Vallecia sedang menunggu bus di halte untuk pulang. Tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna hitam menghampirinya. Vallecia sudah tahu siapa pemilik mobil itu. Mobil hitam mewah itu adalah milik Arsya kapten club basket sekolah yang notabene-nya pacar Valle.
"Kog kamu disini sih, Vall? Emang tadi berangkat gak bawa mobil ya?"tanya Arsya yang masih berada di dalam mobil.
"Enggak," jawab Vallecia singkat yang membuat kening cowok didalam mobil itu berkerut karena bingung.
"Kenapa? Emang mobil kamu kemana?" tanya Arsya lagi.
"Mobil aku lagi dibengkel." jawab Vallecia.
"Yaudah naik ke mobil gih, aku anterin pulang." ajak Arsya.
"Enggak usah deh. Kamu kan harus pergi ke markas kamu. Pasti udah ditungguin sama temen-temen kamu. Nanti sampe rumah aku kabarin kamu. Makasih ya udah nawarin." jawab Vallecia sembari meninggalkan Arsya dan masuk kedalam bus yang barusan datang.
Valle dan Arsya memang pacaran. Tapi kata orang mereka nggak terlihat seperti orang pacaran. Entah, mungkin karena mereka yang jarang terlihat bersama. Valle bukan tipikal orang yang mesra di depan umum.
Tapi jangan salah, perasaan Valle ke Arsya sangat tulus. Valle sangat sayang Arsya. Arsya adalah tempat kedua Valle menaruh keluh kesah setelah Valdo. Bagi Valle, Arsya adalah tempatnya pulang dikala lelah. Valle tidak akan bisa kehilangan Arsya, Memikirkannya saja Valle tidak mau.
////****////
Vallecia sedang menonton TV di ruang keluarga dengan berbagai snack dan minuman dingin yang menemaninya. Valle menonton sebuah acara variety show yang sedang terkenal di Korea bahkan mancanegara, Running Man.
Tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi. Bi Ratmi yang saat itu belum pulang membukakan pintu rumah. Setelah pintu terbuka, terlihat lah sosok Valdo yang langsung berlari menghampiri Vallecia.
"Vall, kog lu gak bilang sih?" tanya Valdo.
"Karena lebih baik lu tahu sendiri dari pada gue yang kasih tahu" jawab Vallecia yang sudah tahu betul apa maksud adiknya itu.
"Vallecia, are you okay?" tanya Valdo untuk memastikan kondisi Vallecia. Valdo tahu saat ini perasaan kakaknya sedang tidak baik.
Valdo akhirnya tahu apa yang terjadi kepada Valle tadi pagi. Valdo juga menebak kalau alasan Valle datang terlambat kesekolah juga karena masalah ayah mereka.
"I'm okay, Valdo." jawab Vallecia. "Valdo...Apa ayah bahagia bersama keluarga barunya?"
"Sangat Vall. Vallecia juga harus restuin ayah, ya? Tadi ayah bilang kalau Valle marah sama ayah." jawab Valdo.
"Wajar dong Do gue marah ke ayah. Ayah kaya udah gak peduli sama Valle dan juga lu, Valdo. Ayah nyembunyiin hal sebesar ini selama setahun. Setahun tanpa berhubungan sama kita bahkan gak mengunjungi kita selama setahun ini dan tiba-tiba aja ayah udah punya keluarga baru, Do." ucap Vallecia yang sedang menahan air matanya agar tidak jatuh dihadapan Valdo.
"Mungkin lu bener Vall, dan gue setuju sama lu Vall. Tapi, Valle sayang ayah kan? Valle harus coba untuk mulai nerima ayah bahagia sama keluarga barunya, ya?" ucap Valdo yang memang memiliki pemikiran lebih dewasa daripada Vallecia.
"Terus tadi lu ngapain aja dirumah ayah? kog lama banget? Pulang sampai malem gini." tanya Vallecia yang mencoba mengalihkan pembicaraan agar tidak terbawa emosi yang lebih dalam.
"Cuma ngobrol-ngobrol doang kog Vall. Mama tiri kita baik loh Vall, Mika juga. Ayah tadi sebenarnya pengen ketemu sama Valle. Ayah bilang dia kangen sama Valle. Kapan-kapan lu ikut gue kerumah ayah ya?" Valdo menggenggam tangan Vallecia yang sedang menundukkan kepalanya karena tidak ingin Valdo melihatnya menangis.
"Enggak bisa Valdo...hiks...kalau Valle ketemu sama mereka semua...hiks...Valle takut bakal benci sama ayah juga keluarga barunya...hiks...Valle belum siap nerima semua ini...Ini terlalu berat buat Valle...hiks...hiks..."ucap Vallecia yang sudah terisak.
"Iya gue ngerti. Valle ketemu mereka kalau Valle udah siap aja, Valle bilang Valdo ntar biar gure anter kerumah ayah. Valle harus lawan semua rasa takut Valle. Valle nggak usah mikir yang nggak perlu dipikirin. okey?" ucap Valdo sembari mengelap air mata yang jatuh di pipi Vallecia dengan tangannya.
"Tapi gak dalam waktu dekat ini ya, Do? Valle bener-bener nggak siap tatap muka sama mereka." ucap Vallecia yang sudah sedikit tenang.
"Oke Vall gue paham kog. Makan malem yuk. Gue udah laper nih." ajak Valdo.
"Ya udah yuk. gue juga laper." ucap Vallecia sambil beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja makan yang diikuti Valdo.
Bersambung...