Chereads / My First Love KIM JUNGWOO / Chapter 5 - INCREASED LOVE

Chapter 5 - INCREASED LOVE

Seketika nafsu makanku hilang, dadaku mulai sesak, hatiku sakit, teringat bunga tidurku semalam, ku coba untuk melupakan semua kejadian dimimpiku itu, agar diri ini tak terlalu thawatir dan berfikiran yang tak seharusnya aku fikirkan.

Ku coba merileks sasikan diri bersandar dibangku taman yang memiliki sejarah dengan dirinya, ku pandangi langit serta ranting-ranting pohon yang kompak bergoyang tersambar angin. sesekali ku tarik nafas dalam-dalam dan dibuangnya perlahan.

-

Tiba-tiba tetes demi tetes air hujan turun membasahi wajahku, yang dikejar dengan derasnya, membuatku semakin menikmatinya.

"Hmm Rileksnya." gumam ku.

aku memang suka hujan, karna darinya(hujan) aku belajar banyak hal, kita ambil dari segi terkecilnya, hujan akan tetap turun meski banyak yang tak menginginkannya.

********

Tak terasa sudah cukup lama diriku bercengkrama dengan hujan, sampai membuat tubuhku menggigil, tanganku mati, dan bibirku membiru.

hujan pun akhirnya berhenti dengan meninggalkan genangan air dimana-mana, ku lihat jam tanganku yang sudah menunjukan pukul 02:00 siang.

"Gak terasa udah 3 jam hujan-hujanan, astaga!!! aku melewatkan KBM gimana nih?!, badanku basah kuyup begini lagi mana boleh masuk kelas, ah sudahlah paling 1 jam lagi udah bel pulang sekolah mending aku tunggu disini."

Aku pun berbaring ditempat duduk taman, dengan badan menggigil, bibir bergetar dengan tangan memeluk diri sendiri.

Tiba-tiba seorang laki-laki yang sedari pagi ku cari-cari berlari mendatangiku, dengan nafas yang masih terengah-engah ia berkata, "astaga ternyata benar, kenapa hujan-hujan disini?."

Aku bangkit berdiri menyambut kedatangannya dengan senyum bahagiaku, namun tiba-tiba badanku melemas, pandanganku mulai samar-samar dan kepalaku sakit.

Akupun pingsan tak sadarkan diri.

"Hei, kamu kenapa? Bangun yer" dengan paniknya Kim Jungwoo mencoba membangunkan ku karna tak juga sadarkan diri ia pun mendudukkan ku kembali ke kursi taman, lalu menjauhiku dan berlari menuju kelasnya mendatangi Kim Doyoung sahabatnya, "Doy pinjem mobil lo dong gua ada perlu sebentar"

"Mau kemana?" Doyoung berkata sembari memberikan kunci mobilnya.

"Mau balik kerumah"

"Lo sakit? motor lo kemana?"

"Gua gak sakit, motor gua ada dipalkiran, kalo gua lama pake aja motor gua nih kuncinya" jawab Jungwoo dengan cepat sembari melemparkan kunci motornya kepada Doyoung.

Dengan terburu-buru Jungwoo berlari meninggalkan kelasnya menuju taman.

Jungwoo pun kembali mendatangiku dan membawaku pergi menuju palkiran, sesampainya dipalkiran ia segera memasukan ku ke dalam mobil milik sahabatnya itu, ia pun mengendarai mobil tersebut dengan terburu-buru.

Didepan gerbang sekolah pak satpam menghentikan mobilnya dan berkata, "mau kemana nak Jungwoo?"

"Ini pak saya mau nganterin temen ke rumah sakit, dia sakitnya kambuh pak jadi harus dibawa ke rumah sakit"

"Oh begitu ya, bentar saya bukakan dulu gerbangnya."

"Terimakasih pak."

"Ngengggggggg!!!"

suara mobil melaju dengan kencangnya.

Karna bingung mau mambawaku kemana, Kim Jungwoo pun memutuskan membawaku ke rumahnya.

Sesampai dirumahnya, ia pun bergegas membawaku masuk kedalam rumah tersebut,

"Bunda... bantuin temen Jungwoo Bun, dia sakit" katanya dengan panik membawaku ke kamarnya.

"Kenapa sayang, temenmu siapa Doyoung?" Kata ibundanya menebak, karna tak pernah sekalipun Jungwoo membawa teman kerumah selain Doyoung.

"Bukan Bun, sini deh ke kamar Jungwoo sekarang"

"Iya, bunda turun sekarang"

"Cepet periksa dia bun, takutnya kenapa-kenapa"

*In Kim Jungwoo's room.....*

"Siapa perempuan cantik ini woo, astaga suhu badanya panas sekali, kita harus ganti bajunya dulu biar gak makin kedinginan, Jungwoo ambilkan baju lama bunda di lemari paling atas, cepetan!"

Jungwoo pun berlari ke anak tangga menuju kamar bundanya untuk mengambil baju, sesuai permintah.

"Ini bun bajunya" kata Kim Jungwoo dengan wajah paniknya.

"Kamu ngapain masih disini, sanah ganti bajumu jangan sampe masuk angin, tunggu diluar saja bunda mau gantiin baju anak perempuan ini, tutup pintunya"

Jungwoo pun menutup pintu dan pergi meninggalkan kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang basah.

.

.

.

