Loey memberhentikan mobilnya agak jauh dari apartemen Hana. Ia tidak ingin ada media yang mendapati mobilnya berhenti di depan apartemen Hana. Bahkan ia sampai meminjam mobil sahabat lamanya untuk membawa Hana pergi malam ini. Ia tidak ingin ada media yang berpikir aneh-aneh dan membuat berita yang tidak akurat, menimbulkan kesalahpahaman orang yang tidak tahu apa-apa.
"Maaf aku tidak bisa mengantarmu lebih jauh lagi," ujar Loey ketika perempuan itu sudah keluar dari mobilnya. Perempuan itu tersenyum. "Tidak masalah. Kau memberikan hal spesial hari ini dan itu cukup. Sampai jumpa besok dan ingat, kau harus makan setelah ini. Aku tidak ingin idolaku sakit atau apapun itu."
Loey tertawa mendengarnya. "Bagaimana jika aku gendut karena makan malam?"
"Tidak masalah asal kau sehat. Aku rasa kau tidak akan membiarkan hal itu terjadi."
"Hahaha, kau benar. Aku tidak ingin dikenal sebagai Loey yang gendut oleh Eris."
Tawa Hana lepas ketika mendengar ucapan barusan, terutama "Loey yang gendut". Hana membayangkan Loey yang tampan muncul dengan tubuh gendut dan itu membuatnya tidak berhenti tertawa.
"Hei! Hei! Apa yang kau bayangkan!?" sewot Loey mencoba menghentikan Hana yang jelas-jelas menertawakannya.
"Hahaha! Maaf, maaf... tapi itu sangat lucu."
Tanpa Loey sadari, ia tersenyum lebar ketika melihat wajah perempuan itu memerah karena tertawa terlalu lepas. Hatinya menghangat dan mendorongnya untuk keluar dari mobil, menarik lengan perempuan itu dan mengecup pipinya. Awalnya Hana terkejut, apalagi ketika mendapati pemuda itu tersenyum ke arahnya. Jantungnya berdebar tak karuan seakan mau meledak. Entah ada dorongan apa, Hana menarik lengan Loey yang hendak masuk ke dalam mobil dan mengecup pipi pemuda itu. Tak bertahan sepuluh detik, Hana langsung berjalan mundur, lalu berbalik dan lari menuju apartemennya, meninggalkan Loey yang mematung di tempat sembari memegang pipinya yang memerah.
Hana menutup pintu apartemennya dan bersandar di pintu sambil memegang wajah dengan kedua telapak tangan. Wajahnya merona dan jantungnya berdetak tak karuan. Yoon yang melihatnya hanya terpaku di tempat. Tiba-tiba Hana bangkit dan memeluk erat Yoon.
"YA TUHAN! Dia mencium pipiku dan aku mencium pipinya! YOON!! Apa ini mimpi!? Apa aku sedang bermimpi saat ini!?" pekik Hana tidak karuan, membuat Yoon hanya termangu melihatnya.
Berbeda dengan Hana yang heboh, Loey hanya terdiam memegang stir mobilnya sambal tersenyum-senyum sendiri. Ia tidak menyangka bias memiliki nyali untuk melakukan itu dengan perempuan selain Eun-Soo. Ini pertama kalinya ia begitu pada perempuan lain. Sekarang pikirannya dipenuhi wajah Hana, senyuman perempuan itu dan tawa lepasnya.
"Ah, sial, kau telah menyihirku, Hana," rutuknya sembari tersenyum.
Ketika akan melewati sebuah taman, Loey memperlambat laju mobilnya dan melihat taman itu. Sebuah taman yang menyimpan banyak kenangan dengan Eun-Soo. Ia tersenyum, lalu kembali memacu laju mobilnya. Ini adalah waktu yang sangat tepat untuk melupakan Eun-Soo. Mungkin dirinya akan dicap jahat dan tidak berperasaan, tapi itu lebih baik dibanding terus terkekang masa lalu.
"Selamat tinggal dan terima kasih, Eun-Soo..."
***
Jam dinding menunjukkan pukul satu malam, tapi Hana masih duduk di tepi tempat tidursembari memandangi kalung itu. Mungkin memang benar, terkadang hal yang membuat kita bahagia adalah hal yang terjadi tanpa sengaja atau awalnya tidak kita inginkan sama sekali. Seperti yang terjadi pada Hana yang awalnya tidak ingin menjadi stylist pengganti S0Ne. Tapi berkat hari itu, ia dapat bertemu dengan E-X dan menjadi lebih dekat dengan mereka.
