Suara hujan deras membangunkan Ron dari tidurnya. Dia melihat ke arah jendela besar dikamarnya yang tirainya sedikit terbuka. Langit sangat gelap, terlihat petir dan kilar yang datang bergantian.
"Diluar sedang hujan badai tuan. Apakah tuan merasa lapar?" Ron menengok ke arah suara itu berasal. Disana dia melihat butlernya sedang duduk di depan meja. Terdapat sebuah laptop dengan merk yang sama dengan tablet baru Ron "Aara." Beberapa tumpukan map memenuhi permukaan meja yang tersisa.
"Tidak paman. Apakah aku disuntik suplemen pengganti makanan lagi?" Perutnya tidak terasa lapar.
"Iya tuan, tadi saat saya kembali keruangan, tuan Ron sudah tertidur lagi. Sejam setelah itu, Dokter wendy datang lagi dengan ahli gizi untuk menyuntikkan suplemen. Sedangkan ahli gizi datang sebuhungan dengan keinginan tuan yang ingin makan." Paman Erik mulai melaporkan kejadian yang terjadi saat Ron tertidur.
"Lalu?" Tanya Ron.
"Menurut ahli gizi, paling cepat lusa tuan Ron baru bisa mulai makan. Akan tetapi rumah sakit akan mulai menyiapkan minuman hangat bernutrisi untuk tuan Ron. Selain itu ada dua pesan masuk dari WSD di tablet tuan Ron" paman Erik melanjutkan laporannya seraya berdiri, dan pindah duduk ke sebelah ranjang Ron. Matanya menatap Ron, seperti menunggu tuannya berbicara.
Hening.
Ron yang baru saja terbangun dan sebenarnya masih mengantuk berniat untuk tidur kembali setelah mendengar penjelasan dari butlernya. Hanya saja kalimat yang muncul dari paman Erik selanjutnya, membuat kantuknya hilang. Ron tau bahwa bentuk diam dari pamannya Erik menunjukkan bahwa dia menunggu penjelasan. Sebelum Ron tertidur tadi dia lupa mengunci tabletnya. Bukan Ron bahkan tidak terpikir sama sekali untuk merahasiakan perusahaan yang baru dibuatnya.
[Hei manusia. Kalau sampai ada manusia lain yang tahu atau curiga tentang keberadaan sistem. Kau akan mendapatkat kit Ultra Nostalgia Memori.] Suara Baal seperti malas menjelaskan. Ron yang mendegarkan suara itu memilih untuk menutup matanya. Wajahnya terlihat sangat tenang. Padahal, didalam hati dia sudah mulai mengumpat. Ultra? Bangsat! Iblis gila! Iblis bangsat! Setelah mengumpat dengan cepat di dalam hati, Ron menemukan ide.
"Paman Erik, apa kau bisa menjaga rahasia?" Ron menjaga nadanya senatural mungkin.
"Tentu saja tuan Ron. Nyawa saya untuk keluarga Pamungkas." Jawab paman Erik tanpa ragu.
Hening lagi.
Ron tidak langsung menanggapi penyataan paman Erik. Di dalam otaknya, Ron berusaha menyusun kalimat sebaik mungkin.
Sedangkan Erik yang memilih untuh menunggu penjelasan dari Ron mengingat kejadian beberapa saat lalu. Ketika Erik kembali ke ruangan ini, ia melihat LED di tablet menyala. Dia sengaja meninggalkan tablet itu didekat ranjang agar tuannya bisa mengambilnya jika dibutuhkan. Sayangnya dia melupakan hal yang sangat penting, tablet dan telepon genggam yang dibelikannya menggunakan program terbaru, dia takut tuannya tidak bisa menggunakan. Dia melirik telepon genggam yang tergeletak dimeja posisinya tidak berubah dan masih tidak menyala. Sepertinya tuan Ron hanya menggunakan tablet. Erik pun mengambil tablet dan memeriksa benda itu. Dia membuka riwayat penggunaan. Sepertinya tuannya banyak menghabiskan waktu di aplikasi browser saja. Erik ingin memastikan bahwa tuannya tidak mencari cara bunuh diri di internet. Erik teringat kalimat pertama tuan Ron saat sadar. Sembari menggelengkan kepalanya, Erik duduk di sofa yang ada agak jauh dari ranjang. Dia tidak ingin membangunkan Tuannya.
Erik membuka riwayat jelajah, dia menelusuri jejak yang dibuka tuannya. Dan betapa kagetnya Erik bahwa ia menemukan ada perusaahan terverifikasi di WSD atas nama tuannya. Bagaimana mungkin? Verifikasi WSD sangatlah ketat. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyiapkan dan mendaftar. Tapi apa yang dilihatnya sekarang? Bukan hanya perusahaan ini sudah terverifikasi dan menjadi perusahaan resmi yang valid, tuannya bahkan sudah melakukan transaksi di WSD.
