Chereads / Vallecia / Chapter 3 - Chapter 3

Chapter 3 - Chapter 3

Gerbang sekolah sudah hampir ditutup oleh penjaga gerbang, karena jam sudah menunjukkan pukul 7 tepat. Vallecia berlari dengan nafas sedikit terengah-engah.

"Bentar, Pak. Jangan tutup gerbangnya"ucap Valle.

Sontak penjaga gerbang itu terkejut, dan menghentikan aktifitasnya untuk menutup gerbang sekolah, "Tumben terlambat, Nak?." tanya penjaga gerbang yang memang sudah hafal kalau Valle tidak pernah terlambat sekalipun sebelumnya.

"Iya, Pak. Tadi ada masalah dirumah" jawab Valle sambil tersenyum tipis kepada penjaga gerbang.

"Ya sudah cepat sana masuk kelas." kata penjaga gerbang sambil tersenyum ramah.

Bukannya tidak tegas. Justru penjaga gerbang tersebut sangat tegas mengenai murid yang terlambat. Tapi siswi yang terlambat hari ini kebetulan adalah Vallecia, seorang siswi yang dalam sejarah bersekolah disini tidak pernah terlambat sekalipun sebelumnya. Sehingga penjaga gerbang mentolerir Valle hari ini.

Valle memanglah orang yang menjujung tinggi masalah waktu, karena bagi Valle waktu adalah hal paling berharga yang diberikan tuhan untuknya.

"Terima kasih, Pak" jawab Valle.

Valle langsung berlari menuju kelas XI-A3. Dia sampai didepan pintu kelasnya dengan nafas yang terengah-engah. Rambut Valle terlihat sedikit berantakan karena berlari. Jari-jarinya mulai bergerak untuk merapikan rambut yang berantakan itu.

Valle berdiri didepan pintu kelas yang terbuat dari kayu bercat coklat. Terdapat kaca transparan berbentuk persegi panjang ditengah-tengah pintu yang tertutup itu. Dia bersiap untuk mengetuk pintu tersebut.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu kelas mengejutkan guru yang sedang menulis materi dipapan tulis putih yang menempel didepan kelas. Muris-murid yang sedang menyalin materi yang sedang ditulis guru dipapan tulis tersebut ikut terkejut.

"Masuk," ucap guru itu.

Valle membuka pintu kelas. Dia masuk dengan nafas yang tak beraturan.

"Maaf, Bu. Saya terlambat." ucap Valle.

"Ya sudah cepat sana duduk. Selesai kelas kamu kumpulkan semua buku tugas teman-teman kamu, dan bawa ke meja saya di ruang guru. Itu hukuman buat kamu." ucap guru itu dengan nada lembut nan tegas.

"Baik, Bu."

Valle langsung bergegas menuju tempat duduknya yang berada di pojok belakang kelas. Dia memang suka duduk ditempat itu karena bersebelahan dengan jendela. Jendela yang mengarah langsung ke taman belakang sekolah, tempat favoritnya.

Setelah beberapa saat duduk dikursinya, Valle langsung dipanggil oleh temannya yang duduk di bangku depan Valle.

"Vall..."Panggil Aida teman dekat Valle sembari menoleh ke belakang kearah Valle.

"Pagi, Vall!" ucap Lilis teman satu bangku Aida yang juga teman dekat Valle.

Valle memberi isyarat kepada mereka berdua untuk diam karena pelajaran sedang berlangsung. ''nanti aja'' Valle berucap tanpa suara kepada kedua temannya.

Ting...Ting...Ting...

Bel tanda istirahat berbunyi.

Vallecia dan kedua temannya pergi menuju kantin untuk makan siang.

Saat mereka sedang mengantri dikantin, Aida yang sedari tadi menahan rasa ingin tahunya langsung mencecar Vallecia dengan pertanyaan.

"Eh Vall...Tumben banget lu terlambat? Ada masalah ya?"tanya Aida dengan wajah ingin tahunya.

"Iya." jawab Vallecia singkat yang membuat kedua temannya itu mendelik.

"Kog iya doang sih Vall? Jawaban macam apa itu? Kenapa bisa telat? Ada apa? Cepetan kasih tahu gue kali Vall!" kata Lilis.

"Cerewet banget lo Lis. Gak ada apa-apa kog."jawab Valle disertai senyuman manisnya.

"ckk..Baru nyadar kalo gue cerewet, lo." kesal Lilis.

Giliran Vallecia dan temannya tiba. Mereka menscan kartu pembayaran yang berasal dari sekolah dan khusus digunakan saat di sekolah. Mereka beranjak mengambil nampan makanan.

Vallecia dan kedua temannya berjalan menuju sebuah meja yang masih kosong. Mereka bertiga hanya menghabiskan makanannya dalam suasana yang hening, hanya suara ramai orang yang berada di kantin dan suara alat makan yang saling beradu yang terdengar.

Terlihat Valdo berjalan menuju ke arah Valle dan kedua temannya.

"Vall, lu tadi telat ya? lu kemana dulu tadi?" tanya Valdo khawatir.

"Lagi makan, Do. Makan nggak boleh sambil ngomong." Valle menoleh kearah Valdo yang telah duduk disampingnya.

"Lagian lu ngapain sih disini. Nggak lihat tuh pacar lu melototin kita dari tadi." tambah Valle.

"Sahabat Vall. Bukan pacar gue. Gue kan sukanya sama temen lu." Valdo mengedipkan matanya ke arah Aida. Membuat Aida tersipu malu.

"Dih, sok-sokan malu-malu kucing, biasanya juga malu-maluin lu, Da." ejek Lilis.

Bersambung....