Chereads / Return to Polaris / Chapter 21 - Chapter 20

Chapter 21 - Chapter 20

"Apa?Aku dikeluarkan dari trainee? Kenapa!? Aku melakukan kesalahan apa? Tolong beritahu aku apa kesalahanku." Suara Eun-Soo mulai meninggi ketika mendengar bahwa dirinya gagal debut bahkan dikeluarkan dari SEnt.

"Jaga nada bicaramu. Kau sedang berhadapan dengan direktur sekarang." Seorang lelaki berpakaian rapi menegur Eun-Soo.

"Kau berkencan sebelum debut dan hal itu membuatmu harus hengkang dari SEnt."

"Berkencan?!"

"Kau dan Kim Seung-Yeol. Aku sudah tahu semua tentang itu. Harusnya kalian sadar diri tidak berpacaran sebagai calon idola. Kalau sebelum debut saja sudah pacaran, bagaimana bisa fans percaya pada kalian?"

"Tapi kenapa hanya aku? Kenapa Anda tidak memanggil Seung-Yeol?"

Direktur Moon membuka kacamata bulatnya, menatap lurus Eun-Soo. Matanya menilai perempuan itu dari ujung rambut sampai ujung kepala. Ia letakkan dokumen yang dipegangnya."Dia sedang bersiap untuk debut. Aku tidak akan membiarkanmu menganggunya."

"Kenapa dia bisa debut dan aku dikeluarkan?!" Eun-Soo masih tidak bisa menerima penjelasan dari Direktur itu. Ia merasa diperlakukan tidak adil, seolah-olah ada dinding pembatas antara trainee lelaki dan perempuan.

"Karena ia jauh lebih berbakat darimu. Untuk apa aku mempertahankan satu trainee tidak berguna? Lebih baik aku mengambil trainee yang aku anggap bisa memberiku keuntungan, kan? Kau tidak bisa berpikir logika?"

Hati Eun-Soo memanas. Ia tidak yakin bisa menahan air matanya untuk keluar. Sang direktur menyuruh lelaki tadi mengeluarkan Eun-Soo dan segera membereskan barang-barangnya dari gedung itu.

Saat melihat Seung-Yeol menunggu di depan pintu, Eun-Soo kalut. Perasaan marah dan sakit hati bercampur saat melihat raut khawatir kekasihnya itu. Tanpa mengucap apa-apa, Eun-Soo pergi menuju taman kota dan menangis. Tanpa memedulikan wajahnya yang kacau, mata merah dan sembab, serta air mata yang terus mengalir.

Ia pergi menuju taman kota dan menangis di sana. Ia tidak memperdulikan orang yang menganggapnya orang aneh. Ia tidak peduli pada wajahnya yang kacau, matanya yang sembab dan air mata yang terus mengalir. Rasa kesal, kecewa, marah dan putus asa bercampur menjadi satu. Konyolnya, Eun-Soo merasa marah pada Seung-Yeol sampai-sampai tidak bisa menatap lelaki itu. Eun-Soo tidak ingin Seung-Yeol melihat sisinya yang lemah seperti ini. Ia hanya bisa menangis sambil memeluk lutut seperti pengecut.

"Tidak apa-apa ...." Berkali-kali Eun-Soo meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Selama tidak menyerah, ia masih memiliki kesempatan lain untuk berdampingan dengan Seung-Yeol.

Di saat seperti ini, Eun-Soo terus membayangkan Seung-Yeol ada di sampingnya, memberikan semangat sambil tersenyum, dan memeluknya. Sayangnya lelaki itu tidak ada di sampingnya, membiarkannya menanggung semua sendirian. Ia sadar bahwa lelaki itu sedang sibuk menyiapkan album pertama mereka, mempersiapkan penampilan pertama dan segala macam hal yang harus ditampilkan dengan sebaik-baiknya. Ia tidak ingin menjadi beban bagi Seung-Yeol. Ia berusaha untuk tidak egois dan menyembunyikan semuanya.

***

Eun-Soo membuka mata, lalu melihat ke sekitar. Ia melihat jam dinding di kamar yang menunjukkan pukul delapan pagi. Ia menghela napas, lalu mengambil ponsel di samping bantalnya. Kosong. Tidak ada pesan apa pun, termasuk dari Seung-Yeol. Kecewa kembali menerjang Eun-Soo. Dengan perasaan tidak keruan, ia duduk di tempat tidur lalu membuka situs berita harian Korea. Senyum pahit terulas ketika membaca beberapa berita yang menyebut namanya.

Eun-Soo S0Ne gagal debut.

Eun-Soo S0Ne, trainee yang terkena skandal kencan.

Eun-Soo S0Ne hengkang dari Sent.

Eun-Soo tersenyum miris. Berita itu dengan cepat tersebar, mencoreng namanya dan sekarang ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia sudah menghubungi Seung-Yeol, menuliskan pesan tentang keadaannya sekarang, tapi lelaki itu belum membalasnya. Eun-Soo bisa mengerti kalau Seung-Yeol sangat sibuk, mencoba mengerti keadaan, tapi hal itu sangat menyiksa dirinya. Ia butuh lelaki itu saat ini.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan dengan cepat ia mengangkatnya, berharap itu adalah Seung-Yeol.

"Maaf. apakah ini Kim Eun-Soo?" suara seorang lelaki terdengar dari sana. Suaranya berbeda dengan Seung-Yeol dan ia masih berharap kalau yang menghubunginya saat ini adalah teman Seung-Yeol atau semacamnya.