Dalam ingatan Erik, Ronald Pamungkas bukanlah orang yang mengikuti perkembangan WSD. Erik bahkan percanya tuannya yang merupakan lulusan ekonom menganut idelisme traksaksi tradisional. Dimana traksaksi harus ditangani secara manual oleh manusia bukan oleh robot AI. Benar sekali WSD merupakan AI dengan otak terbesar di dunia. Seluruh pengoperasianya dilakukan oleh AI. Bahkan salah satu alasan tuannya Ron kehilangan sahamnya di tambang emas keluarga Pamungkas adalah karena dia tidak menyetujui perusahaan tambangnya didaftarkan ke WSD. Ronald Pamungkas adalah salah satu orang yang menolak keberaan Al. Dia merasa manusialah yang seharusnya memiliki kecerdasan tertinggi bukan AI.
Erik masih belum sembuh dari rasa terkejutnya tadi. Saat tuannya masih tertidur lelap, dia merasa gelisah tapi tidak berani berspekulasi. Dia hanya menunggu tuannya terbangun. Sekarang, mendengar pertanyaan tuannya, Erik makin merasa gelisah. Erik tidak menyangka ternyata tuannya masih meragukannya.
"Kau tau aku sangat membenci WSD kan paman?" Erik hanya mengangguk singka.
"Saat aku koma aku seperti bermimpi paman, aku bermimpi bertemu bunda." Ron membual dengan percaya diri. Dia membuat nada suaranya seperti orang sedih.
"Di mimpi itu bunda mengatakan padaku untuk hidup. Hidup.. Hidup menggantikan Bunda yang tidak punya kesempatan itu." Bullshit! Ron ingin mati, tapi mulutnya masih berbohong dengan fasihnya.
"Bunda juga mengatakan, bahwa bunda meninggalkan hadiah untukku. Kau tahu paman, mungkin itu bukannlah mimpi, mungkin itu hanyalah sisa – sisa kenangan saat bunda masih hidup. Tapi aku yang trauma karena kehilangannya memilih untuk mengunci seluruh kenangan itu."
[Hehehe manusia, kau ternyata punya bakat untuk berbohong dengan sangat baik. Hehehe.lihat muka manusia tua itu terlihat tersentuh!] Ron yang mendengat perkataan Baal membuka matanya secara perlahan, dan berganti melihat langit – langit. Dia fokus ke langit – langit kamar dan tidak menengok ke arah paman Erik.
"Paman, aku lalu mengingat hal itu kemarin saat bangun dari koma. Bunda pernah menghadiahkan ku sebuah perusahaan. Saat itu aku masih berumur 17 tahun. Dan bunda sudah mendaftarkan perusahaan atas namaku di WSD. Bunda mengatakan bahwa itu menjadi rahasia aku dan Bunda. Aku pikir Bunda hanya bercanda. Lagipula mana mungkin bisa mendaftarkan perusahaan tanpa sepengetahuan Ayah. Ayah juga tak pernah membahas tentang perusahaan itu. Lalu kau tau, aku masuk ekonomi dan mulai tidak menyukai WSD."
[Hahahaha. Ohh aku sangat menyukai drama manusia!] Baal terdengar seperti anak kecil yang sedang menontom pertunjukkan faforitnya.
Mata Erik mulai berkaca – kaca mendengar tuannya untuk pertama kalinya, menceritakan hal tentang ke dua orang tuanya setelah sekian lama. Erik berusah mencerna semua kejadian yang terjadi beberapa hari ini. Mungkin kah alasan tuannya memintanya membeli tablet yang tidak bisa disadap, karena dia ingin menjaga rahasia ibunya? Saat tuannya tersadar, dia bilang dia ingin mati.Itu berarti dugaan Erik kemarin tepat sasaran. Ronald Pamungkas ingin mati karena ingin bertemu keluarganya. Erik menatap tuannya terlihat sangat merindukan orang tuanya.
Erik mengambil tablet, lalu mengecek tanggal pendaftaran perusahaan itu. Dia berusaha mencocokkan cerita tuannya sembari mengingat ingat kejadian saat Ron berusia 17 tahun. Kalau benar Nyonya memberi perusahaan itu secara diam – diam itu artinya ada rahasia keluarga Pamungkas yang dia tidak tahu. Erik lalu mengingat lagi latar belakang Nyonya yanga pernah dilayaninya. Benar sekali jika melihat latar belakang dan koneksi ibunda dari tuan Ron itu, maka bukanlah hal yang mustahil jika tiba – tiba ada perusahaan terdaftar atas nama tuan Ron secara rahasia. Nyonya pasti punya alasan sendiri kenapa dia harus merahasiakannya saat itu, pikir Erik.