Kali ini semua orang sedang menduga-duga. Siapa yang dikatakan Bai? Apa pelayan dari keluarga Nan ini kelewatan? Ya, tentu saja. keluarga Nan memiliki peraturan yang berbeda. Pelayan yang beruntung itu memiliki keuntungan istimewa. Ash juga terkejut ketika menyadari bahwa Bai bertindak terburu-buru. Sayangnya, dia juga tidak bisa memiliki kemampuan untuk menghentikannya. Entahlah, dia tidak tau.
"Apa kualifikasimu mengatakan itu padaku?" Zas berucap menohok.
Bai menjawab dengan tenang, meski nyala api dimatanya enggan padam. "Tidak ada. Saya tidak punya kelebihan dalam segi apa pun. Semua orang tau kalau saya hanya pelayan, tapi saya juga tidak bisa membiarkan Anda menghina tuanku."
Ucapan ini semakin ambigu. Pertemuan yang besar ini seolah hanya akan membahas sebuah hubungan yang seru dan panas. Banyak orang bertanya-tanya apa kekasih yang meninggalkan Zas adalah Ash? Jika iya, bukankah ini semakin menarik untuk dibahas? Kasak-kusuk mulai terdengar. Orang-orang mulai mencoba beropini dan itu semakin memanas. Sebenarnya, hal seperti ini sudah biasa. Akan tetapi, kali ini yang menjadi sorotan adalah dua orang yang memegang kendali bisnis tertinggi. Orang-orang menyebut mereka Iblis Dalam Bisnis.
"Bagaimana bisa kau tau ini jika hanya seorang pelayan? Ini tidak termasuk dalam tanggung jawabmu, kan?" Zas menyeringai.
"Memang. Tapi, Anda harus tau bahwa pelayan pribadi keluarga Nan selalu menjaga kehormatan tuannya. Mereka tidak segan-segan menegur. Apa Anda tidak tau hal sepele ini?" jawab Bai.
Zas tertawa. "Hei, bahkan aku tidak menyebutkan siapa lelaki itu. Kau terlalu percaya diri. Bahkan aku sendiri tidak mengenal tuanmu."
"Ya, dan saya sangat tau apa yang sedang saya lakukan. Akan tetapi, kita sama-sama tau apa yang sebenarnya Anda katakana." Bai masih belum mau mengalah.
"Apa yang kau tau? Apa kau benar-benar tau semuanya? Tidak."
Dahi bai terajut. Sejenak dia tidak menjawab walau pada akhirnya berkata, "Memang, tapi setidaknya sangat mengungkit di depan semua orang. Anda benar-benar menyindir. Bukankah ini termasuk sifat pendendam? Atau jangan-jangan Anda memang seperti itu?
"Aku tidak mendeklarasikan pernyataan seperti itu, tapi aku juga tidak mengaku kalau aku orang yang baik." Zas memutar-mutar gelasnya yang entah sejak kapan telah kosong.
Ash tertegun. Dia sadar kalau Zas sempat meliriknya. Itu semakin memperburuk suasana. Apa yang bisa dia lakukan kali ini? Pada Akhirnya, Ash tidak mau pelayannya itu terlibat lebih jauh. "Bai, jangan katakana apa-apa lagi. Kembali ke sini."
"Tapi, Tuan …."
Bai tidak ada pilihan lain karena tidak mampu menentang perintah tuannya. Dia kembali di sisi Ash. "Maafkan dia, Nona. Dia tidak bermaksud melukai hati Anda," kata Ash sambil membungkuk. Itu seolah simbol seorang bangsawan meminta ucapan maaf yang tulus.
"Tidak masalah. Saya tidak mengambil hati. Hanya saja, kadang ada kesalahan yang memang tidak pantas dimaafkan. Selama saya tidak merasa rugi, semua akan baik-baik saja. Bukankah saya bermurah hati?" tanya Zas.
"Ya, seperti rumor dalam keluarga Johan. Anda selalu bermurah hati," kata Ash lantas pergi.
Zas tidak peduli. Dia benar-benar muak dengan wajah yang sama itu. Sama sekali tidak terpikir kalau penampilannya tidak berubah sama sekali. Menggunakan pakaian yang gelap. Itu adalah stylenya sejak lama. Meski Zas menyadari kalau senyuman Ash kepada orang lain tidak sehangat dulu.
