Chereads / LEGENDA DEWA PEDANG (IND VERS) / Chapter 29 - UJIAN NERAKA ES (PART 4)

Chapter 29 - UJIAN NERAKA ES (PART 4)

Long Bai berjalan menghampiri Roh Divine Beast Genbu dengan langkah yang sedikit berat karena ujian pertama tadi membuat tubuhnya terasa sedikit lelah.

"Apakah kamu sudah siap untuk melakukan ujian tahap kedua sekarang atau kamu mau istirahat sebentar?" tanya Roh Divine Beast Genbu sambil menatap Long Bai.

"Ujian tahap pertama memang membuatku sedikit kelelahan tapi di sana aku juga telah banyak menyerap energi es dan sekarang kekuatanku secara perlahan mulai di pulihkan. Kita lanjutkan saja ujian ini sekarang karena aku tidak ingin membuang banyak waktu. Aku siap untuk melanjutkan ujian tahap kedua sekarang juga dan tidak perlu istirahat," jawab Long Bai tegas.

"Sangat mengagumkan! Selama aku menjadi penguji beberapa ribu tahun ini. Aku belum pernah menemui manusia semenarik dan sekuat dirimu. Di tengah-tengah ujian kau berhasil melakukan terobosan tingkat kultivasimu, bahkan kau menerobos dua tingkat sekaligus. Selain itu beast kontrak milikmu juga ikut berevolusi," Roh Divine Beast Genbu memuji bakat Long Bai.

"Anda jangan terlalu berlebihan memujiku. Itu hanyalah sebuah kebetulan saja. Dimasa depan nanti mungkin saja anda akan menemukan orang yang bakatnya jauh lebih hebat dariku," jawab Long Bai merendah.

"Aku suka dengan sikapmu, kau sama sekali tidak sombong dan angkuh," puji Roh Divine Beast Genbu.

"Ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu. Aku harap kamu bisa menjawab pertanyaanku ini dengan jujur," ucap Roh Divine Beast Genbu.

"Katakan saja, aku berjanji akan menjawab pertanyaan itu dengan jujur jika aku mengetahui jawaban dari pertanyaan itu," jawab Long Bai.

"Dari mana kau mendapatkan Beast kontrakmu itu?" tanya Roh Divine Beast Genbu.

"Aku menangkap Beast ini saat aku melewati Hutan Northland. Saat ini Beast ini dan anak buahnya berusaha untuk menangkapku untuk di jadikan mangsa. Jadi aku terpaksa harus membunuh semua anak buahnya dan menjadikan dia sebagai Beast kontrakku karena menurut pengamatanku Beast ini sangat kuat," jawab Long Bai.

"Baik aku mengerti sekarang. Aku ingin mengatakan padamu bahwa ujian tahap kedua yang akan segera kau jalani ini tidak akan semudah ujian tahap pertama karena ujian ini bertujuan untuk menguji kekuatan jiwa dan mentalmu. Kau akan berada di dalam dunia ilusi yang akan aku ciptakan. Di sana kau akan bertemu dengan musuh terberatmu, kau harus bisa mengalahkan musuh itu baru kau akan bisa lulus dalam ujian tahap kedua ini. Apakah kau benar-benar sudah siap untuk melakukan ujian tahap kedua ini?" tanya Roh Divine Beast Genbu untuk memastikan setelah menjelaskan panjang lebar.

"Aku sangat siap!" jawab Long Bai tegas karena sebenarnya dia juga sangat penasaran, siapa sebenarnya musuh terberatnya itu. Apakah mereka musuh dari Planet Bumi ataukah musuh dari Planet Dreamland

"Baik. Mari segerakita mulai ujian tahap kedua ini. Aku akan memberimu sedikit petunjuk dan kau harus selalu mengingat pesanku ini saat kau berada di ujian tahap kedua. Ingatlah bahwa es itu keras dan dingin namun dia memiliki warna yang sejernih air," ucap Roh Divine Beast Genbu.

Setelah Roh Divide Beast Genbu selesai berbicara. Long Bai seperti terkena hipnotis, keadaan di sekitarnya langsung berubah menjadi gelap dan kesadarannya secara perlahan-lahan menjadi kabur lalu akhir dia tertidur.

