Chereads / Return to Polaris / Chapter 22 - Chapter 21

Chapter 22 - Chapter 21

Dia yang kumimpikan setiap saat memberikan cahaya yang lebih terang dari matahari,

memberi perasaan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya

Dia yang tidak pernah aku sangka-sangka kehadirannya

menarikku perlahan dari kegelapan

Dia yang tidak pernah aku pikrkan kehadirannya

memberiku keyakinan untuk memulai segalanya lagi

****

Hanya tinggal satu minggu menjelang penampilan mereka di olimpiade musim dingin tahun ini. Kehadiran mereka merupakan salah satu bukti bahwa aliran K-Pop telah berkembang dengan pesat. Padahal dulu, K-Pop sering diremehkan, khususnya boygroup yang dianggap tidak jantan karena memakai riasan dan menari. Tapi sekarang semua telah berubah.

Terlihat nama-nama grup K-pop maupun solois yang menempati papan musik internasional, juga penghargaan yang tidak kalah hebat dari musik barat. Tak hanya digemari oleh masyarakat Korea atau Asia Timur, kini K-Pop seakan merajai dunia. E-X adalah salah satunya. Mendapat kehormatan untuk datang ke UAE dan menyaksikan penampilan air mancur dari lagu mereka, menjadikan lagu itu lagu K-Pop yang pertama diputar.

Tak hanya sampai disitu, K-Pop membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan artis-artis barat yang memiliki segudang talenta. Tentu saja hal ini membuat penggemarnya bangga. Tahun ini Korea mendapat kehormatan menjadi tuan rumah olimpiade musim dingin dan sang presiden meminta E-X untuk tampil di sana.

"Wah, aku tidak menyangka berita kita tersebar secepat ini." Jae-Hyun menatap tak percaya layar ponselnya yang menampilkan beberapa artikel tentang mereka.

"Aku sedikit gugup mengingat kita akan tampil di panggung sebesar itu." K menghela napas panjang ketika memperhatikan lembaran detail panggung keluar masuk mereka nanti.

"Intinya kalian harus menjaga kesehatan. Jangan sampai kalian tepar sebelum waktunya. Jangan hanya mengandalkan Jun atau Jung-Soo, tapi andalkan diri kalian, lalu saling membantu jika ada masalah. Mengerti?"

Semua member mengangguk. "Ne, Manajer Kim."

"Ngomong-ngomong kapan Jay-hyung akan kembali?" tanya K.

"Entahlah, mungkin dia akan kembali pertengahan atau akhir tahun."

Mendengarnya K langsung melemas. Sudah lama sekali ia tidak melihat kelucuan Jay yang pelupa dan polos.

"Ah, kostum kalian akan selesai sebentar lagi," ujar Manajer Kim sembari memperlihatkan mereka sebuah foto yang menampilkan beberapa setelan jas berwarna putih bergaris navy dan merah, serta detail yang berbeda di masing-masing jas seolah menggambarkan masing-masing karakter member. Semuanya tampak elegan, seperti pakaian para pangeran-pangeran Eropa.

"Hana yang membuat semua ini?" tanya Shi-Jin yang dibuat terpukau oleh desain kostum mereka.

Manajer Kim mengangguk. "Benar. Hana memanfaatkan pakaian yang didesain desainer kelas atas menjadi pakaian baru. Karena itulah Hana tidak hadir selama beberapa hari ini. Ah, dia benar-benar berbakat. Aku benar-benar kagum melihat hasil rancangannya. Tak salah direktur mempercayakan hal ini pada Hana."

"Woah, ternyata Hana sangat hebat, ya. Cepat sekali bisa membuat delapan setelan dalam waktu secepat ini," puji Jae-Hyun dan Min-Soo.

"Ngomong-ngomong, apa kalian melihat Loey?" tanya Jun ketika tidak melihat Loey di sana. Dengan kompak mereka melihat ke sekeliling mereka.

"Mungkin Loey sedang latihan," tebak Jung-Soo.

"Sepertinya anak itu benar-benar menantikan penampilan nanti."

***

Loey menyelesaikan gerakan terakhir dari koreografi yang akan mereka tampilkan pada penutupan olimpiade minggu depan. Ia mengatur napasnya dan berjalan menuju kursi di ruangan itu sambil mengambil minuman.

"Kau hanya perlu menjaga ketampananmu, memamerkan tubuhmu, menari, bernyanyi dan bersenang-senang dengan perempuan manapun yang kau mau! Hidupmu terlalu indah sehingga kau tidak bisa mengerti penderitaan orang lain. "

" Grup superstar yang menjadi taman bunga SEnt."

