Chereads / The Miracle of Death / Chapter 40 - Family

Chapter 40 - Family

Hari berlalu, si kembar tengah duduk tenang di atas karpet yang mereka bawa tadi. Keduanya tengah piknik kecil bersama dengan Sean dan Caesar sekarang, hari yang cerah untuk menikmati waktu bersantai. Dan mereka merasa senang bisa menikmati waktu bersama seperti ini.

Waktu yang mungkin tidak akan bisa mereka rasakan suatu saat nanti, dan akan lebih baik mereka menikmati waktu itu sekarang. Caesar membuka keranjang makanannya, dia tidak membuat makanan itu hanya saja dia mendapatkan makanan itu dari Richard yang katanya akan ikut.

Tapi sejak satu jam berlalu tidak ada tanda-tanda Richard akan muncul, sepertinya dia ada masalah saat ini. Dan Caesar tidak begitu peduli dengan Richard sekarang "makanlah.."

Ramon terlihat kagum dan langsung memakan berbagai jenis makanan yang tidak pernah dia makan selama ini. Makanan yang hanya bisa mereka pandang dengan sebuah rasa lapar yang menggerogoti tubuh mereka dulu. Mengingat hal itu entah kenapa membuat Rimonda merasa kesal.

Tangannya mengepal kuat merasakan dia dan Ramon yang di perlakukan seperti tidak ada di Istana. Mereka berdua hanya tinggal di Istana kecil yang tidak terawat dan mereka tidak pernah di beri makanan. Selama ini mereka bertahan hidup dengan mengandalkan makanan para pelayan yang mereka curi.

Memang itu adalah hal yang salah tapi jika mereka tidak melakukan hal itu, mereka jelas tidak akan bisa bertahan selama ini. Air mata Rimonda jatuh begitu saja dan Sean yang melihatnya terlihat terkejut.

"Yang Mulia..!"

Rimonda gelapan dan langsung menghapus air matanya dengan sebuah senyuman yang mengembang menatap ke arah Sean. Dia tidak boleh menujukkan kelemahannya, dia akan menjadi Kaisar dan dia harus bisa menekan semua perasaan seperti itu.

Benar, dia tidak akan pernah menangis lagi di hadapan orang lain. Kali ini saja dia harus bisa menahannya, menahan semua luka yang dia terima dulu. Sean mengulurkan tangannya memberikan sebuah kehangatan dari tangan itu. Rimonda mendongak menatap manik Sean yang terlihat tulus.

"Semua akan baik-baik saja"

Walau tidak tau apa yang terjadi tapi Sean akan selalu berada di sebelah Rimonda, dia akan menjadi orang pertama yang akan memberikan tangannya untuk Rimonda genggam. Entah sejak kapan perasaan aneh itu hadir dan Sean merasa buruk karena merasakan perasaan itu.

Dia yang bersumpah menjadi kesatria pribadi Rimonda mulai merasa aneh saat menatap manik Rimonda. Dia bisa merasakan kehangatan yang tidak pernah dia terima selama ini. Tapi Sean tidak mau egois dengan mementingkan perasaannya.

'Saya hanya ingin melihat senyuman anda Yang Mulia'

Dan Rimonda langsung mengangguk menujukkan sebuah senyuman lebar yang penuh akan kepercayaan.

"Kalian berdua tidak makan, ini sangat enak!" sahut Caesar menatap Sean dan Rimonda bergantian.

Ramon yang menyadari ada satu hal yang terjadi langsung menatap ke arah manik Rimonda yang tersenyum. Jelas sekali jika Rimonda tidak ingin menceritakannya dan Ramon hanya bisa menghela nafas merasa kalah.

"Benar ini sangat enak" kaget Sean saat merasakan lembutnya cake stroberi yang dia makan.

"Kau harus mencobanya Monda" ucap Ramon menyuruh Rimonda membuka mulutnya.

Rimonda pasrah saat melihat bagaimana tatapan ketiganya yang begitu berharap dirinya mau makan. Mulutnya terbuka membuat Ramon memasukkan cake itu ke dalam mulut Rimonda. Jelas sekali Rimonda bisa merasakan bagaimana lembut dan manisnya cake itu.