Setelah beberapa saat, kesadarannya berangsur-angsur pulih dan dia membuka matanya secara perlahan. Saat dia membuka matanya dia sangat terkejut seakan-akan disambar petir.

Udara yang ada di sekitarnya tidak lagi dingin tetapi berubah menjadi hangat. Dia tidak lagi berada di Danau yang di kelilingi dengan es dan juga pedang-pedang pusaka tapi sekarang dia berada di sebuah ruangan kecil berukuran 4 x 4 yang sangat dia kenal.

Interior yang ada di dalam ruangan ini tidak tanpak kuno seperti di Planet Dreamland. Di sini ada Tv, Komputer, Kulkas dan Ac serta ada sebuah foto saat dia sedang bersama seorang wanita yang menempel di dinding. Itu adalah foto saat Heilong sedang bersama dengan Sherly.

"Ini...!? Kenapa tempat ini terasa sangat tidak asing bagiku? Tempat ini seperti kamarku saat aku sedang berada di bumi, apakah saat ini aku telah kembali ke bumi? Bukankah seharusnya aku sudah mati di Planet ini dan telah di reinkarnasikan ke Planet Dreamland?"

Long Bai sangat terkejut saat dia tersadar karena ternyata saat ini dia sedang berada di kamarnya sendiri yang ada di Bumi. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di pikirannya saat ini.

"Kak Long apakah kamu sudah sadar?" terdengar suara seorang wanita dari balik pintu kamarnya. Wanita itu sedang menanyakan keadaan dengan nada yang terdengar sedikit cemas.

Long Bai sangat terkejut saat mendengar suara seorang wanita. Suara wanita ini sangat mirip sekali dengan suara wanita yang sangat dia cintai yaitu Sherly.

"Ah!" teriak Long Bai kesakitan.

Saat Long Bai mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya tiba-tiba dada dan punggungnya terasa sangat sakit. Akhir dia menyadari saat ini ada sebuah perban yang melingkar dari dada sampai ke punggungnya. Dia akhirnya ingat bahwa ada sekelompok perampok yang menyerangnya kemarin saat dia sedang pergi bersama dengan Sherly.

"Kak Long, apakah kamu baik-baik saja di dalam? Kenapa aku mendengar kamu menjerit kesakitan? Apakah luka yang ada di tubuhmu kembali terbuka?" suara wanita itu dengar sangat cemas. Dia tidak sabar untuk menunggu jawaban dari Long Bai dan langsung membuka pintu kamar Long Bai.

Saat pintu itu terbuka, Long Bai bisa melihat

seorang wanita bertubuh tinggi dan ramping sedang berjalan ke tempatnya dengan sedikit terburu-buru. Wanita itu terlihat sangat cantik dengan bibirnya yang berwarna merah merona seperti bunga yang mekar di bawah sinar rembulan. Kedua matanya yang berwarna biru terlihat sangat indah seperti sebuah lautan yang siap untuk menelan setiap lelaki yang memandangnya.

Wanita itu juga mengenakan pakaian berwarna merah yang membuat aura menawan semakin memancar dari tubuhnya.

Jantung Long Bai berdetak dengan kencang saat melihat wanita itu. Kedua matanya langsung membeku seolah-olah dia sedang melihat hantu. Dia tidak bisa berkedip sedikitpun ataupun mengalihkan pandangannya.

Tanpa dia sadari air matanya mulai mengalir membasahi pipinya. Seluruh emosi yang ada di pikirannya menjadi campur aduk. Dia benar-benar telah lupa bahwa saat ini dia sedang dalam ujian.

Long Bai bangkit dari tempat tidurnya secara perlahan menggunakan semua kekuatan yang ada di dalam tubuhnya. Kemudian dia Berjalan ke arah wanita itu sambil memegang dadanya yang sedikit terasa sakit akibat terkena serangan senjata tajam dari belakang.

Saat berada di depan wanita itu, Long Bai langsung memeluk wanita itu dengan sangat erat sambil mengucapkan sebuah nama yang sangat akrab di dalam kehidupannya yang sebelumnya.

"Sherly...!"