14 Maret.
Aroma kopi khas dan lilin aromateraphy yang dinyalakan oleh pemilik kedai kopi langsung menyergap penciuman Roselyn. Sebelum dia masuk ke kedai. Dia sempat melirik plang nama kedai kopi yang membuat Roselyn langsung berpikir keras. Butterfly Cafe.
Roselyn kemudian langsung mencari tempat duduk yang nyaman dekat jendela. Tak lama kemudian seorang pelayan datang menghampiri.
"Apa yang Anda mau pesan Nona?" seorang laki-laki muda datang membawa note kecil dengan pulpen.
"Aku pesan Americano!"
"Baiklah, apa ada yang lain?" tanya pelayan itu.
Roselyn memang belum makan apa pun, dia terlihat sedang memandang papan menu yang terpampang besar di depannya.
"Satu porsi croissant isi daging," jawab Roselyn sambil melirik ke arah meja sebrangnya. Seorang laki-laki nampak asyik membaca sebuah buku tebal.
"Baiklah Nona, pesanannya sebentar lagi akan diantar." Pelayan itu kemudian berbalik menuju meja pemesanan untuk menyerahkan hasil pemesanan Roselyn.
Roselyn baru pertama kali datang ke kedai kopi ini. Jadi dia merasa asing dan sedikit aneh dengan kedai kopi ini. Belum karena nama kedainya yang super nyentrik karena tidak seperti nama-nama kedai kopi pada umumnya, tapi suasana kedai ini memang terasa berbeda. Tidak banyak pengunjung, dekorasi interior yang terkesan suram.
Pandangan Roselyn yang sedang menyapu seluruh sudut kedai terhenti pada meja seberangnya. Laki-laki itu terlihat serius dengan bacaannya.
"Jam segini masih aktif membaca, kutu buku!" gumam Roselyn. Namun entah kenapa meskipun Roselyn menggumam dalam hati sepertinya dia mendengarnya. Laki-laki itu menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam. Matanya terlihat tidak bersahabat. Roselyn buru-buru buang muka dari tatapan pelanggan lain dari kedai kopi itu.
Pesanan Roselyn akhirnya datang. Satu piring croissant dan secangkir kopi sudah berada di atas mejanya. Kemudian Roselyn perlahan menyantapnya dengan pelan sambil terus mengawasi keadaan kedai itu.
"Maaf, apa kedai kopi ini buka selama 24 jam?" tanya Roselyn pada salah satu pegawai lain yang kebetulan lewat setelah membereskan meja yang sudah ditinggalkan pelanggan.
"Tidak Nona, hanya hari ini saja. Sekali dalam satu tahun," jawab pegawai itu ramah menjawab pertanyaan Roselyn.
"Apa? Sekali dalam setahun. Memangnya kenapa?" tanya Roselyn malah menjadi penasaran.
"Karena hari ini, bos kami khusus buka 24 jam dalam rangka acara rutin tahunan. Di setiap tanggal 14 Maret kedai ini akan buka selama 24 jam hanya di tanggal itu," jawab pegawai itu seraya pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.
"O-ya, terimakasih maaf sudah mengganggu pekerjaanmu," kata Roselyn kemudian membiarkan karyawan itu pergi.
'Jadi, aku datang kemari kebetulan kalau kedai kopi ini akan buka sampai pagi. Jadi aku tidak perlu berjalan jauh-jauh dari rumah Selena,' sungut Roselyn sambil mengunyah croissant-nya.
Buuuuk
Roselyn menoleh ke arah suara. Laki-laki kutu buku itu menutup buku tebalnya. Roselyn melirik wajah laki-laki yang berwajah dingin itu. Pandangannya kosong menatap jendela kedai. Seperti ada yang sedang ditunggunya.
Roselyn mencuri pandang laki-laki itu. Tubuhnya tinggi dan kekar, wajahnya lumayan tampan tapi Roselyn tidak tertarik padanya. Dia hanya penasaran dengan gelagat laki-laki itu. Kenapa di tengah malam ini dia duduk sendiri di kedai kopi sambil membaca buku tebal dan terlihat seperti sedang menunggu seseorang.
*** ***
Roselyn selesai menghabiskan kopi dan roti croissant-nya dan membayarnya di kasir. Setelah itu dia akan kembali ke rumah. Sudah satu jam lebih dia berada di kedai kopi itu. Dan sekali lagi Roselyn menatap laki-laki berwajah dingin itu yang masih dalam posisi sama.
