Chapter 18 - 18

"gue ga ngambek, gue cuma kurang mengerti doang!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

-

"HANDA BANGSAT!!"

Nenra langsung hampiri Handa, dia langsung melayangkan satu tinjuan di wajah Tampannya.

bugh!

Handa kaget, begitu juga dengan orang-orang yang ada di sekitar situ.

Handa memegangi sebelah pipinya, dan natap Nenra. "wei, gila aja lo main tonjokan." kata Handa

"lo yang gila! kalo buat naskah tuh jangan di rubah! ini kenapa gue yang jadi bahan nistain bokep lo!"

Handa elus-elus pipinya. "iya, gue tau gue rubah dikit naskahnya. tapi gue ga tau kalau endingnya bakal kayak gini njir! gue saja kaget!"

"asu lo mesum!" kata Nenra yang sekali ninju pipi Handa, Handanya pasrah.

"NENEN! YAWLAH DEDEK GUE!" Cery berteriak sambil meluk Nenra dengan erat. wajah Nenra sudah merah, bukan karena malu tapi karena marah.

dia pengen ninju si Cery ini, tapi dia masih ada rasa manusiawi. 'cowo ga boleh mukul cewe' batinnya

"gila lo ya pedo, engga nyangka lo bakal se agresif seperti tadi. gila woi!" kini Ian berucap.

"anjing lo ya" kata Nenen.

"Nenra!" Justine memanggilnya, dan Nenra merasa kesal. mengingat kejadian tadi membuatnya sangat kesal.

"Nenra.." Justine mencoba meraih pundak si pedo, namun tangannya sudah di tangkis oleh Alex.

"dramanya sudah selesai, jadi lo gaada urusan lagi sama dia."

Justine terdiam, namun pandangannya masih menatap Nenra.

"gue mau bicara dengan nenra." kata Justine, Nenra terdiam. Alex ingin menghantam berandal ini, namun Nenra langsung memegangi lengannya. "sudah selesai, gue capek disini." katanya yang lalu pergi, Alex mengikutinya. dan Justine terdiam.

"mereka beneran ciuman tadi?" bisik Carlos pada Shuu

"kayaknya.." jawab Shuu

"berarti itu first kissnya nenen woi!" seketika Carlos berteriak. membuat Nenra yang jalan berhenti. Justine bahkan kaget.

"berisik lo banci!" kata Leo sambil mukul kepala Carlos.

Nenra melanjutkan jalannya lagi. perasaannya kali ini tercampur aduk.

tentu saja tercampur aduk.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

_

_

"nenen!"

"hm.. ya?"

"itu makanan ngapain lo main-mainin?"

"o-oh.. Maaf.."

anjer lah..

gara-gara Justine nyium gue, gue jadi kepikiran hingga sekarang. dia engga nyium bibir gue kok, dia cuman nyium pipi gue. tapi..

gue kok merasa kesal ya?

kesal karena justine ngelakuin hal kayak gitu ke gue.

gue merasa, seolah-olah dia nginjak harga diri gue sebagai pria tulen.

gue bukan homo, tapi kenapa dia dengan santainya nyium dan buat gue berdebar?

sumpah, gue kesal

kesal sama justine dan juga diri gue.

sangking kesalnya gue ga sengaja tumpahin gelas air di piring makanan gue yang masih ada isinya.

"WOI NENEN! LO NGAPAIN WOI! ITU MAKANAN ANJIR!"

teriak bang coli, iya gue tau lo yang masak ini makanan. tapi gausah ngegas gitu wei.

"sori bang, tangan gue berpikir sendiri." bang Coli cengo.

"gue kembali kekamar." kata gue sambil berlalu dan ninggalin ketiga abang gue.

