Masih dalam pelukan Alvin, yang rasanya Alvin takkan rela melepaskannya, Audia berkata dengan lirih, "Anter Didi pulang ke Depok, Mas."
Seketika tubuh Alvin terasa menegang. Melepaskan pelukan mereka, dan memandang wajah Audia. Tidak percaya.
"Didi butuh waktu sendiri." Audia memaksakan senyuman di wajahnya, dan menahan bulir air mata turun dari pelupuk matanya.
"Mas temenin." Alvin merangkum kedua pipi Audia, memandang mata bulatnya.
"Ish! Kalau Mas ikut, namanya gak sendiri, dong." Audia bersikap jenaka, demi mencairkan suasana yang tidak menyenangkan. Berpura-pura merajuk.
"Didi cuma butuh waktu beberapa hari aja, kok, nenangin diri. Nanti Didi pulang lagi ke apartemen Mas." Audia menenangkan hati suaminya, karena setelahnya raut wajah Alvin yang terlihat tegang, perlahan menjadi rileks.
"Apartemen kita, Di." Alvin meralat ucapan istrinya, mencium bibirnya dengan lembut dan penuh perasaan.
"Hanya sementara." Alvin memastikan.
"Iya," jawab Audia singkat.