Pagi harinya, Zayyad baru memperoleh kesadaran nya kembali. Menjepit sepasang alisnya, ia masih merasa agak pusing. "Mimpi buruk itu sungguh merusak tidur ku" Gumam nya yang mengira kejadian semalam hanyalah mimpi buruk. Karena matanya masih sangat mengantuk, ia memilih untuk tidur lagi.
Merasakan ada benda yang bertumpu di atas perutnya, ia pun menyingkirkan benda itu. Tapi setelah di singkirkan, benda itu malah jatuh memukul lehernya.
Ia pun tersentak. Matanya terbuka lebar dan tangan nya terus menarik benda yang melilit lehernya. "Apa ini?" Karena suasana bilik yang gelap, ia setengah bangun untuk menekan saklar lampu yang dapat di jangkau dari tempat nya tidur. Lampu menyala dan ia dapat melihat benda yang di pegang nya dengan jelas. Itu adalah tangan!
'Ini tidak mungkin ada hantu di vila kan?' Batin nya. Jantungnya sudah berdetak kencang. Ia berusaha keras untuk tetap tenang dan berpikir logis.
Matanya dengan gugup menerawang ke langit-langit, lalu menyapu seluruh ruangan dan berpikir. 'Ini seperti bilik di kantor ku!' Kepalanya pun perlahan menoleh ke samping. Pemandangan seorang wanita berhijab yang sedang tidur menyambut nya.
"I-ni!" Ia menjatuhkan benda yang di pegang nya yang ternyata adalah tangan Alina. Menyingkir kan selimut, kakinya terus melompat turun dari kasur ke lantai. "B-bagaimana bisa wanita itu?" Kejadian semalam pun terus terulang di benaknya. Jadi itu bukan mimpi? Menyadari hal itu, ia mematung di tempat beberapa detik.
Lalu dalam keadaan yang masih tak bernyawa itu, ia berjalan kearah jendela besar dan membuka tirai nya. Cahaya matahari yang menembus kaca, terus menyentuh permukaan wajahnya. 'Kenapa aku konyol sekali? mengira semua ini hanyalah mimpi!' . Ia meraup wajahnya kasar dan menghela nafas berat. Sebelum wanita itu bangun dan mengacaunya lagi, ia harus cepat-cepat mandi. Melirik sekilas ke jam dinding, itu sudah pukul tujuh pagi.
'Tidak! Aku terlambat'. Zayyad terus berlari ke kamar mandi.
Alina yang masih tidur, merasa terusik dengan silau matahari yang mengenai wajahnya. Ia pun perlahan terbangun. Samar-samar matanya melihat, seseorang yang tidur di sampingnya sudah hilang. Tangannya menepuk tempat itu dan masih terasa hangat. "Ia baru bangun" Gumam nya, masih separuh mengantuk. Sayup-sayup ia mendengar air dari kamar mandi.
"Syukurlah! Tidak terlalu merepotkan" Ia sudah mengatur rencana semalam. Jika pria itu tidak sadar sampai besok, ia akan mencari Bakri untuk menyuruhnya mengurus bos besarnya yang tak sadarkan diri itu. Karena pria itu sudah sadar, ia tak perlu repot untuk mencari Bakri sepagi ini.
"Ah, semalam aku dapat tidur di bawah jam satu pagi. Apa aku perlu menelpon Maya untuk merayakannya?" Tangannya meraba-raba sisi kasur yang kosong. Menemukan guling, ia langsung memeluk nya erat sambil tersenyum dengan mata masih tertutup. "Ya, mari kita rayakan!" Sangat jarang baginya dapat tertidur cepat dan pulas seperti semalam. Padahal ia mengira akan bermimpi buruk karena nasib sial yang menimpanya kemarin.
Zayyad baru saja selesai mandi. Ia menjaga langkahnya agar tidak menimbulkan suara. Bisa kacau jika wanita itu melihatnya dalam keadaan seperti itu. Hanya handuk putih yang melilitnya sampai ke pinggang. Jika di vila, ia ada jubah mandi tapi tidak di sini.
Membuka lemari pakaian, ia mengambil kemeja hitam dan mengenakan nya. Gerakannya sangat cepat. Setelah semuanya sudah terpasang lengkap di tubuhnya. Ia mengambil dasi dengan corak bergaris abu-abu dan memakai nya.
"Tutup saja tirai nya!" Titah Alina, dengan mata setengah mengantuk. "Sangat silau, mengganggu tidur ku saja..." Keluhnya kemudian.
"Ini sudah pagi!" Zayyad bersyukur sudah berpakaian lengkap. Mengambil jas putihnya, ia mengenakan nya dengan sigap. Lalu berjalan kearah jendela dan menarik tirai nya kebawah.
"Aku akan tidur beberapa menit lagi"
"Nikmati waktu mu!" Itu lebih baik daripada ia bangun dan mengacau nya!
"Ah, sebentar!" Alina bangun dari tidurnya dan duduk dengan wajah tertekuk menahan ngantuk.
Zayyad yang sudah memegang gagang pintu, menghentikan langkahnya. "Ada apa?"
"Hoamm.." Alina menguap, lalu membuka matanya perlahan. "Bentar lagi aku mau mandi"
"Lalu?"
"Aku butuh pakaian ganti" Kata Alina dengan wajah yang masih mengantuk.
"Aku akan pulang ke vila dan mengambil beberapa pakaian mu" Di samping itu, ia memang harus kembali ke vila sekarang. Karena ada beberapa dokumen yang harus ia ambil di ruang kerjanya.
"Satu lagi!"
"Apa itu?"
"Ambilkan juga pakaian dalam ku!"
Zayyad terus tercengang setelah mendengar nya.
