Audia terkejut saat mendengar suara tangis bayinya. Buru-buru Audia mematikan layar ponselnya, dan segera beranjak menuju kamar buah hatinya.
Ardi dan Ardan terbangun dari tidur mereka bersamaan. Wajahnya tampak memerah. Sungguh menggemaskan. Audia seperti melihat sosok Alvin dalam wujud mini.
Ardi dan Ardan memang mirip sekali dengan Alvin, hampir dari segala sisi, kecuali mata mereka—mirip Audia, bulat besar.
Sudah waktunya mandi sore bagi kedua putranya. Audia pun menjalani ritual memandikan kedua bayi kembarnya sore itu. Melupakan sejenak kegundahan hatinya akan kabar ayah dari kedua anak kembarnya.
Hingga malam tiba dan anak-anaknya sudah kembali terlelap, Alvin masih belum juga menghubungi Audia.
Audia sendiri beberapa kali menyalakan dan mematikan kembali ponselnya. Ragu-ragu untuk menghubungi Alvin lebih dahulu.
Pikirannya meracau ke mana-mana. Khawatir saat menghubungi Alvin lebih dahulu, yang menerima panggilan teleponnya bukan Alvin, melainkan seorang wanita—Laras.