Ada rasa sakit dan pernyataan bahwa Zas sangat membencinya. Tidak masalah, Ash sudah mempersiapkan itu semua dengan baik. Yang terpenting, tujuan Ash untuk hadir sudah terpenuhi. Benar, bayangannya terhadap wajah Zas tidak akan luntur. Dia tetap menjadi wanita yang cantik dan anggun meski wajahnya sedikit berbeda. Namun, bukan masalah yang besar. Untuk malam ini, Ash sudah sangat bersyukur.
***
Zas tidak bisa mengendalikan diri. Dia sangat marah karena usahanya selama dua bulan ini tidak membuahkan hasil. Dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan klannya. Apa mereka benar-benar musnah? Itu tidak mungkin, sebab jika itu terjadi, Zas tidak akan bisa terlahir kembali. Mereka pasti berada di tempat yang sangat jauh, tapi di mana?
Blauw di sisinya: memeluknya dan menangkannya. Semua butuh proses, kata Blauw. Tapi, berapa lama? Zas benar-benar harus berada bersama mereka untuk merebut kembali dunia. Dua ribu tahun bukan waktu yang sebentar. Itu sangat lama dan melewati banyak peradaban dan masa. Bagaiamana cara mereka hidup? Itu sangat mengerikan.
"Aku harus segera menemukan mereka, Kak. Jika tidak, aku bisa stress." Zas mengacak-ngacak rambutnya.
Bukan tanpa alasan. Kaumnya berakhir buruk akibat ulahnya sendiri. Andai saja Zas berani membunuh Ash kala itu. Andai dia tidak tercebak dalam cinta. Andai dia mendengarkan penasihat kerajaan dan tidak bertindak egois. Semua ini tidak akan terjadi. "Apa mereka akan membenciku? Apa mereka mau memaafkanku, Kak?"
"Ssttt, semua akan baik-baik saja," kata Blauw.
Tidak ada petunjuk sama sekali. Ini buntu. "Apa tidak ada cara lain?"
Blauw tampak ragu.
"Katakan, Kak! Kau pasti tau, kan?"
"Tapi ini sangat beresiko."
Heh, resiko? Zas bukanlah orang lemah dan takut akan resiko. Jika tidak, bagaimana bisa dia menjadi ratu? "Aku tidak peduli," yakinnya.
"Kau harus menarik perhatian dunia tentang keberadaan kaum kita. Aku dulu sempat memikirkan ini, tapi aku tidak berani bertindak. Aku takut jika mereka muncul diwaktu yang tidak tepat. Tapi, kau harus mempersiapkan diri. Bukan tidak mungkin, orang yang memusuhi kaum kita sudah tiada. Buktinya, Ash masih ada. Kita tidak tau bagaimana dan kapan musuh akan menyerang. Yang pasti, kita harus mempersiapkan diri. Kali ini, kekuatanmu masih belum cukup." Blauw memberi nasehat yang disetujui.
"Kau benar, Kak. Baiklah, biarkan aku bermain-main terlebih dahulu. Langkah pertamaku adalah mengambil alih perhatian dunia dengan namaku, Zas Johan. Biarkan aku menjadi kuda hitam dalam setiap bidang. Aku sungguh tidak sabar membayangkan ini." Dia terkekeh disusul Blauw yang mengacak-acak rambutnya.
"Ya, semua akan jauh lebih menarik."
Zas berpikir harus dimulai dari mana? Satu-satunya cara untuk menarik perhatian adalah menciptakan kesan buruk dan tegas. Zas akan menunjukkan bagaiamana menjadi iblis yang sesungguhnya.
"Mari kita mulai dari bawahanku terlebih dahulu!" Begitu katanya dengan penuh kengerian.
Zas akan memulai sebuah perang. Kualitas karyawan milik Blauw memang bagus, tapi masih ada satu dua orang pecundang yang mencoba menjadi pengganggu. Itu bisa dilawan dengan mudah. Dia harus bermaik licik, bahkan lebih licik dari kakaknya sendiri. Dia harus melibatkan bisnis-bisnis orang yang dan mau menjadi bawahannya. Dia mau membuat perusahaan atas namanya sendiri. Benar, dia mengakusisi perusahan perhiasan yang diberikan oleh kakaknya itu secara utuh. Merombaknya secara besar-besaran.
Itu sangat menarik!
Blauw sendiri tidak masalah. Justru dia menantikan apa yang akan dilakukan adiknya itu. Sepenuhnya, dia pastikan akan mendukung Zas dalam segi apa-pun. "Aku akan menjadi penonton yang baik."
Angin berhembus pelan. Seolah memberi persetuan terhadap idenya.