Namun terbesit sebuah pemikiran di pikirannya saat ini. Ia tahu meski Loey mengatakan bersama mereka tidaklah mustahil, Hana tetap merasa Loey sangat jauh untuknya dan itu membuatnya takut. Fans mana yang ingin melihat idolanya bersama dengan perempuan biasa seperti mereka? Itu terasa tidak adil bagi para fans. Jangankan perempuan biasa, berkencan dengan sesama artis saja fans masih tidak terima.
Hana menghela napas panjang. Biarlah ia menahan perasaannya ini agar tidak tumbuh lebih besar atau ia bisa gila ketika perpisahan datang. Ia takut perpisahan akan terjadi dan ia tidak dapat bertemu dengan mereka lagi. Apa kelak ia bisa bertemu dengan lelaki yang sama seperti Loey? Tidak, tidak akan ada dua orang yang sama.
Di sisi lain, di asrama E-X, Loey duduk di atap asrama sembari menikmati secangkir teh hangat. Ia memandangi bintang-bintang yang tadi dilihatnya bersama Hana. Pilihannya sudah bulat kalau ia akan melupakan Eun-Soo dan mulai membuka hatinya pada Hana. Ia tahu jika Eris tahu itu akan membuat Eris terluka. Ia berjanji akan berhati-hati kali ini. Untuk melindungi Hana dan Eris. Agar tidak ada yang terluka kali ini, tidak seperti waktu itu.
Tiba-tiba ia mendengar langkah seseorang mendekat, Shi-Jin berjalan ke arahnya sembari membawa cemilan. Ia duduk di samping Loey.
"Tumben kau datang dengan tenang," ujar Loey.
"Aku sedang bimbang."
Loey menoleh ke arah Shi-Jin yang sibuk membuka bungkus bungeoppang, makanan berbentuk ikan yang memiliki macam isian seperti pasta kacang merah, ubi manis atau coklat dan memberikannya pada Loey. "Bimbang? Kenapa?" tanya Loey sambil menerima bungeoppang dari Shi-Jin.
"Aku jatuh cinta pada perempuan, tapi perempuan itu dekat dengan lelaki lain," ujar Shi-Jin.
Tawa Loey meledak ketika mendengar pernyataan Shi-Jin. "Siapa? Soona?"
Shi-Jin hanya tersenyum simpul. Loey tidak tahu bahwa yang dimaksudnya adalah Hana, bukan Soona. Tapi ia tidak ingin menimbulkan masalah, ia hanya tersenyum, seolah membenarkan yang dimaksudnya adalah Soona.
"Hmmm .... Kupikir selama mereka tidak punya hubungan khusus, tidak ada salahnya kau juga mendekatinya."
"Jika lelaki itu marah padaku?"
"Tidak kurasa. Mereka tidak punya hubungan khusus, jadi tidak salah kau juga mendekati Soona."
"Tapi aku tidak tega karena aku menyayangi lelaki itu."
Loey tertegun mendengarnya. Ia bertanya-tanya siapa yang dimaksud maknae mereka ini. Setau Loey, lelaki yang dekat dengan Soona tidak ada hubungannya dengan E-X. Mungkinkah yang dimaksud Shi-Jin adalah Jun? Tiba-tiba Loey kembali tertawa mengira Shi-Jin tidak tega mendekati Soona karena Jun dekat dengan Soona, padahal bukan.
"Maksudmu Jun? Oh ayolah adikku tersayang, kau sendiri tahu kalau Jun punya perempuan idamannya dan itu bukan Soona."
"Apa?" Shi-Jin bingung sendiri ketika Loey bicara seperti itu. Jun? Bagaimana hyung nya itu bisa berpikir ke sana? Tidakkah hyung nya itu berpikir kalau Shi-Jin menyukai Hana dan lelaki yang dimaksudnya adalah Loey. Ah, memang benar kalau hyung nya yang satu ini memang bodoh dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
"Kau tidak perlu khawatirkan Jun, tinggal kau dekati saja Soona dan nyatakan perasaanmu."
Hyung memang bodoh dan bodohnya aku bicara hal seperti ini pada orang bodoh, batinnya.