_

oke...

sekarang waktunya berpikir, lebih tepatnya meringkaskan hal yang telah terjadi pada diri gue selama ini.

gue jelaskan sekali lagi, gue bukan homo!

gue bisa dibilang anti LGBT, tapi kenapa temen satu sekolah gue bisa berbuat hal yang sebenarnya seorang cewe lakukan. bukan cowo?

cewe kalo diliat dan saat tersenyum, pasti jantung para cowo cenat cenut kayak habis di pompa.

nah gue?

ngeliat Justine tersenyum dan deket ama gue, gue jadi cenat cenut. MASALAHNYA GUE INI COWO!

tidak, tidak, tidak.

pasti ada alasannya kenapa gue bisa deg deg ganjen kalo sama Justine

tunggu dulu..

bukan cuma Justine doang, Alex juga!

hmmm..

sekarang malah jadi rumit.

kenapa mesti kedua orang itu?

kenapa bukan sama Evan atau ga sama Ian? kenapa gue harus ngerasain hal kayak gitu sama mereka berdua?

kenapa gue bertanya kenapa dengan diri sendiri?

gila kali gue, siapa yang mau jawab kalau gue bertanya dengan diri sendiri.

gue megang kening gue, dan mijit pelan

seumur-umur hidup, gue ga pernah berpikir serumit ini.

"nen.."

bang Geryl muncul di kamar gue, "ceritakan semuanya pada kakakmu ini.."

entah kenapa, gue langsung melihat sayap malaikat dari bang Geryl dan mahkota bundar, jangan lupa dengan cahaya terang dari atas. seperti malaikat.

abang gue yang satu ini... memang sangat peka dengan adik sendiri.

"bang.. lo yang terbaik.." kata gue sambil ancungin dia jempol, bang geryl cuma tersenyum.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"nenra!" Justine manggil gue, wajahnya panik. dan gue tidak begitu mengerti dengan situasi saat ini.

"NENRA!" ngapa tuh berandalan manggil gue?

gue balik belakang, dan ternyata...

sebuah truk berada tepat di hadapan gue.

truk itu...

brukk

"AKH!"

Spontan gue bangun, napas gue terputus-putus.

etdah...

itu mimpi apaan coba.

gue tau, gue benci dengan kehidupan ini. TAPI MASA IYA GUE MENINGGAL DI UMUR MUDA!? gue bahkan belum ngerasain naik pesawat dan nyentuh salju woi! setidaknya biarkan salah satunya tercapai supaya gue meninggalnya enak.

kepala gue jadi sakit banget ini..

apa gara-gara efek berpikir keras semalem ya?

atau gara-gara mimpi buruk itu.

etdah...

gue bolos sekolah sehari ah.

tapi..

hari ini kan ada ulangan.

shit.

SERBA SALAH BANGET GUE!

gue megang kepala gue, apa jangan-jangan tensi gue naik?

tapi gue masih muda woi!

masa iya diumur kece kayak gini, gue dapat penyakit orang tua.

tapi siapa yang tau yekan?

gusti....

.

.

.

.

.

.

.

"itu dia! yang di cium sama kak justine kemarin kyaa!"

"anjir.. di rebutin dengan 2cowok kece di sekolah! iri gua!"

"pasangan homo yang imut~ kalo kayak gini gue pusing mau milih dia dengan siapa."

"itu ukenya njir! imut ternyata!"

"idih.. cowok di perebutin cowok, dasar gila..."

tau risih?

kayak sekarang ini, gue merasa risih dengan bisikan para siswi yang sebenarnya bukanlah bisikan.

kenapa?

karena kalo berbisik, YA ENGGA BAKAL SERIBUT INI NJER!

sialan!

gue heran, jangan-jangan fujo di sekolah ini bertambah gara-gara drama kemarin. bangsat!

gue pengen penggal kepala sendiri! tapi gue takut kehabisan napas!

uhuhu..

pengen nampol seseorang, tapi siapa ya?

ohya, si handa.

gue pengen nampar dia. dendam gue bukan sebatas klan uchihanya itachi di naruto.

gue lari di koridor, meskipun gue gamau lari gue tetep harus lari. soalnya, pagi-pagi gini Handa biasanya pergi di kelas sebelah buat ngardusin cewe cewe/ciwit ciwit.

Bokep sialan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"HANDA MANA!!" Teriak gue, yang langsung di pelototin sama anak-anak.

