Chereads / My First Love KIM JUNGWOO / Chapter 9 - EXPLAINING CONTENS

Chapter 9 - EXPLAINING CONTENS

"ckittttttttt"

Bunyi suara pijakan rem busway dengan pelannya, keluarlah satu persatu siswa siswi dari dalam busway. Ku hentikan langkah sembari mengangkat enteng rahang wajahku ke arah langit cerah sembari memejamkan mata menghirup udara segar dipagi hari.

"Kajjaa, semoga hari ini memihak kepadaku." Gumam ku lirih.

"Bwoyaaa, kamu lagi ngapain si," tanya Yoona mematahkan pancaran pesonaku.

"Eh gak lagi ngapa-ngapain kok." Jawabku malu.

Aku dan Yoona pun kembali melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah. Baru saja memasuki lorong tiba-tiba seseorang memotong langkah ku dan Yoona membuat kita kaget.

"Hyeri nanti jam istirahat temui aku di taman" kata seseorang tak terduga sembari berjalan menjauhi ku tanpa pamit.

"Ngapain?" Tanya ku dengan teriakan lirih meminta kejelasan.

"Dateng aja" jawabnya ketus.

Aneh sekali kenapa dia tiba-tiba bertingkah konyol, apa aku membuat kesalahan yang tak aku sadari, tidak seperti biasanya dia berperilaku seperti itu.

"Wah tadi Kim Jungwoo? omonganku yang tadi gak bohong kan dia emang dingin banget, tapi kok..." Tanya Yoona masih tak percaya.

"Iya dia Jungwoo, tapi apa na?" jawabku sembari kembali melangkahkan kaki menuju kelas.

"Tapi kok Jungwoo tiba-tiba ngajak kamu ketemu, apa jangan-jangan kamu sama Jungwoo udah pacaran, soalnya ini langka banget loh seorang Kim Jungwoo ngajak ketemuan sama cewek, pasti kamu beda dari cewek-cewek lain dimata dia" kata Yoona mengintrogasiku.

"Ah aku sama dia gak pacaran kok, ngaco kamu nih" jawab ku berusaha tetap tenang.

"Terus kenapa sama wajahmu kenapa tiba-tiba merah, kan aku jadi curiga hyer ada hubungan apa sama Jungwoo cepet jalasin, yer jangan bilang kemarin kamu bolos kelas sama dia" kata Yoona yang langsung ku tutup mulutnya menggunakan telapak tangan.

"Hussstttt.... diam jangan keras-keras ngomongnya, bakal aku jelasin semua kalo udah ketemu dia nanti" jawabku panik.

"Ahhh jadi bener ya? jangan bikin aku penasaran dong, jam istirahat kan masih lama, pokoknya kamu harus cerita semua, kita kan udah jadi sahabat. janji dulu" rengek Yoona.

Maksud Yoona apa deh sekarang kita sahabat? Apa ini jawaban dari doa bi Ijah tadi pagi, tapi sampe sekarang aku pun belum bisa memahami sifat Yoona yang selalu overactiv. Apa aku harus cerita semuanya ke dia tentang semua ini, tapi apa dia bisa menjaga rahasia ku, rasanya masih ragu untuk menceritakan ini semua kepada seseorang yang aku pun belum mengenalinya, tapi aku enggak bisa terus-terusan menyimpan cerita ini sendiri, aku pun butuh penasehat dan pemberi solusi atas semua yang aku alami akhir-akhir ini, tak ada pilihan lain akan ku ceritakan semua ini sama Yoona.

"Iya janji, kamu aja penasaran apa lagi aku, iya nanti sehabis ketemu dia bakal aku ceritain semuanya."

"Oke, pokoknya kamu harus cerita semua kenapa bisa sedeket ini sama Jungwoo." Yoona kembali meyakinkanku yang ku balas dengan senyum.

-

*At class

Otak ku kembali tak bisa diajak kompromi, semua pikiran hanya berisi rasa penasaran. sebenernya apa yang bakal Jungwoo katakan sepertinya ini hal serius, kata-kata itu terus memanipulasi pikiranku.