Rasa yang asing dan begitu memikat untuk Rimonda lewatkan, dia tersenyum dengan manik berbinar berharap bisa merasakan rasa manis itu lagi.

"Bagaimana? Apakah enak?"

Rimonda mengangguk kembali memakan berbagai macam makanan penutup yang ada. Dia seperti tidak tertarik dengan makanan lain selain makanan penutup, dan Rimonda tidak akan melupakan rasa ini selama hidupnya.

Hari mulai sore dan mereka berniat kembali sekarang tapi suara langkah kaki yang terdengar membuat mereka mengalihkan pandangannya. Di sana terlihat jelas seorah pria yang yang berlari menghampiri mereka. Pria yang mengatakan bahwa dirinya akan ikut piknik tapi malah telat sekarang.

"Richard..!!" kaget Caesar menatap kesal karana Richard telat datang.

"Maaf.., ayah menyuruhku datang dan ada sedikit masalah yang terjadi he.. he.."

Richard tertawa kecil merasa bersalah karana tidak ikut bersama yang lain, hubungannya dengan si kembar mulai berjalan baik. Dan mereka jelas berteman baik sekarang walau begitu si kembar jelas tau bahwa keluarga Richard tidak bisa menerima hubungan pertemanan mereka.

Keluarga netral yang tidak ikut campur dalam urusan tahta itu malah berteman baik dengan si kembar. Jelas sekali jika Grand Duke Edgar merasa ini adalah hal yang buruk. Dan si kembar sesekali menjaga jarak dengan Richard karena tidak mau menimbulkan rumor buruk untuk keluarga Richard.

"Baiklah, ini juga karena ayahmu bukan!"

Ramon menjawab dengan manik menatap Richard yang terkejut, sepertinya Richard menyadari bahwa Ramon tau apa yang terjadi. Ini bukan hal yang umum tapi Richard tidak percaya jika Ramon begitu peka akan keadaannya sekarang.

"Hari mulai malam, kita harus segera kembali" sahut Rimonda menatap ke arah langit yang mulai gelap.

Mereka mulai melangkah kembali ke asrama Akademi, selama perjalan mereka semua bercanda kecuali Richard yang berjalan pelan di belakang si kembar. Merasa kurang nyaman Rimonda langsung memelankan langkahnya dan menatap Richard yang terkejut akan kehadirannya.

"Aku tau apa yang terjadi" ucap Rimonda dengan manik menatap ke arah Sean yang paham akan situasi itu.

"Ayahmu menyuruhmu menjauhi kami bukan"

Richard terkejut dan langsung mengangguk setelah itu, ternyata si kembar memang berbeda. Mereka yang terlalu peka itu entah kenapa membuat Richard merasa takut sekarang. Dia seperti orang yang bodoh karena harus menunjukkan kegelisahannya pada Putri Kekaisaran itu.

Tapi dirinya memang bingung sekarang, dia adalah satu-satunya orang yang tau tentang kelakuan Duke Lawton. Dan dia juga berniat membantu si kembar saat tau Kekaisaran akan hancur. Tapi dia tidak percaya jika pikiran ayahnya begitu kolot.

Bagaimana mungkin dia harus memutuskan ikatan pertemanan hanya karena tidak mau mendapatkan rumor buruk. Rasanya dia seperti seseorang yang tidak berguna sekarang.

"Jangan pikirkan, aku tau kau yang memberi tau Caesar tentang Duke Lawton dan kami sangat berterima kasih" ucap Rimonda lagi dengan manik menatap ke arah Richard.

"Tapi aku berharap kau lebih menuruti keinginan ayahmu saja, tanpa bantuanmu aku yakin bisa melakukan semuanya dengan baik nanti. Kau percaya padaku bukan?"

Richard merasa buruk sekarang, tapi dia langsung mengangguk dengan tatapan penuh harapan pada Rimonda. Rimonda adalah orang baik dan dia ingin menjadi orang yang bisa membantu Rimonda. Tapi karena keluarganya dia tidak bisa melakukannya "terima kasih Yang Mulia"