"masih pagi-pagi lo sudah ngegas." kata Evan, gue atur napas gue dan masuk.

"masih dendam ya lo soal kemarin?" tanya Ian pada gue.

"ya.." Ian nepuk pundak gue. "bicarain baik-baik pasti ada alasannya Justine ngelakuin hal kayak gitu ke lo.."

iya juga sih..

tunggu dulu..

kok Ian bicaranya kayak gini ke gue?

"masalahnya, gue sudah ship berat lo sama justine. masa gara-gara cium doang lo ngambeknya kayak anak perawan yang gak di kabarin."

iya juga ya..

"jadi gue harus bagaimana?"

Ian tersenyum, dia celingak celinguk dan mendekat kearah gue.

"ajak bicara dia."

"gila lo, gue kemarin sudah acuhin dia."

"ya lo kasih tau alasannya kenapa lo acuhin dia, gitu aja ribet"

"wah.. tumben pintar ian.."

"luarnya aja yang goblok pedo. ini demi otp!" katanya sambil mukul dadanya satu kali dengan bangga.

pengen nampol, tapi kasihan.

"nenen, lo di panggil sama justine. hayoloh mau di gebukin sama berandalan.." kata Jordy, gue dan Ian kemudian saling bertatapan.

Ian tersenyum, dan gue berwajah masam.

"kebetulan kan pedo! dewa yaoi selalu mendengarkan doa anak-anaknya."

dewa lo laknat, sama kayak anak-anaknya.

tapi yang Ian katakan benar, masa iya gue dendam cuma gara-gara Justine cium gue. dan juga Justine cuma nyium pipi gue.

etdah..

gue bangkit dari duduk gue, gue sempat mendengar Ian dukung gue. pengen marah sama nih anak, tapi dia sudah ngasih gue saran.

gue keluar dan Justine.

tepat di hadapan gue.

gue natap dia, dia juga natap gue.

tiba-tiba jantung gue berdetak, nafas gue memburu.

ini kenapa..?

tatapan tajamnya Justine, buat gue hampir meleleh.

Justine langsung genggam pergelangan tangan gue, "ikut gue. ada hal penting yang mau gue omongin."

gue respon dengan anggukan, dan Justine narik tangan gue.

ini perasaan kenapa begini?

.

.

.

.

.

.

.

"ki..kita mau kemana just?"

"bicara sama lo,"

Justine naiki motornya dan ngasih gue helm. jadi gue pake tuh helm dan naik ke motornya Justine

tunggu bukannya ini sudah masuk?

Justine ngegas motornya, jadi gue spontan narik seragamnya.

motor di lajukan, dan saat itu juga, guru bp menjaga di depan gerbang.

ANJER!

Mampus gue!

malah ada anak osis lagi!

Alex pasti ada nih!

Justine ngegas motornya membuat mata memandangnya. gue segera nutup kaca helm gue, biar wajah gue ga di kenali.

"kau lagi justine!" gue melihat salah satu guru bp berteriak, tapi Justine tetap melajukan motornya.

anjerlah..

seumur hidup gue, gue ga pernah bolos pelajaran satupun!

tamatlah riwayat gue sebagai murid rajin.

"ju..justine.. tadi.."

"gausah takut! gue ada disini."

DEG!

DEG!

Maksud lo apaan ngomong kayak gituan just?

lo sengajakan buat jantung gue berdebar lagi?

_

gue dan Justine berhenti di taman, yang pertama kali gue ketemu sama dia. kalo lu pada ga ingat, coba baca chapter 2. biar lu pada ingat.

gue dan Justine duduk di ayunan taman tersebut.

gue masih ga tau, kenapa Justine ngajak gue di mari.

dan lebih anehnya, gue berdebar kayak orang asma woi!

anjerlah..

"gue minta maaf soal kemarin.."

gue noleh ke Justine, yang saat ini dia sedang nundukin kepalanya.

"gue bersikap ga sopan sama lo, gue salah, tapi masalahnya.. semua itu berjalan sesuai insting gue!"

gue melongo.

maksudnya apaan coba?

kenapa pake insting segala?