Kata-kata yang dilontarkan Eun-Soo masih terngiang di kepalanya, memutar kembali kejadian yang tidak pernah diinginkannya. Loey mengeluarkan kalung pasangannya dengan Eun-Soo. Ia tidak tahu apakah Eun-Soo masih menyimpan kalung itu atau tidak. Padahal sejak dulu ia ingin meminta maaf pada perempuan itu, lalu melupakan semuanya, memulai semuanya dari awal. Andaikan tidak bisa pun, Loey tetap berharap hubungan mereka berakhir secara baik-baik.

Hari itu mungkin adalah hari yang membuat hatinya sangat sakit. Ia mencari perempuan itu, menunggunya bertahun-tahun. Namun, akhir penantiannya malah menorehkan luka baru.

Terlebih ketika perempuan itu membawa nama E-X dan Eris dalam masalah mereka. Mungkin jika Eun-Soo hanya menghinanya, ia tidak akan semarah itu. Perempuan itu sudah melewati batasan, E-X adalah keluarganya, sedangkan Eris yang selalu mendukungnya dan E-X. Wajar jika ia marah, kan? Harusnya begitu, tapi hatinya tetap tidak merasa tenang.

Tiba-tiba pintu ruangan itu dibuka oleh Jun. Dengan cepat, Loey memasukkan kalung dan berpura-pura melatih skill rap-nya.

"Woah, ternyata kau benar-benar latihan? Kenapa tidak mengajak kami?" Jun berjalan mendekati Loey dan meletakkan ranselnya di samping milik Loey.

"Aku kira kalian sudah ke sini sebelum aku." Loey berusaha menutupi alasan yang sebenarnya.

"Oh ya, kau mau lihat kostum kita nanti? Hana yang mendesainnya, lho!" Jae-Hyun sibuk mengeluarkan ponsel dan menunjukkannya pada Loey.

Hana? Entah sejak kapan ia merasa nama itu menempati posisi spesial dalam hatinya. Senyumnya mengembang seraya mengambil ponsel dari tangan Jae-Hyun. Ia melihat foto kostum mereka yang dipakaikan ke manekin.

"Di mana Hana sekarang?" tanya Loey. "Aku tidak melihat Hana beberapa hari ini."

"Hana? Dia di apartemennya, dia tidak bisa datang sampai kostum yang lainnya selesai. Ah, aku merindukannya," ujar K sambil memainkan ujung pakaian, persis seperti anak kecil.

"Bilang saja kau ingin masakan Hana lagi, hyung," celetuk Shi-Jin membuat member lain tertawa. "Hyung kan suka makan."

"Cih, kau benar-benar kurang ajar, ya." K menyikut Shi-Jin yang tertawa nakal. "Ngomong-ngomong, kenapa Seung-Yeol hyung menanyakan tentang Hana?"

Loey menggeleng. "Tidak, aku hanya khawatir."

Tanpa Loey sadari, Shi-Jin memperhatikannya. Bukan hanya Loey, tapi Shi-Jin juga memikirkan Hana. Apa perempuan itu baik-baik saja? Apa perempuan itu makan dengan baik? Apa tidurnya cukup? Ia tahu bahwa membuat kostum untuk delapan orang tidaklah mudah, apalagi waktu yang diberikan terbatas.

Pada kejadian Eun-Soo dan Loey, Shi-Jin melihat Hana berdiri di lorong. Perempuan itu menangis, tapi bodohnya ia memilih untuk diam di tempatnya. Menyaksikan Hana mematung sebelum menenangkan Loey. Ia juga tidak tahu kenapa hatinya perih melihat perempuan itu menangis. Apa karena Hana adalah salah satu Eris?

"Ayo latihan!" seru K semangat membuat Shi-Jin terbangun dari lamunannya. "Hana sudah berjuang untuk kita, karena itu kita juga harus berjuang. Demi E-X, Eris dan Hana!" tambah K dengan senyuman manisnya.

Melihat semangat K, Jun ikut tersenyum. Meski mendapat julukan tukang tidur, K memiliki semangat yang luar biasa, sama seperti Loey dan Jae-Hyun yang menyebar aura positif. Mereka adalah moodbooster E-X.

Jun merangkul maknae kedua mereka itu. "K benar. Hana sudah berjuang, Eris juga sudah berjuang. Sudah sepantasnya kita memberi yang terbaik untuk mereka."