Chereads / Suami Pernikahan Percobaan : 1001 SELINGAN / Chapter 2 - Menjadi Pria Dewasa

Chapter 2 - Menjadi Pria Dewasa

"Albert, menikahlah dan jadilah pria dewasa!" Tuan Filbert Tanubrata memandang cucunya dengan pilu. Ada banyak kekecewaan yang tidak bisa dia ungkapkan mengenai cucunya itu.

Albert Tanubrata, cucu dari satu-satunya putra yang dia miliki. Keluarga mereka bukanlah sebuah keluarga besar yang telah sukses bertahun-tahun. Kala itu Filbert bahkan tidak dapat menyelamatkan istrinya, membesarkan seorang putra di tengah krisis adalah keajaiban yang dia lakukan.

Untungnya Kristian Tanubrata, putranya itu tumbuh dengan baik dan berhasil memperoleh kesuksesan. Malangnya Kristian tidak beruntung dalam percintaannya dan hanya memiliki seorang putra.

Sayang sekali, seharusnya dia punya putra lain agar tuan Filbert punya pilihan yang bisa dia pilih.

"Menikah? Kenapa aku harus menikah untuk menjadi pria dewasa, kakek? Tidak kah aku cukup dewasa bagimu?"

Berandal yang satu ini tentu tidak akan setuju dengan ide sang kakek.

"Apa yang kau sebut dewasa hah? Kau pikir dengan bermain permainan orang dewasa kau akan menjadi seorang pria dewasa?"

"Ahemm ... " Albert mengerti apa yang kakeknya maksud dengan permainan dewasa.

Namun sesungguhnya, hanya Albert yang tahu jika dia belum bermain sejauh yang kakeknya pikirkan. Kau perlu tahu bung, pria ini belum punya cukup nyali untuk menggunakan senjata perang utamanya untuk menyerang seorang gadis.

Tapi Albert tidak bisa tidak untuk menyombongkan diri kalau dia telah mengalahkan banyak wanita di ibu kota. Itu salah satu kebanggaannya.

Kebanggaan yang akan dia sesali di kemudian hari.

"Kau akan belajar menjadi dewasa jika kau punya seorang istri, jadi cepatlah menikah!"

"Kakek, aku tidak mau menikah sekarang. Bahkan ayahku tidak berpikir aku harus melakukanya."

"Ayahmu tidak tahu apa yang kau butuhkan untuk tumbuh dewasa. Dia akan setuju denganku!"

"Kakek, kau tidak bisa menyalahkan aku karena terlambat tumbuh dewasa. Semua ini adalah kesalahan mu. Kau tidak membiarkan ayahku memiliki seorang istri sehingga aku bisa mempunyai ibu untuk mendidik ku."

"Aku tidak bersalah untuk hal itu!" Tentu Tuan Filbert tidak senang dipersalahkan. Putranya itu yang tidak ingin mencari istri baru untuk dirinya dan putranya. Filbert tidak pernah berkomentar apa pun mengenai wanita yang di pilih putranya.

"Aku hanya kekurangan ibu, kenapa tidak meminta ayah yang menikah saja dan mendapatkan seorang ibu untuk membimbingku?"

Ide cemerlang itu muncul di benak Albert. Pikirnya itu benar-benar ide yang sangat bagus. Jika ada satu hal yang kurang dalam hidupnya maka itu bukan masalah wanita atau calon istri, tapi seorang ibu. Seorang wanita untuk memperhatikan dan membimbingnya.

"Kau bocah nakal, sudah berapa usiamu? Apakah kau sungguh perlu seorang ibu untuk membimbing mu? Putraku tidak mungkin menikah lagi di usia ini."

"Ayolah, dia belum setua kakek. Ayahku masih muda dan perkasa, aku yakin banyak wanita diam-diam mengincarnya di ibu kota."

"Berhenti berbicara omong kosong, yang kau butuhkan bukan seorang ibu tapi seorang istri."

"Kakek aku masih muda, apa aku sungguh perlu menikah di usia ini?"

"Ayahmu juga masih muda saat dia bertemu dengan ibu mu dan memproduksi bocah nakal sepertimu."

"Kakek, aku tidak seperti ayah. Jangan samakan kami berdua. Aku akan belajar dengan giat agar bisa meneruskan perusahaan. Tapi maaf, aku dan kekasihku sementara ini belum berencana untuk menikah."

"Siapa yang mengatakan aku menyuruhmu menikahi kekasihmu?" Tuan Filbert bahkan tidak ingin tahu kekasih mana yang cucunya itu maksudkan.

"Lalu siapa yang harus aku nikahi?"

Awalnya tuan Filbert juga tidak punya ide. Cucunya itu telah melewatkan bagian terbaik. Albert pernah berkencan dengan wanita yang benar-benar layak tapi kemudian di campakkan. Sayang sekali, wanita itu terlalu canggih untuk bisa di tangani Albert.

"Ini Nona Lin, pergi temui dan lamar dia?"

12 - 12 - 2020