"gue minta maaf.."

harusnya gue yang minta maaf!

mana harga diri lo sebagai preman woi!?

seharusnya kan Preman yang berdiri tegap dan musuhnya berlutut di tanah. nah ini? kenapa lo yang minta maaf njir! kalo kayak gini, gue yang merasa bersalah woi!

"anu.. begini.. sebenarnya, yang salah disini itu gue.. jadi.. GUE MINTA MAAF!"

Justine natap gue dengan kebingungan "tapi lo salah apaan sama gue?"

gue punya banyak salah sama lo woi!

"so..soal kemarin juga! gue seharusnya engga marah sama lo cuma gara-gara lo nyium pipi gue! maaf!"

gue langsung kaget karena spontan Justine tertawa.

"apanya yang lucu?" gue bertanya.

"tidak ada.. hahah, pokoknya gue minta maaf karena sudah ngelakuin hal seperti itu ke lo." katanya sambil megang kedua pundak gue.

mampus gue!

jantung gue berdebar lagi!

berhenti woi! gue malu!

"lo masih ingat dengan kakak gue yang pekan lalu?"

kakaknya Justine?

oh..

yang wajahnya cantik cantik itu tapi ternyata dia cowo.

gue respon perkataan Justine dengan anggukan.

Justine mengusap tekuk belakang lehernya.

"salamnya dia"

"eh? maksudnya?"

"dia minta salam sama lo, jadi pekan ini dia mau ketemuan sama lo."

lah...

gue kan ga ngelakuin apa-apa.

"tapi..kenapa..?"

Justine menaikkan kedua pundaknya.

"datang saja, gue tetap ada di samping lo. jadi tenang saja."

woi..

lo sengaja bilang begitu biar jantung gue berdebar terus-terusan yekan?

"wah, wah, wah.. coba lihat siapa yang kita dapatkan disini."

seorang cowo menghampiri kami berdua, dan mereka ada berlima. wajahnya pada garang semua.

ini apa lagi coba.

"preman yang paling di takuti, Justine."

kok mereka tau?

"mau bermain sedikit bro?" tanya cowo itu. Justine hanya diam sambil natap mereka berlima.

"kalo lo ga mau, kita akan bermain dengan piaraanmu ini." katanya sambil natap gue

hah? GUE?!

tangan gue di genggam dengan itu cowo tapi caranya kasar.

"tangan gue-"

Justine tiba-tiba nendang cowo yang genggam tangan gue dengan keras, hingga terserungku ke tanah.

WAH WAH WAH!

APA ITU BARUSAN?

Justine langsung narik gue kedalam pelukannya.

gue di peluk.

iya, di peluk.

ANJIR ANJIR!

MIMPI APA GUE SEMALAM!

DAN KENAPA GUE HISTERIS WOI!

"Ju..justine..?"

"dia dari sekolah sebelah, gue ga bisa atasi ini sendiri. jadi kita pergi."

gue ngangguk, dan gue pun pergi dengan Justine.

"Dia kabur!"

"berhenti lo berdua woi!"

anjer..

baru kali ini gue berhadapan langsung sama gengnya preman.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

mau tau gue saat ini dimana?

di ruang bk.

gara-gara tadi bolos sama Justine.

reputasi gue gusti..

"Justine lagi.. dan kali ini kamu membawa teman yang tidak bersalah membolos.."

gue natap Justine, Justine nya hanya berdiri santai sambil lipat tangan di dada.

tiba-tiba, ada yang masuk di bk juga.

gue lihat.

si bokep.

"Handa lagi.. kali ini kamu nonton bokep dimana lagi hah?" tanya guru bk tersebut

dan Handa hanya tersenyum.

sialan.. gue pengen memaki masa.

gue mendengar ada lagi yang masuk ke ruang bk.

gue lihat lagi.

itu anak kelas satu, dan mereka berdua babak belur.

"kalian lagi..."

seseorang masuk lagi, dan itu si bangsul sama Alner.

