Chereads / My First Love KIM JUNGWOO / Chapter 7 - APPROACH 1

Chapter 7 - APPROACH 1

Pagi pun datang~

-

Perlahan ku buka mataku, siapa sangka yang ku lihat diawal hari ialah wajah Kim Jungwoo, seorang pria yang ku suka dan ku damba selama ini, wajahnya yang begitu tampan membuatku ingin terus menatapnya tanpa berkedip. "Andai saja kau menjadi milikku" gumamku.

Namun tak lama ku tatap wajah eloknya, ia pun terbangun dari tidurnya, yang langsung ku sambut dengan senyum terbaikku.

"Selamat pagi" sapaku.

"Mmm pagi, apa kau tidur nyenyak semalam" tanya Jungwoo sembari mengusap rambutku lembut.

"Tentu saja"

"Syukurlah, apa kau selalu menangis dalam tidur?"

"Moleunda, aku tak sadar saat tertidur, tapi akhir-akhir ini aku mimpi aneh"

"Makannya doa dulu kalo mau tidur"

"Aisshh, doa terus kok aku pas mau tidur" kataku dengan merajuk.

"Lucunya, jangan banyak gerak tetaplah seperti ini, rasanya sangat nyaman" ucapnya sembari mengeratkan pelukan.

Momen seperti ini yang tak akan pernah aku lupakan, kita sudah benar-benar seperti pengantin baru, rasanya tak ingin beranjak dari kasur yang sangat nyaman ini.

Baru saja memejamkan mata kembali tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur yang membuat kita berdua panik dan sepontan turun dari ranjang dengan keadaan bingung.

"Jungwoo ya!, Apa kau sudah bangun?" Teriakan ibunda Jungwoo dari arah dapur.

"Sudah bun" jawab Jungwoo.

"Cepat turun, kita sarapan bersama"

"Jungwoo aku pake kamar mandimu dulu ya" kataku panik dengan sedikit berbisik.

"Buruan jangan lama-lama, nanti bunda mikir yang tidak-tidak lagi tentang kita"

Kata Jungwoo tak kalah paniknya, yang ku jawab singkat dengan acungan jempol.

"Bentar Bun, Jungwoo lagi siap-siap sekalian berangkat ke sekolah."

-

Kita berdua pun keluar dari kamar, dengan menggunakan seragam sekolah lengkap.

Ku lihat ibunda Jungwoo yang sesekali mencuri-curi pandang melihat kearah aku dan Jungwoo dengan senyum mengembang di bibir, itu membuatnya semakin cantik.

"Selamat pagi tante" sapaku dengan sangat gugup memcahkan suasana yang canggung ini.

"Pagi, aigoo cantiknya nama kamusiapa sayang?"

"Hyeri tante" jawabku dengan senyuman.

"Nama yang cantik seperti wajahnya, tapi kenapa wajahmu memerah nak?, apa yang anaku lakukan semalam?" Kata ibunda Jungwoo pura-pura tak tau.

"Uhukkk"

Seketika aku dan Jungwoo tersedak, mendengar pertanyaan ibunda Jungwoo yang tak masuk akal, membuatku malu setengah mati.

*Aku baru ingat ternyata semalam pintu kamarnya tak tertutup, karena panik Jungwoo tak sempat menutupnya malah langsung memelukku*

"Aishh, malunya." gumamku.

"Kita gak ngapa-ngapain bunda, semalam hujan deras dan banyak petir, dia sangat ketakutan sampai menangis histeris, jadi aku coba menenangkannya, tapi malah ikut ketiduran disana" jawab Jungwoo dengan nada tenang sembari mengunyah sarapannya.

"Aigoo, anakku sudah besar ternyata, lain kali jangan lupa ditutup pintunya" kata bunda sembari mengusap rambut anaknya.

"Itu semua tak seperti yang tante bayangkan kok" kataku meluruskan semuanya.

"Aigoo, tak ada yang perlu dijelaskan nak, lagian saya gak berfikir yang macam-macam kok, dan satu lagi panggil saya bunda saja biar sama kaya Jungwoo, yah?"

"Iya tan, eh bunda hehe" kataku malu-malu sembari mengusap tengkukku.

"Aigoo, jadi kangen sama Kim Bora putriku, Bora itu putri sulungku yang sedang kuliah diluar negeri, dulu sebelum putriku kuliah disana, Bora dan Jungwoo selalu bertengkar, selalu saja teriakan dan rengekan ada dirumah ini untung halaman rumah ini cukup luas jadi tetangga gak akan terganggu, mereka tak pernah sehari saja membiarkan rumah ini tenang sampai bunda pusing dan hampir darah tinggi ngadepin mereka, tapi liat rumah ini sekarang sudah berubah 180% semenjak kakak perempuanya pergi kuliah ke luar negeri, Jungwoo lebih sering main diluar dengan sahabatnya si Doyoung, pas pulang ia langsung mengunci diri di kamar bermain games sampai larut malam" kata bunda dengan wajah memelas mungkin karna sangat rindu suasana rumah yang hidup.

