"Merry mengancam papamu, Al, untuk tetap menikah sama kamu, apa pun anak yang dilahirkan Audia nanti." Sriwedari yang menjawab.
"Kalau tidak?"
"Merry bakal sebarin video itu. Papa dan mama udah lihat. Sungguh memalukan!" Suara Sriwedari terdengar bergetar, seperti menahan amarah.
Alvin mengeraskan rahangnya. Berani sekali Merry mengancam keluarganya. Dia pikir apa bisa menghindar dari jerat hukum?
Merry pikir, karena Prima sekarang sakit, terlihat lemah, menjadikannya berani mengancam. Bukan memeras uang, tapi Alvin? Sebesar itukah keinginannya memiliki Alvin? Apakah Merry begitu terobsesi terhadap mendiang adiknya, Alvan?
Merry ini seperti orang yang memiliki kelainan jiwa. Padahal tidak sembarang orang bisa masuk universitas favorit di Inggris, hanya yang cerdas dan terbaik, yang bisa lolos seleksi. Apakah cinta membuatnya gila? Batin Alvin.