"Mas Alvin jahat!" Audia mendaratkan pukulannya yang terakhir. Setelah itu ia kembali memalingkan wajahnya, menghadap jendela. Melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya menatap jalanan yang terlihat masih lengang. Beberapa kendaraan lalu lalang dengan kecepatan standar.
*
Merasa Audia sudah cukup menumpahkan kekesalannya, Alvin kembali melajukan kendaraannya. Mengabaikan Audia yang masih terisak.
Alvin ingin memberi pelajaran untuk Audia. Ucapannya memang serius, meminta Audia menepati janjinya, yang terdengar mustahil. Bukan karena Alvin tega, atau ingin menghilangkan nyawa wanita yang dicintainya itu.
Alvin melakukannya karena ia memiliki rencana, yang tidak akan Alvin ungkapkan sekarang. Biarlah Audia berpikir, Alvin suami yang tega dan jahat. Tidak peduli istrinya tengah mengandung calon anak-anaknya. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan hari itu. Sembilan bulan lagi. Alvin akan menagih janji Audia kepada Bastian dan Rudi untuk ditepati.