"Ya?"

"Ah, pekernalkan saya Kim Woo-Jun, manajer E-X. Tolong jangan sebut nama Seung-Yeol jika wartawan mewawancaraimu. Jangan temui Seung-Yeol karena hal ini akan mempengaruhi popularitasnya sekarang. Bisakah kau menyanggupinya?"

Eun-Soo terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Ia mematikan ponselnya, melemparnya ke bantal. Di saat ia butuh lelaki itu, ada saja yang menghalangi mereka. Ia tidak boleh menemui lelaki itu, seolah ia adalah virus perusak bagi lelaki itu. Kenapa? Kenapa mereka tidak bisa mengerti perasaannya? Ia hanya ingin bertemu dengan lelaki itu untuk sebentar saja. Ia membutuhkannya.

***

"Tunggu, berita macam apa ini?" Seung-Yeol menatap layar ponselnya dengan tatapan tak percaya. Sedari tadi ia membaca berita di situs berita hanya ada berita Eun-Soo, tidak ada berita lain yang disorot media. Sekejam itukah media pada trainee yang tertangkap berkencan? Tunggu! Ia merasa ada kejanggalan. Semua berita itu hanya menyebut Eun-Soo dikeluarkan karena berkencan, tidak ada berita yang menyebutnya sebagai kekasih Eun-Soo atau semacamnya. Ia merasa ada yang aneh dengan ini.

Mereka debut lebih awal sebagai E-X.

Eun-Soo gagal debut.

Eun-Soo dikeluarkan dari formasi S0Ne.

Dan yang terparah adalah berita-berita yang menyudutkan Eun-Soo tanpa ada namanya.

Apa maksudnya semua ini? Harusnya jika Eun-Soo ketahuan berkencan, namanya juga tertulis di sana. Tapi ini? Ia merasa ada yang janggal. Tiba-tiba sang manajer mengambil ponselnya, membangunkan Seung-Yeol dari pemikirannya saat ini. Ia mendongak, melihat sang manajer menatapnya serius.

"Direktur tahu tentang kau dan dia. Diam dan biarkan semuanya berjalan lancar. Jika kau melawan, maka E-X akan hancur dan perempuan itu akan disingkirkan dari Korea. Kau mengerti?" Sang manajer mengatakannya dengan serius, membuat Seung-Yeol terdiam dan tidak bisa membantah. Ia tidak ingin Eun-Soo menderita lebih jauh. Ia hanya bisa diam dan berharap perempuan itu baik-baik saja.

Tak lama giliran tampil mereka tiba. Seung-Yeol melangkah meninggalkan ruang tunggu mereka dengan berat hati. Ia tidak bisa tampil dengan wajah gusar dan marah seperti ini. Ini penampilan pertama mereka. Ia tidak boleh mengecewakan para penonton pertama mereka. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya. Dalam hati ia meyakinkan dirinya bahwa Eun-Soo pasti bisa bertahan dan menghadapi semuanya.

Lampu panggung dinyalakan, menyorot dua belas member yang saat ini berdiri sesuai formasi masing-masing. Seung-Yeol mencoba untuk fokus dan menyelesaikan semuanya dengan cepat, lalu mencuri waktu untuk menemui kekasihnya itu. Setidaknya ia ingin berada di samping perempuan itu saat ini. Memberikan semangat dan senyumannya pada perempuan itu.

***

Sudah hampir sebulan sejak skandal itu terjadi dan media belum mengungkapkan siapa kekasih Eun-Soo yang sebenarnya. Selama itu juga Seung-Yeol selalu gagal menghubungi Eun-Soo. Manajer sangat protektif padanya. Ia bahkan tidak diizinkan menyentuh ponselnya sedetikpun.

Ponsel para member lain juga ditahan untuk menghindari kemungkinan Seung-Yeol menghubungi Eun-Soo melalui ponsel member lain. Ia tidak tahu sebanyak apa pesan yang dikirimkan Eun-Soo. Ia ingin menemuinya, tapi sang manajer bersama dengan bodyguard mereka selalu saja menghalanginya. Jangan menemuinya, pergi ke toko di samping dorm saja ia diikuti dengan ketat. Jangan harap bisa kabur dari penjagaan staff keamanan Sent.

Seung-Yeol menghempaskan tubuh ke sofa dengan kasar, menghela napas sambil menutup mata. Ia tidak tahu keadaan perempuan itu sekarang. Kekhawatirannya telah memuncak, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan.

Tiba-tiba seorang lelaki memanggilnya, memaksa Seung-Yeol untuk membuka matanya. Yihan berdiri sambil menyodorkan ponsel.

Seung-Yeol bangun. "Apa ini?"

"Ponsel. Hubungi kekasihmu, aku yakin sekali ia membutuhkanmu saat ini."

Raut wajah Seung-Yeol tersenyum lebar, lalu mengucapkan terima kasih pada Yihan. Ia berlari keluar ruangan mencari tempat bersembunyi. Namun, saat menghubungi Eun-Soo, tidak terdengar nada sambungan. Seung-Yeol mengulang nomor, tapi nihil. Perempuan itu tidak mengangkat ponselnya.

Akhirnya Seung-Yeol memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Eun-Soo. Memberikan pesan semangat sekaligus ucapan maaf tidak bisa menghubungi perempuan itu secepatnya.