Setelah selesai ia pun kembali mengetuk pintu kamarnya,

"Bunda, apa Jungwoo sudah boleh masuk"

"Masuk aja, ini temen kamu tadi udah bunda pakein bye bye fiver sekarang sudah turun panasnya, tinggal nunggu dia bangun aja, bunda mau ke rumah sakit tadi ada telfon dari rumah sakit ada meeting dadakan, kalo ada apa-apa panggil aja mbok Sri dia lagi masak sup buat kalian didapur, supaya menghangatkan tubuh kalian"

"Makasih bunda, udah ngerawat temen Jungwoo"

"Iya sayang, ini perempuan yang Jungwoo ceritain ke bunda kemarin ya?, Kapan-kapan kenalin dong sama bunda kan bunda juga pengen punya temen juga masa mbok Sri terus temenya"

"Iya kapan-kapan ya, sana bunda berangkat nanti terlambat meetingnya lagi"

"Loh loh kenapa wajahmu memerah seperti udang rebus, haha yasudah bunda pergi dulu ya, kayaknya bakalan pulang pagi lagi kamu jangan lupa makan, jangan begadang terus"

"Iya bawel" kata Jungwoo dengan wajah merahnya, karena malu ternyata ibunya membahas ceritanya kemarin.

*kemarin ibunda Jungwoo main kedalam kamar Jungwoo dan memancing-mancing apa ada yang mengganjal didalam pikiran putranya itu karena gampang terpancing dalam situasi apapun akhirnya Jungwoo menceritakan semua kepada ibundanya. mungkin jika tidak dipancing Jungwoo tidak akan bercerita kesiapapun dan merahasiakan semua ini. memang sudah sifatnya tertutup.*

Ibunda Jungwoo pun akhirnya pergi meninggalkan kamar tersebut, Jungwoo melihat ke arah wajahku dengan senyum manisnya, sembari mengelus-elus rambut lurus brownku ini, Ia pun membenarkan selimut yang menutupi badanku, lalu pergi menuju temapat duduk yang berada dipinggir jendela kamarnya dan membaca novel yang kemarin ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

Tak lama akupun terbangun dari tidur dan berkata,

"Dimana ini? Aduh kepala ku sakit"

"udah sadar?" Tiba-tiba suara terdengar dari sudut kanan kamar.

Akupun terkejut tiba-tiba ada suara namun tidak ada wujudnya.

"Siapa kamu? loh kok bajuku, baju siapa ini? Jangan bilang lo yang gantiin bajuku?!!"

"Gua yang punya kamar ini, gak usah mesum itu baju bunda, yang gantiin baju kamu juga dia" Jungwoo berkata sembari mendekatiku.

Speechless diriku benar-benar tidak menyangka tenyata aku berada dikamar dia si pria kuda putih.

"Dia dimana? Kok aku ada disini?" Tanyaku.

"Dia pergi ke rumah sakit ada pekerjaan mendadak, kamu pingsan, tapi udah mendingan kan sekarang?"

"Oh, iya cuman masih sedikit pusing sama lemes aja"

"Laper gak? aku mau makan, kamu mau ikut makan bareng gak?"

"Aisshhh, benar-benar sangat dingin sikapnya kepadaku, gimana ya pengin ku tolak tapi aku laper banget dari pagi belum makan apapun, aku juga pengen dibujuk biar makan bareng, bakal dia bujuk gak ya? eh tapi gak mungkin dia aja cuek banget gini ke aku, gak mungkin deh dia bakal bujuk aku makan bareng. yaudahlah aku terima aja tawarannya, ini kan kesempatan emas juga bisa makan bareng dia." gumamku.

"Kok diem, gamau? Yaudah aku ke luar dulu laper soalnya"

"Eh mau-mau, tapi aku masih lemes buat jalan kamu mau bantuin gua jalan?"

"Manja banget! Iya deh sini aku bantuin jalan."

Lihatlah sangat dingin bukan, walaupun sikapnya sangat dingin, namun ia tetep mau membantu itu yang membuatku sangat senang. Tak tau kenapa semakin ia bersikap dingin, diriku semakin menyukai nya bahkan rasa ingin memilikinya bertambah berkali-kali lipat.

Akhirnya kita sampai dimeja makan, ia pun segera mengambilkan nasi dan sayur sup rumput laut kedalam piringku, aku pun dibuat kagum kepadanya.

"apa ini? kenapa dia harus bersikap dingin, padahal sikap perhatiannya begitu sangat hangat" gumamku.

"Kenapa melihatku seperti itu, dimakan!" Jungwoo menyadarkan lamunanku.

"iya iya ini mau aku makan, kok lo gak makan nasi si, kenapa?"

"aku emang dari kecil gak makan nasi"

"Lah kenapa"

"Gapapa, gak suka aja, nasi bikin badan aku memerah secara tiba-tiba, udah makan aja jangan banyak nanya."

"Aishh" aku pun langsung menundukkan kepalaku, serta menyuapkan satu demi satu makanan kedalam mulutku.

"Daebakk, enak sekali sup ini"

Tak sadar aku terlalu terburu-buru dalam memasukan makanan kedelama mulut, sampai membuat mulutku dipenuhi makanan.

"Kyeopta" bisik Kim Jungwoo dengan sangat lirih namun tetap saja terdengar olehku sampai membuatku terkejut dan tersedak, ia pun sepontan langsung mengambilkan air putih untukku, lalu aku pun meminumnya.

"Astaga hampir saja, makasih ya"

"Dasar ceroboh! aku akan membereskan ini, kamu keruang tamu aja baca buku atau nonton tv, disitu banyak buku-buku kesukaanku, itu juga kalo kamu mau baca"

"Hm, aku mau bantuin beresin ini dulu"

"Gak usah yaang ada makin berantakan bukannya bersih, aku bisa sendiri"

"Dih!! Yaudahlah." kataku ketus.

.

.

.

.

.

.

.

.

Aku pun berjalan menuju ruang tamu dengan badan yang sudah sangat membaik dan hangat, aku pun melihat-lihat disekeliling ruangan tersebut "omoo" ada satu barang yang menarik perhatianku, aku pun medekatinya.