Dengan langkah yang tergesa karena mulai gerimis Roselyn meninggalkan kedai kopi Butterfly. Sambil berjalan Roselyn melamun.
'Kopi dan rotinya enak, mungkin aku akan datang ke sana lagi kalau ada waktu.' Roselyn kemudian mengambil ponselnya di tas dan memberi tanda di catatannya. Tanggal 14 Maret.
'Aku masih penasaran dengan kedai itu, kenapa hanya buka 24 jam sekali setiap tanggal 14 Maret. Apakah itu tanggal istimewa. Mungkinkah itu tanggal lahir pemiliknya?' pikir Roselyn dalam hati.
Jalanan sepi tapi masih ada beberapa pejalan kaki, Roselyn tidak merasa takut untuk berjalan sendirian seperti ini. Roselyn kemudian melihat ada sepasang suami istri yang bermesraan di jalan. Mereka mungkin pasangan yang baru pulang dari suatu tempat.
Roselyn menjadi teringat Selena dan Sean. Apakah mereka sudah selesai bercinta? Apa Sean sudah pulang? Roselyn merasa tidak nyaman jika ada seorang laki-laki di rumah. Meskipun memang itu bukan rumahnya, tapi tetap saja Roselyn merasa tidak bebas melakukan apa pun di sana.
"Nona!"
Tiba-tiba ada suara perempuan tua yang mengagetkan Roselyn. Dia menoleh ke arah suara. Seorang nenek berdiri di belakangnya.
"A-apa kau memanggilku?" tanya Roselyn.
"Iya, aku memanggilmu," jawab nenek itu kemudian berjalan mendekat.
"Ada apa?" Roselyn merasa aneh dengan kemunculan nenek itu. Bukankah tadi nenek itu juga yang mengikutinya ketika hendak ke kedai kopi tadi.
"Aku ingin meminta bantuanmu," jawab nenek itu perlahan mengangkat wajahnya.
"Apa Nenek tersesat?" tanya Roselyn menatap wajah nenek itu yang sepertinya sedang kebingungan.
"Tidak Nona, aku sedang mencari cucuku di kota ini. Sudah berapa hari yang lalu aku datang ke kota ini untuk mencari cucuku," ucap nenek itu dengan suara bergetar.
Roselyn mendengarnya iba. Karena tengah malam seperti ini, dia berkeliaran mencari cucunya.
"Nenek ini sudah malam, kau tinggal di mana. Alamat cucumu di mana?" tanya Roselyn mencoba membantu.
"Aku datang dari tempat yang sangat jauh, cucuku tinggal di kota ini. Aku tidak bisa menemukan cucuku. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Dan dia pun sudah jarang menjengukku.Jadi aku datang ke sini untuk menemuinya."
"Di mana alamat cucumu itu?" tanya Roselyn lagi.
Nenek itu terlihat linglung, Roselyn menebak pasti nenek itu mengalami demensia. Dia tidak bisa mengingat dan sudah pikun.
"Kalau begitu, bagaimana kalau besok saja aku membantumu mencari cucumu itu. Selama ini Nenek tinggal di mana di kota ini?" tanya Roselyn.
"Kalau begitu, besok pagi aku akan menemuimu Nona, benarkah kau akan membantuku mencari cucuku?" tanya nenek itu membuat Roselyn serba salah.
"Kalau begitu, aku bisa meminta polisi untuk membantumu Nek, besok pagi aku harus bekerja," jawab Roselyn beralasan. Sebenanrya besok adalah hari libur. Tapi Roselyn yang merasa tidak mengenal nenek itu merasa cemas kalau nenek itu hanya seorang penipu.
"Bukankah besok hari Minggu. Aku bukan penipu, aku akan menemuimu besok di kedai kopi tadi jam 10. Bagaimana?" tanya nenek itu seperti tahu apa yang dipikirkan Roselyn dan sedikit memaksa.
Roselyn menjadi serba salah kalau menolak.
"Baiklah kalau begitu," jawab Roselyn. Dan belum sempat Roselyn mengucap beberapa kata lagi. Nenek itu kemudian berbalik dan pergi. Entah kenapa darimana datangnya, sebuah mobil sedan hitam menghampiri dan nenek itu masuk ke dalam mobil itu dan langsung pergi.
Roselyn yang masih terkejut dan tidak percaya dengan barusan yang terjadi. Kenapa nenek itu bisa muncul dan pergi tanpa memberikan penjelasan apa pun. Membuat Roselyn menjadi tambah bingung.
'Ah, aku bahkan tidak sempat menanyakan namanya,' gumam Roselyn.
*** ****