Pesta Perayaan 50 tahun HT Corp.
"Lihat siapa yang baru saja datang!" Para wanita melirik ke arah pintu masuk.
Seorang pria jangkung menawan berdiri di sana. Dia berdiri sejenak di depan, seperti menunggu seseorang. Ketika dia berbalik, ada seorang wanita datang menyusulnya. Keduanya lalu bergandengan masuk ke dalam ruang pesta.
"Mataku telah di berkati, itu Thomas Gunawan!" salah seorang wanita memekik senang melihat pria idamannya muncul.
Tapi yang lainnya segera mengeluh saat melihat pria itu, "siapa yang dia gandeng itu?"
"Entahlah apakah dia wanita Thomas?"
"Aku tahu siapa dia, itu Nona Lin. Ketika pertama kali melihatnya di gandeng oleh Thomas, aku juga berpikir dia adalah kekasihnya. Tapi setelah tahu siapa dia sebenarnya, aku merasa bodoh untuk bersikap rendah diri. Wanita itu hanyalah asistennya."
"Kau yakin, kenapa dia menggandeng asistennya seperti itu?"
Seolah Thomas Gunawan kekurangan wanita untuk dia gandeng.
"Jika kau tahu wanita itu, artinya ini bukan pertama kali Thomas menggandeng Nona Lin ke acara penting kan?"
"Ya, ini memang bukan yang pertama kali. Thomas selalu membawa wanita itu kemana pun dia pergi."
Para sosialita yang hanya muncul di pesta mungkin tidak mengenali Nona Lin. Tapi untuk mereka yang punya kedudukan dalam direksi perusahaan dan berbisnis dengan Thomas, mereka pasti sudah sering melihat Nona Lin.
"Wanita itu seperti parasit menyebalkan yang terus menempel pada Thomas."
"Ah, betapa beruntungnya wanita itu!"
Asisten Thomas Gunawan ini cukup terkenal di lingkungannya. Kecantikannya yang bak Dewi Afrodit mengundang semua mata untuk meliriknya. Lalu keterampilan dan pengetahuannya yang luas membuatnya makin di sukai oleh setiap orang yang bekerja sama dengan Thomas.
"Cih, dia hanya wanita murahan. Aku yakin dia merayu Thomas atau sesuatu. Kalau tidak mana mungkin Thomas mau menggandengnya ke pesta seperti ini."
"Ya, dia pasti wanita murahan. Lihat bagaimana dia tersenyum!"
Sejujurnya tidak ada yang salah dengan senyuman Nona Lin ini. Senyumannya seindah bunga lotus yang baru saja mekar. Para pria akan berbalik dan tertegun saat melihat senyumannya.
Sementara para wanita ini hanya iri hati karena bukan mereka yang di gandeng oleh Thomas Gunawan. Mereka yakin mereka lebih berkelas dan bernilai dari pada Nona Lin. Padahal mereka hanyalah sekumpulan burung bodoh.
"Kuharap dia akan segera menyingkir dari sisi Thomas!"
"Para Nona manis sekalian, aku akan mengabulkan permintaan kalian dengan senang hati." Suara seorang pria itu muncul di antara para wanita.
Mereka segera mengenali siapa yang baru saja berbicara. Itu Albert, dia telah berdiri cukup lama untuk mendengar semua omong kosong yang di bicarakan oleh para wanita di pesta itu.
"Albert, apa yang baru saja kau katakan itu?" Tanya seorang wanita yang sepertinya kenalan Albert.
"Ku bilang aku akan membantu kalian. Bukan kah kalian tidak senang melihat Tuan Muda Gunawan itu dengan asistennya?"
"Kami memang tidak senang, tapi itu tidak jadi masalah besar. Ada banyak pria tampan 'ber – prospek' di ibu kota ini, bukankah kau adalah salah satunya, Kakak Al?" kata seorang wanita muda yang nampaknya terpesona dengan Albert.
"Maafkan aku nona, tapi kalian mungkin akan kehilangan salah satu pria berprospek ini malam ini." Dengan wajah sedih yang dibuat-buat Albert menjawab.
16 – 12 – 20