Chereads / FANTASY WINGS / Chapter 8 - #8 | Bertemu (1)

Chapter 8 - #8 | Bertemu (1)

Bab 8

Tentu saja, kutukan itu menjadi kenyataan. Ash tidak bisa menipu bahwa sumpah serapah yang diberikan oleh Zas berdampak baik-baik saja. Itu sangat konyol. Hari ini, sudah saatnya dia menemui kekasihnya itu. Tunggu! Kekasihnya? Sudah tidak lagi. Banyak hal yang tidak bisa diungkapkan dengan baik. Tentang Zas? Ash tidak tau harus berbuat apa nanti.

Ash tentu saja tau siapa Blauw. Sebenarnya, Ash baru-baru ini mengetahuinya. Tepat ketika Zas dan Blauw bertemu. Ash merasa bahwa kutukan yang ditinggalkan Zas kepadanya membuatnya semakin terikat. Bukan hanya keabadian yang mengerikan, tetapi juga bayang-bayang di tentang Zas. Menyakitkan. Apa ada yang lebih buruk dari ini? Tidak ada, bukan?

Setelah kemejanya berwarna abu-abu cerah. Kaca mata hitam menambah pesonanya sebagai seorang pemuda tampan yang terkenal. Postur berotot dan tinggi. Siapa yang akan menolak? Lelaki idaman semua gadis yang malang. Bai ikut bersiap sebagai seorang asisten yang istimewa. Tentu saja, posisi ini juga membuat semua gadis berebut. Semua orang tau bahwa bahwa asisten di Keluarga Nan memiliki gaji yang tinggi. Bukan hanya membantu mengurus tuannya, tetapi juga bisa ikut di berbagai acara layaknya seorang pasangan---meski tidak terlihat seperti pasangan umumnya: bergandeng tangan.

Ash sebenarnya menunggu-nunggu waktu seperti ini. Sudah lama dia merindukan Zas. Bagaimana rupanya di kelahiran ini? Apa sama dengan wajahnya dua ribu tahun yang lalu? Atau berbeda? Ah, bagaimanapun nanti, pasti tetap terlihat cantik. Sangat cantik. Bai menyadari tingkah tuannya sedikit berbeda. terbukti dia mengenakan parfum aroma cendana. Sebuah parfum yang sangat jarang digunakan. Bahkan Bai sendiri tidak mengingat kapan parfum itu terakhir kali dipakai.

Apa yang akan dia temui dalam pertemuaan kali ini sangat spesial? Atau memang ada seseorang yang sudah lama dia tunggu-tunggu? Apa tuannya berubah menjadi orang yang peduli dengan penampilan? Bai tidak sebodoh itu. Bai berpikir sejenak lalu mengingat harapan terbesar Ash yang tersisa. Tentu, melihat wajah seorang perempuan. Seorang perempuan yang selalu tuannya bayangkan di jendela saat senja menyapa. Rasa sesak didera Bai. Bukankah ini akan menjadi pertemuan yang menyakitkan untuknya? Akan tetapi, jika tuannya benar-benar menantikan pertemuan kai ini, Bai tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat dari kejauhan.

Bai bukan orang yang tak tau diri. Dia mengingat dengan baik bagaimana kebaikan Ash. Memungutnya dan menjadikannya sebagai pelayan pribadi. Salah satu posisi yang sebenarnya menjadi rebutan setiap wanita. Bai melihat dirinya di cermin. Bayangannya berada dibelakang Ash yang sedang menyemprotkan parfum. Apakah itu pantas? Bai menggeleng. Tidak sepantasnya seorang pelayan memakai baju bagus dan bersanding di samping tuannya. Akan lebih bagus jika nanti dia berjalan dibelakangnya, sebab jika pertemuan ini memang dinantikan dan wanita itu ada, Bai taukut akan menjadi kesalahfahaman.

"Tuan, apa Anda sudah siap?" tanya Bai memecah keheningan.

"Sebentar." Suara Ash begitu lembut. Rasanya, ini adalah suara Ash yang paling lembut yang didengarnya selama ini.

"Apa pertemuan kali ini begitu spesial?" Bai tidak bisa memendam rasa penasarannya.

Bibir Ash ditarik sedikit. "Aku rasa begitu. Jika memang benar-benar anugrah. Aku tidak tau apa dia ada di sana. Akan tetapi, aku memiliki firasat itu. Jika benar, ini keberuntungan terbaik."

Bai melihat sedikit kemasaman pada wajah Ash. "Lalu kenapa wajah Anda seperti itu? Apa ada sesuatu?"

Ash mengangguk. "Ya, aku berpikir dia tidak akan menemuiku. Bahkan, sengaja menghindariku."