Pelajaran pertama dilalui dengan lamunan kosong, KBM berlangsung dengan penjelasan masuk kuping kanan keluar kuping kiri begitu pun pelajaran kedua, sampai lima kali Yoona berusaha menyadarkanku dari lamunan.

"Ting,,Ting,,Ting"

Suara bel istirahat pun berbunyi, ku masukan buku beserta alat tulis ke dalam tas dengan terburu-buru sembari menatap Yoona aku pun berkata.

"Ini waktunya."

"Cieee, good luck yah fighting!!!" Balas Yoona memberiku energi semangat.

Aku pun berjalan keluar kelas dengan tegangnya sembari merapihkan penampilanku. Hari ini harus elegan apapun yang dia katakan, aku harus pasang hati sekuat baja agar tak tersinggung kata-kata dinginnya.

Dari kejauhan ku lihat keberadaan Kim Jungwoo yang sedang duduk sendirian dikursi pertama kali kita berkenalan. Karena terlalu gugup ku hentikan langkah sejenak untuk mengatur nafas agar terlihat santai, setelah semua setabil aku pun melanjutkan langkah menghampirinya.

"Ekhemm" sapaku.

"Ah, udah datang" jawab Jungwoo.

"Ada apa menyuruhku datang ke sini?" Tanyaku.

Tak seperti biasanya, rasa gugup mungkin sedang menguasai diri Jungwoo, karena itu semua sudah jelas tergambar diwajahnya, keringat mulai bermunculan membasahi kening, dengan tangan yang memainkan jari-jarinya.

"Jungwoo, ada apa?" Tanyaku kembali.

Jungwoo sesekali menarik panjang nafasnya membuatku semakin penasaran, sebenernya apa yang akan dia katakan. Apa ini benar Kim Jungwoo, ia bahkan hampir tak ku kenali. Bukankah Jungwoo yang ku kenal begitu dingin, selalu ngomong asal nyeplos tak memikirkan perasaan lawan yang sedang dia hadapi. Namun ini sungguh berbeda, Jungwoo yang sedang bersamaku sekarang bukan Jungwoo yang cuek, dingin, hemat ngomong.

"Yer jangan marah ya" Kata Jungwoo.

"Lah kenapa aku harus marah sama kamu, kan kamu gak buat salah sama aku" jawab ku.

"Maaf aku udah lancang suka sama kamu, padahal kita baru aja kenal" kata Jungwoo menunduk.

Keajaiban macam apa lagi ini, sekarang yang aku rasakan hanya rasa terkejut. Nggak nyangka seorang Kim Jungwoo yang dijuluki si pria dingin sedang mengutarakan perasaannya dihadapan ku.

Aku pun langsung terkoneksi teringat mimpi semalam, apa ini kelanjutan perkataan si pria kuda putih, apa dia juga akan mengatakan hal sama seperti yang sedang Jungwoo lakukan sekarang, semakin bingung jika dipikirkan, ku coba menyadarkan diri apa ini mimpi semalam yang berlanjut atau nyata, dengan menampar pelan wajahku, kucubit lenganku dan ternyata sakit.

"Jadi ini nyata?" Gumam ku.

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" Kata Jungwoo yang membuat jantungku seketika berhenti, tiba-tiba mulutku membisu terlalu tak percaya apa yang telah Jungwoo katakan. Aku harus memastikan apa dia benar-benar mengatakan itu atau ini hanya halusinasi ku saja.

"Kamu ngomong apa, kurang jelas" kataku memastikan.

"Kamu mau gak jadi pacar aku, kamu gak harus jawab sekarang kok, kamu bisa jawab besok ditempat ini dan jam yang sama seperti sekarang" kata dirinya memantapkan.

"Emm, tap__" jawabku yang tak diijinkan Jungwoo.

"Stop!!!!, kamu gak boleh ngomong apapun sekarang, aku gak maksa ko kamu terima aku apa enggak itu hak kamu, aku bakal terima keputusanmu apapun itu, yaudah aku pergi dulu." kata Jungwoo sembari menggaruk tengkuknya dan meninggalkanku dengan napas panjang.

Tak bisa dipercaya, tapi bukankah ini momen yang aku inginkan. tapi entah mengapa ada yang menjanggal dengan perasaanku sekarang. Apa ini tidak terlalu cepat.

