Chereads / Cinta Angie / Chapter 5 - Bab 4 : My twins (1)

Chapter 5 - Bab 4 : My twins (1)

"Mama pulang,"seru Angie sambil melepaskan sepatu dan meletakkannya di rak sepatu. Sambil memakai sandal rumah, Angie menggantung kunci rumah dan kunci mobil pada gantungan berbentuk tiger. Angie menarik napas panjang dan mencium aroma wangi masakan.

"Horeee.. mama pulang,"seru Andre ceria sambil berlari dan memeluk pinggang Angie. Angie memeluk erat sebelum melepaskannya. Diciumnya kening putra ceria nya. Mata Angie melihat ke arah belakang Andre. Ada saudara kembarnya, Andrew yang juga sedang berjalan perlahan mendekati Angie.

"Mama sudah pulang? Capek ma?"

"Halo sayang...,"sapa Angie pada Andrew sambil merentangkan kedua tangannya menunggu Andrew masuk ke pelukannya. Kemudian dipeluknya erat saat Andrew, si putranya yang selalu bersikap dewasa, masuk dalam pelukannya. Tak lupa dikecupnya kening Andrew sebelum merangkul keduanya menuju ruang makan.

"Mama Addy bawakan makanan apa hari ini?"tanya Angie melongok ke meja makan yang penuh dengan makanan.

"Ada tempe goreng, sambel terasi lombok dua biji, ayam goreng kriuk, sayur bening, dan tak lupa kerupuk,"jawab Andre dengan senyum nya yang selalu mengembang. Anak itu sudah duduk di kursi meja makan dengan wajah berbinar-binar menatap semua menu makanan yang tersaji.

"Wah, sedap ini. Mama mau makan dua porsi. Tadi siang hanya makan sedikit,"ucap Angie sambil mencuci tangan lalu menarik kursi dan duduk diantara kedua putra kembarnya.

"Ma, katanya mau langsing, tapi kalau tiap hari makannya dua porsi melulu, kapan kurusnya?"komentar Andrew datar sambil mengambilkan piring dan sendok garpu untuk semua orang.

Angie menggerutu dan memutar mata dalam hati. "Ini anak mirip siapa ya, jujur dan nyelekit kalau ngomong."

"Yang pasti mirip kamu." Suara pria paruh baya keluar dari kamarnya. Itu jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan dalam hatinya. Angie tersenyum sayang pada pemilik suara itu. Pria itu duduk berhadapan dengan Andrew.

"Papa pulang cepat?"tanya Angie mengambilkan nasi untuk empat orang, jumlah penghuni rumah Angie.

"Bukan papa yang pulang cepat, tapi kamu yang pulang terlambat. Terima kasih sayang,"ucapnya saat menerima piring berisi nasi.

"Mulai Senin, aku ngantor di kantor pusat Grup Adiwijaya,"cerita Angie sambil mengambil makanan ayam goreng kesukaannya.

"Sesuai kontrak, satu tahun ngantor di sana,"jawab papanya yang tak lain adalah pimpinan Sanjaya & partner.

"Hmmm... Yummy... Masakan mama Addy selalu memuaskan. Nyam nyam,"celoteh Andre yang makan dengan gembira.

"Besok kita jadi pergi kan?"tanya Andrew setelah menegak habis air minumnya.

Besok adalah hari Sabtu, hari keluarga. Acara akhir pekan ini adalah permintaan Andrew. Kebun binatang. Angie melirik putra pintarnya yang menunggu jawaban Angie dengan makan tenang. Angie tersenyum sayang pada Andrew. Seringkali antusias Andrew pada sesuatu tidak pernah nampak. Hanya berupa pertanyaan yang diajukan menandakan bahwa anak itu sangat menantikan acara itu.

"Tentu saja,"jawab Angie sambil menggenggam tangan Andrew.

"Kita bertiga.."

"Bertiga? Papa tidak ikut?"tanya Angie heran memotong perkataan Andre.

"Tidak enak badan,"sahut papanya singkat.

"Papa sakit? Kita ke rumah sakit ya.."

"Tidak. Tidak perlu. Hanya kecapean saja,"jawabnya meredakan kecemasan Angie.

