap foto berukuran besar itu.
"Nanti jam tiga mereka pulang," jawab Daisy yang masih fokus memainkan handphone nya.
"Oh iya, kalian mau makan?" Daisy memandang kedua sahabatnya itu.
"Nasi goreng," jawab Ella yang matanya masih fokus memandang layar handphone nya.
"Risotto," jawab Riska yang sedang menutup toples keripik yang sekarang isinya sudah digantikan oleh angin.
"Oke, bikin sendiri." Daisy lanjut memainkan handphone nya. Tentu saja Riska dan Ella harus membuat makanannya sendiri, karena Daisy tidak pandai masak.
Daisy hanya menanyakan mereka berdua ingin makan apa, bukan ingin menawarkan diri untuk membuat makanannya. Jadi jangan salahkan Daisy.
Setelah mendengar ucapan Daisy, Riska dan Ella pergi ke dapur untuk membuat makanan untuk dirinya dan juga untuk Daisy.
Mana mungkin Daisy masak, yang ada masakannya gosong bersama dengan rumahnya yang ikut gosong akibat kebakaran.
Daisy menghampiri kedua sahabatnya yang masih sibuk memasak di dapur, karena Daisy merasa bosan jika sendirian di ruang tamu.
Ia duduk di bangku pantry sambil mencomot sosis yang sudah di goreng oleh Ella dan itu nantinya akan dicampur oleh nasi gorengnya.
Ella yang melihat Daisy ingin mengambil sosis untuk kelima kalinya, langsung mengambil sendok dan memukul tangan Daisy hingga si pemilik tangan itu meringis kesakitan.
"Ella!" Daisy mengusap area tangannya yang di pukul pakai sendok oleh Ella.
"Apa? udah empat sosis yang lo makan dan sekarang lo mau ngambil lagi? liat, sosisnya udah tinggal sedikit." sahut Ella sambil berkacak pinggang.
Riska yang sudah mulai mencium bau-bau pertengkaran pun hanya bisa menutup telinganya dengan headset agar ia bisa masak dengan tenang dan yang paling penting gendang telinganya aman dari suara cempreng milik Daisy dan juga Ella.
"Apa sih, orang masih banyak kok. kalo kurang tinggal tambahin aja, kan masih ada tuh di kulkas," jawab Daisy enteng sambil tangannya kembali ingin mengambil sosis yang tinggal sedikit di atas piring.
Ella langsung mengambil piring tersebut. "Sosis nya udah abis! pokonya nanti ini sosis tinggal buat gue, nasi goreng lo gak akan gue campur sosis soalnya lo udah makan banyak tadi." Ella meletakkan piring itu di samping kompor.
"Ish pelit banget sih lo!" gerutu Daisy. Sementara Ella masa bodo, ia sama sekali tidak perduli dan Ella mulai memasukkan nasi ke dalam Penggorengan.
"Intinya gue gak mau tau, nasi goreng gue harus ada sosisnya!" Final Daisy yang setelah itu pergi begitu saja ke meja makan menunggu nasi goreng nya tiba.
Sambil menunggu makanannya tiba, Daisy memainkan handphone nya. Sesekali ia tertawa karena melihat beberapa Video lucu yang muncul di beranda instagramnya.
Tak lama kemudian Riska datang dengan piring yang sudah terisi Risotto buatannya sendiri. Riska duduk berhadapan dengan Daisy, dan disusul Ella yang membawa dua piring nasi goreng.
Ella meletakkan piring itu di atas meja. Ella duduk bersebelahan dengan Daisy. "Hmmm... tadi bilangnya nasi goreng gue gak akan lo kasih sosis tapi ternyata malah dikasih." Daisy melihat bahwa di nasi gorengnya ada beberapa potongan sosis.
Namun Ella tidak menanggapi ucapan Daisy. Mereka bertiga langsung sibuk dengan makanannya masing-masing sampai kedua orang tua Daisy memanggil Daisy.
"Lia?" panggil Panji.
"Eum, Mama, Papa." Daisy mengalihkan pandangannya ke arah belakang, dimana kedua orangtuanya dan Dony berdiri di sana. Daisy memeluk kedua orang tua nya untuk melepas rindu.
Panji dan Rani sudah dua minggu tidak pulang ke rumah karena mereka berdua sibuk mengurus perusahaan nya di Bandung. Wajar saja Daisy langsung menghambur kedalam pelukan Panji dan Rani.
Riska dan Ella menghentikan acara makannya dan berdiri sambil melihat kedua orang tua Daisy. Ini baru pertama kali Ella dan Riska melihat kedua orang tua Daisy.
Tanpa disadari air mata jatuh dari pelupuk mata Riska. Dony yang melihat hal itu langsung bertanya kepada Riska. "Lo nangis?" Riska yang sadar langsung menghapus air matanya.
Daisy menolehkan kepalanya ke arah Riska dan ia melihat Riska yang sedang menghapus air mata nya. "Ris, ada apa? kenapa lo nangis?" Daisy menghampiri Riska.
"Ah, bukan apa-apa. ini cuman kelilipan doang," elak Riska yang masih menghapus air matanya.
"Astaga! gue baru inget." Daisy baru sadar, pantes saja Riska menangis kan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
Pasti Riska sangat sedih dan merindukan kedua orang tuanya. Terlebih lagi, Riska tidak pernah merasakan hangatnya pelukan seorang ibu.
Mangkannya saat melihat interaksi Daisy dan kedua orang tua Daisy, Riska menangis.
"Gue minta maaf banget, gue gak bermaksud buat_"
"Gue pamit dulu." Riska mengambil tas kecilnya yang berwarna hitam lalu pergi begitu saja dari rumah Daisy.
"Riska!" panggil Ella.
"Aduh Daisy gue pamit juga ya, gue harus kejar Riska. Gue takut tuh anak ngelakuin hal yang aneh," ucap Ella saat melihat Riska yang sudah keluar rumah.
"Ah, i-iya," jawab Daisy yang sekarang menjadi bingung. Ella memasukkan laptopnya kedalam tas ransel miliknya yang berwarna pink.
"Om, tante, Kak Dony. Saya pamit pulang." Ella sedikit membungkuk kan badannya sementara Panji, Rani dan Dony hanya mengangguk kecil.
Setelah itu Ella keluar dari rumah Daisy dan mengejar Riska yang mungkin masih ada di sekitaran komplek ini.