Pikiran negatif mulai berkumpul menjadi rasa cemas, apa pantas diriku ini mendapat gelar menjalin hubungan dengan seorang Kim Jungwoo si pria dingin yang sangat populer dikalangan siswi-siswi SMA ini, fisik yang sempurna membuat diriku seketika merasa tak pantas jika bersanding dengannya.

Aku pun pergi meninggalkan taman dengan langkah lesu tak bertenaga, rasa tak percaya dan rasa minder sudah bergabung menjadi rasa putus asa.

-

Sesampainya dikelas Yoona langsung mengintrogasi ku tanpa memberi peluang untuk ku bernapas.

"Gimana tadi, dia ngomong apa aja?" Tanya Yoona.

"Emm...." Jawabku bingung mau cerita dari mana dulu.

"Ih kok malah bengong si, pasti dia ngomong yang buat kamu kesinggung ya apa dia buat kamu marah?" Kata Yoona mulai cemas.

"Enggak dia tiba-tiba nembak aku na, gimana aku gak panik"

"Wahhh jinjja, demi apa Jungwoo nembak kamu"

"Sumpah na, aku gak boong dan sekarang aku bingung mau jawab apa" jawabku panik.

"Yaudah kamu tarik napas dulu, kamu harus ceritain semuanya dari awal biar aku paham" kata Yoona menenangkan.

*Aku pun menjelaskan dari pertama kali bermimpi kuda putih dan pria kuda putih yang berwajah sama persis dengan Kim Jungwoo, hingga kejadian sekarang*

"serius dia dateng ke mimpi kamu yer?" Tanya Yoona.

"Tapi aku gak yakin itu Kim Jungwoo, setiap aku nanya pria kuda putih di dalam mimpi dia selalu saja mengabaikanku. Tapi beneran mereka sama persis bahkan aku liat buku dirumah Jungwoo yang menurut gua mencurigakan, judulnya My dream" jawabku.

"Buku? buku yang kaya apa sampe buat kamu curiga gitu, kenapa gak kamu baca?"

"Buku itu tebel mewah banget tampilannya, aku baru baca judulnya doang langsung direbut Jungwoo. Semenjak itu gua curiga karena tiba-tiba langsung direbut gitu sama Jungwoo, kaya ada yang sedang dia sembunyikan, iya gak si kamu sependapat kan sama aku!"

"Bener juga si aku jadi ikut curiga juga nih, kenapa kamu gak nyoba main lagi kerumahnya terus kamu cari buku itu lalu bawa pulang tuh buku, nanti kita cari tau bareng"

"Pengen si aku main ke sana soalnya Ibunda Jungwoo juga nyuruh main kesana lagi, tapi sekarang kok aku malu ya soalnya dia udah gini si kan makin canggung jadinya"

"Kamu terima aja si, biar pas kamu main kesana lagi gak canggung kan setatus kalian udah beda"

"Tapi rasanya kaya nerima dia cuman buat nyelidikin ini doang gak si, jahat banget kesannya"

"Ya enggak juga, kamu suka gak sama Jungwoo kalo suka kan berarti lo tulus nerima dia bukan cuman manfaatin situasi doang"

"Iya juga si, yaudah deh besok aja aku main kerumah dia."

"Nah gitu dong, udah gak usah ditekuk gitu wajahnya. Mau ke kantin?"

"Kan bentar lagi jam masuk kelas"

"Gapapa bolos sekali demi moodmu naik, masuk gak masuk tetep aja pelajaran gak bakal nyerep ke otak kan, hahaha"

"Sialan kamu na, yaudah ayok."

Akhirnya aku dan Yoona pun pergi ke kantin, baru saja melangkah masuk kedalam kantin ku lihat Jungwoo sedang makan bersama Doyoung sahabatnya, jantungku kembali berdetak kencang karna harus berpapasan dengannya kali ini, Aku harus bersikap biasa aja agar semua tak curiga dengan gerak gerik ku sekarang.

"Ehh, Hyeri sini-sini gabung sama kita" teriak lirih Doyoung menyambutku.

BERSAMBUNG