"Baiklah,"ucap Angie lesu. Sejak mama Angie meninggal dua tahun yang lalu, papa Angie menjadi sering mengeluh tidak enak badan. Itu adalah dampak dari penyakit rindu, yang membuat penderitanya selalu makan tidak enak dan tidur pun tak lelap.

"Aku tahu itu papa, karena aku juga merasakannya pada papa si kembar,"tambahnya dalam hati.

Andre melirik saudara kembarnya sebelum melanjutkan celotehnya. Andrew hanya menatap datar.

"Yang akan pergi,"lanjut Andre semangat. "Kita bertiga, lalu Mama Addy, papa Sean, adik Emily.."

"Mereka ikut?"seru Angie terkejut pada Andrew. Addy adalah saudari kembar Angie dan Sean adalah suaminya. Andrew hanya mengangkat bahu. Angie kembali menatap Andre dan menanyakan hal yang sudah diduganya, "Kalau begitu, apa Mama Maddy dan papa Ethan juga ikut?"

"Mereka juga ikut ma,"jawab Andrew singkat. Maddy juga adalah saudari kembar Angie, sedangkan Ethan adalah suaminya. Angie tiga bersaudara kembar identik.

"Papa Sean sudah pesan dua puluh tiket untuk kita semua,"jawab Andre sambil membereskan peralatan makan miliknya dan milik saudaranya, lalu meletakkannya di bak cucian. "Andrew, jangan lupa, hari ini kamu yang mencuci piring."

"Dua puluh?" Angie ingin protes tentang tiket kebun binatang, tetapi otaknya mencerna sesuatu yang lain. "Andre tunggu..., hari ini tugasmu yang mencuci piring kan?"

"Memang tugasku. Tapi karena hari ini Andrew meminjam buku pr matematika ku. Jadi sebagai gantinya, dia yang akan mencuci piring malam ini,"jawab nya sambil menyeringai.

Angie mengalihkan matanya menatap wajah Andrew yang tertunduk malu. Andrew mengambil celemek untuk mencuci piring.

"Auw.. auw.. sakit ma sakit,"jerit Andre kesakitan karena telinganya dijewer Angie. "Mama ini kenapa sih, itu kan perjanjianku dengan Andrew. Yang mencontek pe-er harus menggantikan mencuci piring,"omelnya sambil mengelus daun telinganya yang memerah.

"Sudah ma, tidak pa-pa. Biar Andrew yang mencuci hari ini. Mama cepat mandi, sudah malam,"kata Andrew sambil membilas bekas piring makan malam.

Angie kesal sekali pada Andre yang jelas-jelas tahu kelemahan Andrew adalah matematika. Sedangkan Andre jago matematika. Dasar licik, anak siapa ini.. selalu mencari kesempatan untuk mengerjai saudaranya.

"Andre sayang, tidak boleh gitu sama Andrew. Kan tidak tiap hari Andrew mencontek,"tegur Angie lembut sambil mengelus rambut putra cerianya.

"Soalnya Andre jengkel. Andre marah sama Andrew."

"Marah? Kenapa?"

"Itu karena... karena..." Andre bergerak-gerak gelisah.

"Karena..." Tatapan Angie yang tajam membuat Andre mengkerut takut. "Jawab Andre..."

Angie mendongak dan matanya langsung tertuju pada Andrew yang sedang mencuci piring.

"Karena... Karena cewek yang aku suka mengirim surat cinta pada Andrew,"cicit Andre tertunduk.

Angie terperangah mendengar alasan Andre. Angie terduduk dari posisinya yang berlutut di depan Andre. "Su.. surat cin.. cinta?"

"Sudah dua kali, mama. Cewek yang aku suka ternyata suka sama Andrew. Aku kesal.." Andre berderap lari ke kamarnya.

"Astaga.. astaga.." Angie menepuk dahinya dengan frustasi. "Kalian baru sembilan tahun dan sudah saling mengirim surat cinta?"

Andrew yang sudah selesai mencuci, mendekati mamanya dan mengangguk. "Itu sudah biasa ma. Teman kelas juga bahkan sudah ada yang peluk-peluk dan ciuman, ma."

" Whaaaatt???"

Bersambung...