Alvin beberapa kali memandu Audia untuk mengatur napas seperti yang diinstruksikan dokter Eva. Memintanya untuk bersabar dan bertahan. Audia terlihat seperti akan menyerah. Dan ini yang membuat Alvin khawatir. Sesekali tangannya menyeka peluh di kening Audia.
Sementara Erika yang hanya memperhatikan dari kursi penumpang belakang. Menerka-nerka apa yang tengah terjadi tadi di kampus, sesaat sebelum mata kuliah pak Mandala, kemudian saat di kelas, dan sekarang di dalam mobil dosen satu itu.
Mengapa pak Mandala begitu peduli akan kondisi Audia, bahkan sempat terlihat panik sesaat lalu. Menggendong sahabatnya tanpa pikir panjang.
Erika masih menahan rasa ingin tahunya yang besar di dalam hatinya. Menahannya agar pertanyaannya tidak meluncur dari mulutnya. Erika mulai berspekulasi, menghubungkan petunjuk-petunjuk yang ada. Instuisinya kali ini berpusat pada pak Mandala, yang masih menenangkan Audia, yang mengeluhkan perutnya yang masih terasa nyeri.