"Pantas saja Jungwoo sering tidur di taman, ternyata dia suka begadang main games."

Jungwoo yang tak mau melihat ibundanya bersedih pun langsung berdiri dan menarik tanganku sembari berkata,

"Ayo berangkat kita udah telat"

"Ehh bentar, terimakasih bunda atas makanannya"

Kataku sembari menundukkan kepala memberi hormat, yang ditiru Kim Jungwoo disampingku.

"Jungwoo pamit ke sekolah dulu, bunda jangan telat makan siang, gak usah nunggu Jungwoo pulang, beristirahatlah"

"Aishhh iya bawel. nak Hyeri, kapan-kapan mampir lagi ya ada banyak yang mau bunda ceritain" kata bunda dengan senyum hangatnya.

Aku pun menganggukan kepala dengan semangat, dan terus menerus melambaikan tangan berpamitan.

"Tittttttttt,,,,,titttttttt,,,,,,tittttttttt"

Jungwoo yang sudah berada didalam mobil sesekali membunyikan klakson, memberi kode agar aku cepat masuk kedalam mobil.

Aku pun masuk kedalam mobilnya dan duduk di kursi penumpang.

"Ngenggggg"

Tancapan gas mobil, keluar dari gerbang.

"Mau ke sekolah apa ikut aku" kata Jungwoo.

"Dua-duanya"

"Aishhh, aku mau bolos kamu mau ikut?"

"Hah bolos? Kemana?" Kataku sedikit terkejut.

"Ke tempat yang tenang, pengen tidur"

"Aishhh, semalam kamu gak tidur?"

"Tidur tapi satu jam doang, soalnya kamu berisik!"

Jawabnya kembali ketus.

"Yaudah aku ngikut kamu aja, tapi....."

"Pake nih jacket, aku bawa dua"

"Cih, niat banget" jawabku dengan senyum-senyum.

"Jadi ikut gak?" tanya Jungwoo memastikan.

"iya iya ikut." jawab ku sedikit ragu.

Walopun takut aku harus tetep tenang, mungkin karena ini pertama kalinya diriku bolos sekolah selama 12 tahun menjadi pelajar, iya si ini cuman bolos sekolah, tapi tetap saja ini merupakan momen spesial juga bagiku, dimana bisa menghabiskan waktu bersama orang yang sangat aku suka.

Kecanggungan membuat suasana menjadi hening, kita pun terdiam sibuk dengan kegiatan kita masing-masing aku yang sibuk mamainkan sabuk pengaman sembari melihat pemandangan indah dibalik jendela dan Kim Jungwoo yang sibuk menyetir.

-

Kita pun sampai di tempat tujuan, danau dengan Padang rumput hijau membuat udara menjadi sejuk, air yang tenang dan pepohonan yang bergoyang kompak terayun angin.

Kita duduk dipinggiran danau, yang masih ditemani dengan kecanggungan dan rasa sepi, sepertinya akan tetap hening seperti ini kecuali angin dan air yang berusaha membuka topik pembicaraan untuk kita dengan menunjukkan keindahannya, namun gagal tak ada satu katapun keluar dari mulut satu sama lain, karna kita terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Mungkin Jungwoo sedang merasakan kedamaian disini" gumamaku, berusaha memaklumi suasana dan mencoba ikut merasakannya.

Tiba-tiba tak ada hujan tak ada petir Jungwoo berkata,

"Boleh pinjem paha kamu gak, buat bantal? aku ngantuk banget" tanya Jungwoo.

"Mmmmm boleh" jawabku dengan hati yang sedang maraton.

"aku mau tidur bentar, boleh?"

"Iya, tidur aja" jawabku yang dibalas dengan senyuman kelincinya.

"Sumpah ini perasaan apa lagi, nyawaku terasa semakin menipis karna ulahnya belakangan ini dia seperti memberiku lampu hijau, gimana aku gak makin bucin coba sama ini anak, Tuhan jodohkan aku sama Kim Jungwoo." gumamku.

Moment seperti ini yang membuatku semakin mengharapkanya.

"Tahan kamu bukan siapa-siapanya, inget cuman temen!" gumamku menguatkan iman.

Suasana kembali hening, hanya suara angin yang terus berhembusan saling menyaut satu sama lain.

-

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, matahari segera tenggelam, dan bulan mulai menampakkan diri, kita pun memutuskan pulang, Jungwoo pun mengantarku pulang ke rumahku.

Dan berpamitan satu sama lain.