"permisi- WOI INI NGAPA DI RUANG BK BANYAK BANGET ORANG?!"

"biasa saja kevin, engga usah ngegas." kata Handa.

"ohiya, gue kaget soalnya."

tiba-tiba Shuu sama Leo muncul.

ini kenapa anak-anak pada muncul di ruang bk semua?

"ada pembagian sembako ya?" tanya Shuu

"bukan pembagian, tapi penitipan orang hilang" kata si bangsul.

gue cuma nyimak pembicaraan mereka.

"bahasa inggrisnya pintu apaan ya?" tanya Shuu

"Door" jawab Leo

"KAGET GUE GOBLOG!" dan sekali lagi si bangsul bicaranya ngegas.

"woi, ini ruang bk loh.. bukan teaternya ovj." Handa berucap.

gusti..

mereka kok pada bego?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

untuk pertama kalinya gue masuk bk, seumur hidup gue, gue ga pernah injak itu ruangan. tapi baru kali ini.

apa mesti gue harus berterimakasih pada Justine karena sudah buat gue nginjak ruang bk?

ga mungkin yekan?

gue masuk kedalam kelas, dan didalam sana gue liat Ian tersenyum pada gue.

"apa lo liat-liat onta?"

"ish kasar, gapapa sih.. jadi gimana!?" tanya Ian semangat.

"ga ada apa-apa.. tapi gue sama dia sudah baikan. makasih ya buat saran yang lo kasih"

Ian langsung meluk gue.

"Woi! lo kenapa!?"

"Akhirnya... OTP GUE BERLAYAR KEMBALI!"

anjer..

"ANJIR ANJIR! KALO KAYAK GINI SI NENEN MALAH KAYAK SEME NJING!" Gue melihat Cery histeris.

"gue seme njir!" kata Ian

"lo ga cocok jadi seme wibu!"

"nani!?" Ian langsung berdiri, dan sikunya engga sengaja mengenai dada Juan yang ada di belakangnya.

bugh!

Ian spontan noleh kebelakang. dan Juan megang dadanya.

gue tau rasanya kok, sakit.

"ju..juan.. so-sori.. gue engga sengaja!"

Juan hanya diam, dan pergi.

"Juan! gue ga sengaja! maafin gue!"

yaelah.. dia mana mau denger permintaan maaf lo fudan.

Cery nyenggol Ian. "susul sono."

dan tentu saja Ian susul, gue bisa lihat wajah kemenangan Cery. tertulis jelas di jidadnya!

sialan..

tiba-tiba ada yang nepuk pundak gue.

"oh alex, lo dari mana saja?"

"lo cariin gue ya?"

malah balik nanya nih anak.

"gue bertanya bisa jawab ga? gausah nanya balik"

Alex langsung cubit kedua pipi gue.

"dibilang jangan kasar ngomongnya."

anjer, sakit woi.

pipi gue sakit.

gue pegang kedua tangan Alex yang sedang nyubit pipi gue. "lepasin njir.. sakit!"

"sakit kan? kayak gini rasanya liat lo dekat sama orang lain."

eh?

Alex akhirnya berhenti cubit pipi gue. dia perlahan elus pelan pipi gue yang habis dicubitnya itu.

"besok ada pertukaran siswa selama 3bulan. dan siswa yang dipilih dalam pertukaran itu gue."

"eh.. kok bisa sih? bukannya lo ga suka ikut dalam pertukaran begitu?"

"sekali sekali kan? jadi... gue harap lo ga kesepian kalo gue gaada."

gue tersenyum. "sa ae loh.."

"tapi gue usahain buat ketemu sama lo."

gue ngangguk. "lo selalu begitu kok, jadi gue percaya."

Alex tersenyum, dan dia langsung cium pipi gue.

DIA NYIUM!?

Gue melongo.

sedangkan dia....

dia malah terkekeh!

"Kalau justine bisa kenapa gue engga, kan?"

hah...?

lah.. kok jantung gue..

berdebarnya lebih hebat dari kemarin-kemarin.

"maksud lo apaan njirr.."

-Bersambung ya..-