Bai tidak habis pikir, ternyata ada wanita yang justru tidak tertarik dengan pria seperti tuannya ini. Jika begitu, betapa beruntungnya wanita itu, sebab justru dikejar-kejar oleh lelaki yang sempurna. Tak lama, Ash siap. Mobil meewah sudah menunggu. Bai mempersilahkan tuannya masuk, duduk bersanding membuat jantung Bai terasa berdetak lebih cepat.

Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan. Ash asik memandangi lampu-lampu kota hingga sampai ke tujuan. Tentu saja, sampai di sana banyak orang-orang menyambutnya, tetapi Ash tidak mendapati zas. Batinnya bertanya-tanya di mana keberadaan wanita yang selama ini dia tunggu-tunggu. Akhirnya, Ash terlibat pembicaraan dengan rekan-rekannya.

Malam ini, adalam malam pertemuan yang mewah antar pebisnis. Banyak orang-orang yang memamerkan hasil jerih payahnya. Mobil-mobil mahal berjajar rapi di parkiran. Baju-baju trendy yang sangat memukau.

Hingga sebuah mobil datang. Banyak orang yang terpana. Bukan karena mobil yang digunakan, tetapi seorang gadis yang begitu cantik dan mempesona. Mulut-mulut mulai bergosip, penasaran siapa yang dibawa Blauw saat itu. Pasalnya, selama ini Blauw tidak pernah diketahui mempunyai seorang pacar. Benarkah pacar? Kenyataannya, Ash lebih mengerti siapa dia. Wanita itulah yang membuatnya kesepian. Bai yang melihat tatapan tuannya sudah menduga bahwa wanita yang sedang bergandengan dengan Blauw adalah wanita yang "beruntung" dikejar-kejar oleh Ash.

Bai putus asa. Dia tidak pernah berpikir bahwa wanita itu sangat cantik dan memikat. Bahkan, sebentar lagi, wanita itu juga akan menjadi buah bibir di setiap kalangan. Setidaknya, itu yang Bai yakini.

Blauw menuju tengah ruangan. Lantas berseru, "Apa kalian terkejut setelah melihat gadis cantik di sampingku? Perkenalkan dia adikku, bagian dari keluarga Johan. Zas Johan."

Beberapa pria yang berada di sana merasa lega setelah tau kenyataan yang ada. Artinya, mereka mempunyai kesempatan untuk mendekati Zas. Sedangkan, beberapa wanita yang hadir bisa meringankan bebannya. Sebab, reputasi Blauw nyaris sama seperti Ash. Tampan dan kaya, apalagi berasal dari keluarga terhormat.

Zas tersenyum, sekilas melirik Ash dengan penuh amarah. Hanya sekilas, tapi membuat hati Ash sedikit teriris. "Maaf jika selama ini aku tidak muncul dan menyembunyikan diri. Selama beberapa tahun ini aku mengalami masa-masa yang sulit. Kakakku begitu disiplin dan membiarkanku hidup. Katanya, jika aku tidak bisa mengurus diriku sendiri, maka aku bukan bagian dari keluarga Johan," ucapnya sembari terkekeh.

Blauw menggeleng. Tentu saja itu tidak benar. Namun, itu adalah alasan yang tepat untuk kemunculan yang tiba-tiba. "Maafkan kami. Bagi keluarga Johan, ini adalah pertama kalinya memiliki anak perempuan. Oleh sebab itu, aku berusaha agar dia disiplin dan tidak membuat keluarga kami malu. Beruntungnya, Zas memang adik yang pandai dan pintar."

Semua orang bertepuk tangan. Lalu, orang yang lain berseru. "Apa Zas memiliki kekasih?"

Zas menggeleng, menampilkan senyum yang memabukkan. "Tidak. Dulu pernah memiliki seorang kekasih, tapi ternyata dia pengkhianat. Menurut kalian, apa aku memiliki kekurangan?"

Kata-kata itu begitu menusuk ke hati Ash. Menyindir di depan orangnya secara langsung bisa membuatnya kehilangan muka. Akan tetapi, Ash tetap diam tak bergeming. Dia hanya menampilkan ekspresi dingin dengan tatapan kosong.

Sumpah serapah diucapkan oleh yang lain. Mereka menganggap bahwa lelaki itu bodoh telah meninggalkan seorang wanita cantik dan kaya seperti Zas. Mereka juga mengatakan bahwa lelaki itu buta. Mendengar hal itu, Ash semakin dirundung rasa sakit. Dia membenci dirinya sendiri. Dia tidak menyalahkan mereka sama sekali. Sedangkan Bai cepat memahami situasi. Sayangnya, Bai bertindak bodoh saat tiba-tiba maju dan bekata lantang, "Bukankah ucapan Anda terkesan jahat ketika orang yang Anda bicarakan ada di sini?"

Para tamu tertegun.