"Dan katakan pada nenek kalau keadaan ku baik-baik saja" Setelah mengatakan nya, Alina kembali berbaring. Memeluk guling nya erat, ia berkata. "Jangan lupa!" Ia mengangkat jari telunjuknya kearahnya untuk memperingatkannya.
"Em!" Zayyad mengangguk sambil tersenyum tertekan.
"Bagus! Kalau begitu aku lanjut tidur lagi"
___
Seorang pria berdiri dengan frustasi di ruang kerjanya. Tangannya dengan marah menyapu semua barang di atas meja kerjanya. Dan bahkan melempar vas bunga kecil ke lantai.
Prang!
Asisten pribadinya yang melihat itu terus melompat menjauh. Ia hampir saja terkena percikan api dari kemarahan bosnya.
"Pak Bara anda harus tenang!"
Dodi masih mencoba untuk membujuk bosnya lagi.
"Bagaimana aku bisa tenang? Kau lihat berita itu mengatakan apa? Zayyad kafa CEO dari PT Jaya Sejahtera mengangkat istrinya sendiri yang tak sadarkan diri menunjukkan bahwa ia sungguh tidak mengalami gynophobia seperti yang di kabarkan dan dia membuktikan bahwa tuduhan publik yang mengatakan ia gay jelas salah"
Prang!
Bara menendang meja kopi dan dua cangkir yang berisi teh tumpah, jatuh ke lantai dan pecah.
Dodi lagi-lagi harus berjuang menghindari nya. Terakhir ia menolak berbicara lagi. Sama sekali tidak berguna menenangkan tuannya di situasi seperti ini.
Bara sudah mengatur semuanya dengan sangat baik hari ini. Insiden terjebak nya CEO muda Zayyad dan istrinya itu adalah ia yang bermain di belakang layar.
Dia yang merancang kejadian tersebut dan mengundang banyak wartawan. Berharap dari insiden tersebut wartawan dapat meliput berita bahwa Zayyad sungguh takut pada wanita sampai tidak berkemampuan menenangkan istrinya sendiri di situasi seperti itu.
Dan pernikahan mereka hanya settingan untuk menepis rumor nya yang merupakan seorang CEO gay dan menderita gynophobia.
Tapi kenapa hasilnya justru tidak sesuai yang ia harapkan? Dan bahkan 5 orang bayaran nya yang sudah sudah susah payah ia tanam sebagai mata-mata perusahaan malah di ketahui oleh Zayyad dan mereka semua di pecat.
Zayyad saudara sepupunya itu, apakah sungguh ia sudah pulih dari ketakutan nya pada wanita?
"Tidak! Huh..itu tidak mungkin kan? Pasti ada yang di sembunyikan oleh sepupu bodoh ku itu"
Bara sama sekali tidak percaya kalau Zayyad sungguh sudah pulih dari phobianya itu. Merekatumbuh besar bersama. Ia mengetahui dengan jelas, betapa Zayyad sangat susah bersikap seperti pria pada umumnya.
Dulu pada masa mereka SMA, saat itu mereka dalam lingkaran sekolah yang sama. Tepat pada pesta malam perpisahan sekolah. Semua pria pada umumnya memilih berdansa dengan para gadis. Tapi Zayyad memilih bersikap dingin dan menjauh. Bahkan ia pulang cepat malam itu.
Dulu ia beserta yang lainnya sama sekali tidak tau kenapa Zayyad bersikap seperti itu. Dan semua hanya mengira sepupu nya itu angkuh dan sombong. Sampai suatu hari, ia tak sengaja mendengar percakapan antara kakek dan Zayyad. Kakeknya itu mengatakan Pada Zayyad bahwa ia harus berubah, ia tidak dapat menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO jika terus takut pada lawan jenis.
Karena dunia pekerjaan itu pastinya memiliki lingkaran hubungan yang luas, baik itu pria atau wanita. Dan akan sangat sulit bekerja sama jika ia tidak dapat menghilangkan phobia nya terhadap wanita.
Detik itulah ia tau bahwa sepupu nya itu memiliki ketakutan khusus pada wanita. Dan itu sama sekali belum hilang sampai ia menjadi CEO pengganti ayahnya, phobia nya itu belum sembuh. Bara yang haus akan posisi itu, mencoba banyak cara untuk merebut tempat itu dari sepupunya.
Tapi sayangnya Zayyad bukan mudah untuk di jatuh kan.
"Dodi"
"Iya pak!"
"Saya mau kamu selidiki latar belakang kehidupan istri Zayyad Kafa"
Apapun itu, kunci kegagalan nya hari ini adalah wanita itu. Seandainya ia tidak ada, mungkin perusahaan itu sudah jatuh di tangannya. Dan ia juga sangat penasaran, seperti apa wanita yang berhasil menyembuhkan phobia seorang Zayyad terhadap wanita?
Drtt.. ponselnya berdering. Bara melihat nomor yang tertera, ia merasa malas mengangkat nya. "Halo"
"Bagaimana ini pak Bara, karena mengikuti arahan dari anda, media kami mengalami kerugian besar" Ucap seorang manajer 'Roxa' yang memutuskan untuk mengikuti arahan darinya beberapa hari yang lalu. Mereka adalah salah satu media yang di laporkan oleh Zayyad atas tuduhan pencemaran nama baik. Karenanya mereka bersedia bekerja sama dengannya kemarin untuk balas dendam terhadap Zayyad.
"Salahkan kinerja para karyawan anda yang tidak profesional! Jika mereka cukup mengerti situasi, seharusnya hal seperti itu tidak akan terjadi"
"Tapi pak-"
Tap! Bara memutuskan panggilan. Ia terlalu malas untuk mengurusi kesialan orang lain. Karena ia sendiri juga merasa sangat sial.
___